"Baru pindah ke sini ya Mba?" tanya Ibu Rina, salah satu warga dari Komplek Wagena. Bermaksud menyapa penghuni baru disalah satu rumah yang sudah kosong di Komplek Wagena.
"Iya Bu, baru pindah ke sini." Jawab wanita itu, sepertinya ia lebih muda dari Ibu Rina.
"Begitu ya, saya Rina, rumah saya diujung sana," ucap Bu Rina mengajak berkenalan, lalu menunjuk ke rumah yang berjarak 4 rumah dari rumah tetangga baru itu.
"Saya Wita, Bu."
"Selamat datang di Komplek Wagena ya Mbak Wita, semoga nyaman ya tinggal di sini." Ucap Bu Rina sembari tersenyum sebelum ia pergi.
"Iya, Bu."
>>
"Bu Rina, kita ada tetangga baru ya?" tanya wanita paruh baya yang biasa dipanggil, Bu Leni.
"Iya, Bu. Anak-anak perempuannya cantik semua." jawab Bu Rina yang tampak antusias dengan pertanyaan yang diajukan Bu Leni.
"Udah liat anaknya, Bu?" tanya Mbak Sari, penjual gorengan, yang rumahnya selalu menjadi tempat berkumpul ibu-ibu komplek setiap sore hari.
"Udah, Mbak. Putih semua anak-anaknya." "Tapi..." Bu Rina terdiam setelah menyambung ucapannya, membuat para ibu-ibu lain yang berkumpul di depan rumah Mbak Sari memiliki rasa penasaran atas ucapan Bu Rina yang belum ia lanjutkan.
"Kenapa Bu Rina?" tanya Bu Leni, pertanyaan itu mewakili semua isi hati ibu-ibu yang berkumpul di depan rumah Mbak sari.
"Ada satu anak perempuan dari dalam rumah itu, tatapannya sayu banget, kulitnya hitam."
Semua ibu-ibu yang berkumpul di depan rumah Mba Sari, saling menatap satu sama lain, tatapan itu menyimpan banyak omongan yang tak terucap oleh mulut mereka.
>>
"Teman barumu ya Lan?" tanya Afny kepada sang adik yang tengah asik bermain bersama teman-temannya di teras rumah.
>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Mana yang Harus Ia Perbaiki?
Teen FictionCerita ini ditulis untuk selalu mengingat anak kecil yang sebelumnya tak pernah diketahui dan dikenali oleh penulis, sampai pada akhirnya penulis mengetahui cerita tentang seorang anak perempuan dari teman dekat yang bernama Afny Dwi Sahira. Senang...