𓆩 𝐑AHVAN? 𓆪

249 35 20
                                    

Sebulan telah berlalu semenjak kisah yang baru dimulai oleh dua hati yang terpisahkan dan sebulan sejak perpisahan penuh janji itu. Vaishnavi yang sedang bersiap menyambut perayaan holi kini hanya tersenyum menunggu rambutnya selesai dihias oleh Prabha.

"Apa kau ingin menggunakan payal ini lagi, Rajkumari?"

Vaishnavi melirik kearah pantulan cermin dihadapannya, Prabha menunjukkan sebuah gelang kaki. Ya sebuah, tidak sepasang. Vaishnavi menganggukkan kepala nya.

"Tapi hari ini adalah perayaan, tidak mungkin kau hanya menggunakan satu payal saja", Prabha menatap bingung kearah gadis ini yang hanya tersenyum mendengarkan nya, Prabha bergerak ke perhiasan lain, "Haruskah aku mengambil satu payal lainnya sebagai pelengkap?".

" Tidak perlu", Vaishnavi berdiri mengambil satu payal yang berada dalam genggaman pelayannya. Di usapnya pelan payal itu mengingat kembali saat dimana salah satu payalnya yang diambil oleh kekasihnya. Arjuna pernah berkata, tidak masalah jika Vaishnavi berada jauh darinya yang terpenting salah barang yang menjadi ciri khasnya ada bersamanya itu saja sudah cukup untuk menemani dan merasakan kehadiran gadis kecil yang menjadi kekasihnya itu.

Gelang kaki memang bukan lah suatu hal yang spesial, tidak untuk gelang kaki ini. Sepasang gelang kaki ini adalah perhiasan kaki yang dibuat langsung oleh ayahnya, Vaishnavi tidak pernah melepaskan bahkan memperbolehkan orang-orang untuk mengambilnya. Dan Arjuna tau akan hal itu, karenanya ia mengambil salah satu gelang kaki itu dan Vaishnavi untuk pertama kalinya tidak masalah jika ada orang lain selain dia bisa menyentuh gelang kesayangan nya. Sebagai gantinya, Arjuna memberikan sebuah cincin kebanggaan nya yang diberikan ayahnya Pandu, saat ayahnya masih hidup.

Dan kini keduanya memiliki masing-masing barang yang merupakan suatu barang yang sangat berarti untuk kehidupan mereka.

Vaishnavi melirik sebuah kalung yang berhiaskan cincin milik pria itu. Dan tersenyum dalam hati berkata lirih, dengan cincin itu kehadiran pria itu masih sangat terasa didekatnya.

"Baiklah, kau sangat menyayangi itu rupanya walau satunya telah menghilang", Vaishnavi terkikik saat mendengar ucapan itu, dia menoleh kearah sahabatnya dan menggeleng pelan tidak setuju "Prabha, ini tidak hilang. Hanya saja satunya sedang berada di tangan yang tepat".

Prabha yang mengernyit kan dahi bingung dan melengos pergi setelah berpamitan karena harus melakukan pekerjaan lain. Vaishnavi hanya berdiam diri menikmati waktu dengan memegang kalung polos di lehernya yang menjadikan satu-satunya perhiasan yang bertengger indah dileher jenjangnya. Dan sebuah payal yang hanya terpasang indah disebelah kakinya dan membiarkan sebelahnya lagi kosong.

Subadra masuk menggunakan lehengga putih berukiran emas menatap keponakan nya untuk kesekian kalinya menatap jauh di sekitaran jendelan dengan jari yang menggenggam kalungnya. Subadra tau cincin yang terpasang di kalung itu milik siapa dan juga tau kemana hilangnya satu gelang kaki kesayangan nya.

Subadra hanya memperhatikan dari belakang lekuk tubuh gadis ini, Subadra tidak bisa mengutarakan dengan kata-kata untuk menjelaskan rupa dan wujud keponakan nya yang tidak nyata dengan perhiasan minim dan lehengga merah muda dan putih sangat pas dengannya, menambah kecantikan nya yang tidak terbantahkan. Subadra berdehem pelan menyadarkan gadis itu dari lamunannya sebelum akhirnya mendekat.

"Aku sudah menawarkan mu untuk meminta seseorang membawakan lukisan nya, agar kau tidak begitu merindukan nya disaat masa hukuman ini berlangsung".

Vaishnavi mengahadap kearah bibinya yang cantik, "Aku tidak perlu lukisan itu. Aku tidak menginginkan sebuah lukisan Rajkumar Arjuna yang hanya terlihat dalam lukisan yang penuh warna. Yang aku inginkan adalah melihat Rajkumar Arjuna secara langsung, dan memuja ketampanan dan keterampilannya. Lagipula, dengan penampilan nya yang berpakaian brahma saja sudah cukup untuk ku".

‹ 𖥔 ࣪ ARJUNA'S PRIYA ᥫ᭡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang