"Bhabi, kau sebaiknya beristirahat. Kau tidak ada tidur dari kemarin"
Matahari kini telah berada dipuncak, dan sudah semalaman seluruh anggota Dwaraka hanya menunggu dengan was-was. Adapun Subadra serta Revati yang berusaha membujuk Rukmini untuk tidur mengingat istri kesayangan Krishna ini terjaga semalaman menunggu putrinya, bukan berarti yang lain tidur dan meninggalkan Rukmini sendirian. Beberapa tertidur namun tidurnya terganggu dengan perasaan tidak tenang.
"Tidak Subadra, aku akan tidur jika aku telah memastikan bahwa Putriku baik-baik saja".
Rukmini hanya terduduk di dekat jendela memandang ke gerbang berharap baik suaminya dan saudara iparnya atau salah satu putra nya berhasil menemukan dan membawa pulang putrinya. Ini adalah waktu terlama baginya ketika harus berpisah dari Vaishnavi. Sedari kecil, ia tidak pernah berpisah berjam-jam lamanya.
"Setidaknya makan lah terlebih dulu, jika kau jatuh sakit saat dia kembali. Aku yakin dia pasti sangat marah karena kau tidak menyentuh makanan sedikit pun" Revati mendekati nya membawa beberapa makanan, Rukmini hanya diam tidak menghiraukan. Subadra dan Revati saling menatap khawatir.
Dengan pelan Subadra menyentuh bahu iparnya, "Bhabi, ku mohon makan lah walau sedikit".
"Bagaimana bisa aku makan di saat aku tidak tau bagaimana keadaan putriku, apa dia selamat dan baik-baik saja, apa dia sudah makan mengingat dia hanya makan sedikit sebelum berpergian kemarin". Rukmini merasakan sakit saat mengingat kemarin membiarkan putri nya pergi begitu saja, andai dia bisa menahan atau menemani nya mungkin putrinya tidak akan diculik iblis yang mengerikan seperti itu. Ia melirik kearah kedua iparnya yang menunduk, perasaan tidak enak melandanya kerana bukan hanya mereka tapi hampir semua seluruh wanita disini telah membujuknya, Rukmini berdiri dan melangkah untuk menduduki kursi panjang didepan tempatnya tidur, "Baiklah, aku akan makan setidaknya aku harus menghargai usaha kalian. Dan kalian benar aku harus makan agar putri kecil itu tidak marah".
Subadra dan Revati tersenyum dan segera mendekati iparnya, memberikan makan dan minum. Sesekali mereka akan berbincang kecil untuk mencairkan suasana agar tidak begitu terbebani dengan rasa kosong yang hinggap dihati mereka mengingat putri mereka belum juga kembali.
Sebuah ketukan di pintu menarik perhatian ketiga wanita itu, Rukmini sang pemilik ruangan berdehem dan memperbolehkan siapapun yang mengetuk untuk masuk. Terlihat pelayan yang sangat mereka kenali sebagai kepala pelayan yang melayani putri mereka, Prabha.
Prabha menundukkan kepala, walau perasaan bersalah masih ada dan dirinya telah di maafkan tapi tetap saja dia merasa tidak bisa di maafkan karena membiarkan Rajkumari kesayangan Dwaraka di bawa pergi dengan paksa begitu saja, "Salam yang mulia Dwarkadhesswari, yang mulai Maharani, yang mulia Rajkumari".
Ketiganya hanya menganggukkan kepala menunggu Prabha untuk berbicara lebih lanjut.
”Penjaga yang menemani Dwarkadheesh Shree Krishna telah datang dan membawa sebuah perintah untuk membuat persiapan kecil menyambut Rajkumari Vaishnavi"
Rukmini berdiri dan mendekati Prabha dengan mata melebar namun senyuman yang tidak tertahankan, "Apa yang kau ucapkan itu benar, apa putriku akan kembali sekarang?"
"Itu benar yang mulia, dan kami diperintahkan untuk memberitahukan mu untuk segera memulai persiapan penyambutan".
Rukmini segera bergegas menyuruh Subadra dan Revati untuk membantunya mempersiapkan segalanya, namun belum ketiganya melangkah untuk memulai ── suara Prabha kembali terdengar.
"Bukan hanya menyambut kepulangan Rajkumari Vaishnavi, tapi juga menyambut kedatangan Suaminya".
Rukmini terdiam dan melihat kearahnya dengan tatapan kosong. " Apa maksud mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
‹ 𖥔 ࣪ ARJUNA'S PRIYA ᥫ᭡
Romance☪︎⋆ Didalam tulisan takdir, tidak ada yang dapat mengetahui bagaimana jalan hidup masing-masing diri. Bahkan setiap pertemuan akan menjadi garis takdir dalam perjalanan, lalu bagaimana jika takdir seorang putri cantik jelita keturunan Yadav ini ter...