“Jadi bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya Rodolfo pada Rara.
Rara yang masih duduk di tempat tidur menikmati makanannya sambil mengutak-atik komputernya.
"Biasa saja" jawab Rara singkat.
Rodolfo memperhatikan aktivitas Rara, dia bahkan belum pulih sepenuhnya mengingat lukanya yang cukup parah, tapi bagaimana mungkin anak ini sudah mulai bekerja dan berpura-pura normal seolah-olah selamat dari kematian adalah 'biasa' baginya.
"Lebih baik kamu fokus pada pemulihan dirimu dulu sebelum bekerja" Rodolfo segera menutup laptop Rara dan menyingkirkannya.
Rara hanya diam ternganga.
"Oh ayolah..... Aku lelah berbaring dan duduk, aku harus melakukan sesuatu" keluh Rara.
"Bagaimana kalau jalan-jalan untuk menghirup udara segar?" Rodolfo memberi saran.
"Lupakan saja, berbaring lebih baik" Rara langsung berbaring.
Dia sangat malas jika harus berjalan, kecuali dia digendong, Rodolfo hanya memancarkan senyum geli melihat kelakuan Rara seperti itu.
"Besok setelah misi selesai Price dan Laswell akan menjemputmu, jadi sebaiknya hari ini kau habiskan saja waktumu untuk beristirahat"
"Akhhh.... mana mungkin aku akan tiduran seharian lagi, bisa mati aku gara-gara itu!, arghhhhh!" Rara frustasi, dia sudah muak tiduran selama 2 hari, dia tidak sanggup tiduran lagi.
"Makanya aku mengajakmu jalan-jalan kan? Kita sudah beli kursi roda supaya kau bisa jalan-jalan dengan nyaman".
Rara langsung menatap Rodolfo dan berkata "Wtf??, kenapa tidak dari tadi'
Rodolfo terkekeh melihat ekspresi Rara, menurutnya Rara memang imut, bisa mengekspresikan berbagai ekspresi pikirannya tidak mudah ditebak sama seperti kelakuannya, manis sekali.
"Jadi kau mau jalan-jalan?" tanya Rodolfo lagi.
"tentu saja aku mau" jawab Rara pasrah.
Tanpa basa-basi lagi, Rodolfo langsung menggendong Rara ala bridal style, membuat Rara refleks menoleh dan mengalungkan lengan di leher Rodolfo.
"Tunggu! Kukira kau akan membawa kursi roda ke sini!" Rara histeris sekaligus malu.
Rodolfo tertawa kecil melihat reaksi Rara, ia berusaha menutupi wajahnya karena malu dilihat oleh anggota Vaqueros yang lain, ada beberapa anggota Vaqueros yang sengaja menggodanya agar Rara semakin malu.
" *whistle* Cómo estás señora?, how do you feel?"
"Morning princess"
"Better hold tight, atau Rudy akan melemparmu"
Anggota Vaqueros terbahak melihat wajah Rara yang mulai memerah jujur saja menggoda Rara adalah hal lucu bagi mereka, apalagi anggota Vaqueros Semuanya adalah Pria, jadi melihat 'perempuan' adalah hal imut karena mereka merasa seperti memiliki adik perempuan.
"Diamlah! Aku akan memukul kalian jika menggodaku lagi!" Rara memasang wajah galak.
Hal itu justru di tertawakan kembali, karena ekspresi galak yang Rara tunjukan bukan menyeramkan, tapi seperti ekspresi anak kucing yang berusaha terlihat galak.
Rodolfo segera membawa Rara ke kursi rodanya sebelum terjadi perang dunia.
"Kemana kita?" tanya Rara.
"Well berjalan jalan menghirup udara segar, kau belum pernah menjelajahi markas ini kan?"
"Pernah, ketika mencari jalan keluar untukmelarikan diri dari SC (shadow company)" Rodolfo terdiam sesat dan kemudian hanya mendorong kursi roda Rara.
Mereka berjalan ke beberapa tempat dan Rodolfo menjelaskan beberapa hal pada Rara ketika Rara menanyakan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
★We Are Familly★ || TF 141 || CoD fanfict
Разное"Apakah kalian akan tetap merawatku jika aku seekor bunglon?" Pertanyaan Rara itu membuat Price, Ghost, Soap, dan Gaz menatap ke arahnya "Pertanyaan macam apa itu?, untuk apa merawat bunglon yang tidak berguna?" Ghost "Tentu saja aku akan merawatmu...