Meeting is A Must

2 0 0
                                    

What A day


POV Alexander

"Hanya karna saham kita meningkat dalam 1 minggu ini tidak Menjamin akan terus naik, harga emas semakin meningkat dan harga dollar semakin turun setiap menitnya. Pertanyaannya bukan cuma apakah tapi juga bagaimana solusinya; complain dari konsumen dapat berubah setiap saat", aku menjelaskan dan mengamati setiap leader leader cabang perusahaan; setiap dari mereka adalah orang orang yang dipercaya oleh papaku sebagai penanggungjawab hotel dibawah perusahaan ini, yang semenjak 1 tahun yang lalu diserahkan kepadaku. Meskipun aku sudah terjun kedunia bisnis semenjak usia 20 tahun; dan memiliki perusahaan dibidang pariwisata, perusahaan papa adalah tanggung jawab baru bagiku, semenjak papa pensiun. Apalagi ditambah Xander memutuskan menjadi dokter dan tidak melanjutkan perusahaan papa; katanya papa dan mama Sudah saatnya menikmati uang hasil kerja keras. Sekarang masanya aku dan Xander bekerja keras. "jadi dimanakah kemampuan yang dibanggakan oleh papa saya? Apakah karna saya bukan direktur utama dari awal, sehingga saudara-saudari memutuskan untuk menyepelekan tanggung jawab yang saya telah berikan?" Aku menatap tajam kepada manajer utama salah satu hotel. "Apalagi ada beberapa hotel yang kita sedang Bangun bersamaan dengan mall dengan harapan menarik konsumen, tetapi sudah 1 tahun tidak ada bukti nyata perkemangan pembangunan. Bila perlu saya dapat memberhentikan saudara-saudari dengan yang lebih kompeten dibidangnya". Rasaya aku akan Darah tinggi sejak muda karna mereka.

Sudah lah, mengancam tidak mengubah segalanya, kalau gak karna papa.. aku sudah gantikan semua tetua ini dengan yang lebih mampu. Tapi setiap orang diruangan ini adalah teman dan saudara yang mau membangun perusahaan ini bersama papa dari nol dan melalui up and down. "Sekian meeting hari ini, tolong segera komunikasikan kepada seluruh karyawan yang bersangkutan, saya beri waktu 6 bulan; dalam 6 bulan bila tidak ada perubahan; saya mohon maaf karena saya akan memastikan setiap dana yang sia sia keluar akan menentukan pemegang kursi yang bersangkutan; sekian dan terimakasih" aku langsung berdiri menuju ruanganku, setelah 2 jam didalam ruangan rapat melihat wajah tertunduk. Untung saja hari ini aku dengan sengaja mendadak mengadakan rapat; jadi mereka tidak bisa mengubah data dengan sengaja; apalagi semenjak papa memberi perusahaan ini, aku dengan sengaja mengawasi dan memastikan tidak ada oknum nakal yang sengaja menjatuhkan perusahaan yang papa bangun dengan darah dan keringat.

"Will you stop that bro, you keep doing it since you finish your meeting" Landon menatapku kawatir dan jengkel secara bersamaan, melihat Landon yang kembali menatap laptopnya dengan serius dan aku kembali menarik nafas panjang. "Oh come on, what is it? What do you need bro, just say it and please stop doing that!!!" Landon dengan frustasi menatapku. "You know, I miss our college day these days, meeting ini penting tapi setiap orang didalam ruangan tadi - yang rata rata usianya sudah 1/2 abad - tidak memiliki pandangan yang sama dengan aku" aku membaca laporan keuangan bulan November sambil menjawab landon. "Bro, kayaknya you need something new, biar gak stress terus. It's like when you're stress, everyone on this planet feels the effect of it"; "I need drinks, that's what I need, and you will come with me tonight". "What a day, right? You make a plan reservasi cafe untuk healing karyawan tapi you yang tambah stress setelah meeting hari ini". Yeah... what a day it is my friend.

At the restaurant. 21.50 p.m

"You need to stop that, I mean it!!" Aku dengan suara Landon dari jauh, saat aku menuju kesana yang aku lihat salah satu karyawanku yang sudah paruh baya berusaha kabur, dan disebelah Landon aku melihat Xander menolong wanita muda yang sepertnya terluka. "Ada apa ini?, Bapak Wicaksono?" Aku menatap Bapak yang terlihat kaget dan berusaha menjelaskan dengan terbata bata, "Bapak mabuk?" Aku memastikan, "gak pak Alex, saya sadar dan wanita itu yang berusaha merayu saya, saya bahkan sudah menjelaskan bahwa saya sudah beristri." Sambil menunjuk wanita yang duduk dijalan aspal. Terlihat dari penampilannya sepertinya bukan karyawanku dan terlihat sangat muda, ada sedikit bekas air mata dan wanita itu terlihat ketakutan. "Landon? Xander? Can you explain it to me?". "He touches her" Xander menjawab singkat Sebelum kembali fokus memeriksa Wanita tersebut. Aku menatap Landon memastikan dan melihat Landon mengangguk pelan. "Bapak, tolong ke ruangan saya besok saat Bapak sudah sadar, sekarang Bapak segera pulang pak". "Xander?" Xander menoleh dan mengangguk sambil membantu wanita tersebut berjalan menuju cafe; "thankyou bro" aku menoleh Landon yang menepuk pundakku ringan sambil berjalan menuju cafe. What a day indeed.

Dari jauh aku mendengar suara Wanita tertawa lembut, aku menoleh ke arah pintu depan Cafe dan melihat 2 wanita berjalan keluar. Sepertinya berusia 20 tahun-an, enaknya jadi anak muda yang tidak perlu kawatir akan hal hal seperti reputasi perusahaan. Semakin aku berjalan menuju cafe, aku menyadari salah satu wanita muda tersebut terlihat menoleh kekanan dan kiri, refleks aku ikut mencari apa yang membuat Wanita muda tersebut terlihat kebingungan. Saat aku menoleh ke Wanita muda tersebut, dia terlihat menyerah dan kembali fokus pada temannya yang bercerita. Saat aku melirik kearah sudut cafe diseberangku, aku melihat seorang laki-laki memakai hoddie menatap wanita muda itu dari kejauhan; itukah yang membuat wanita muda tersebut terganggu? Siapa wanita muda itu sampai ada laki-laki menatap tajam dari gelap atau lebih tepatnya, apa yang membuat seorang laki-laki berada dibayangan sambil menatap wanita muda tersebut?

Sebelum aku berjalan menuju wanita muda tersebut, ada telpon yang membuatku tersadar, "yes?"; "Alex, her name is Gina", "who?". "Wanita yang tadi diserang Bapak W, namanya Gina. Dan dia meminta pertanggungjawaban". "give her our card name, and thankyou bro" aku menutup telpon, melihat 2 wanita tersebut memasuki mobil dan berjalan menuju mobilku untuk pulang.

Unknown POV:

I miss you Vee, senyummu dan tatapanmu, just wait a little longer my love

Penny For Your ThoughtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang