Sudah dua tahun berlalu dan semuanya tetap sama Rubi dan Celia hidup dalam ketidakpastian kapan orang-orang yang mereka cintai terutama kedua suami mereka kembali. Kedua gadis itu sudah menunggu selama dua tahun dan jujur mereka sudah ragu para pangeran dan keluarga kerajaan akan kembali menemui mereka, bahkan kedua gadis itu sudah pasrah jika mereka sudah ditinggalkan.
Rubi dan Celia sekarang makin sibuk bahkan mereka bisa dibilang jarang berada di rumah karena lebih sering melakukan kegiatan di luar rumah, misalnya saja Rubi yang sering diundang untuk menyaksikan peragaan busana atau menemui klien yang akan bekerja sama dengannya, baik dalam bisnis fashionnya atau bisnis anggurnya. Rubi bahkan sering melakukan acara fashion show untuk amal yang semua pendapatannya dia sumbangkan pada museum-museum di Korea dan untuk kebutuhan pendidikan di Korea. Sedangkan Celia juga sibuk dengan kuliahnya yang sudah ditahap mengerjakan tugas akhir, selain itu dia sekarang menjadi pencipta lagu di bawah naungan agency besar Korea dan lagu-lagunya selalu menjadi rebutan dari idol sampai solois ternama Korea. Selain itu kakak beradik ini sejak satu tahun yang lalu sering mengunjungi museum-museum terutama museum yang menyimpan peninggalan Kerajaan Joseon, seperti sekarang ini keduanya sudah dari pagi mengelilingi museum itu padahal sudah berkali-kali mereka datang dan melakukan kegiatan yang sama sampai-sampai petugas museum mengenali mereka.
"Oh, Nona Rubi dan Nona Celia datang lagi?" ucap salah satu petugas resepsionis di museum itu dengan ramah tapi ada sedikit nada heran.
"Iya, kami dengar ada lukisan baru benar ya?" tanya Celia penasaran
"Benar Nona, baru datang kemarin sore sebelum museum ini tutup. Lukisan yang tiba-tiba ditemukan seorang petani yang akan mencakul sawahnya dan cangkulnya tiba-tiba seperti mengenai sesuatu yang keras ternyata saat dia gali ada satu peti panjang yang berisikan dua lukisan besar yang anehnya maih utuh dan tidak rusak sama sekali hanya memang sedikit usang," cerita resepsionis itu menggebu-gebu.
"Kami akan melihatnya." Celia langsung menarik Rubi yang gelagapan karena tidak siap ditarik secara mendadak oleh sang adik.
"Terima kasih infonya Nayeon-ssi," teriak Rubi yang sudah ditarik masuk oleh Celia.
"Sama-sama Nona," jawab Nayeon si resepsionis cantik itu dengan senyum lebarnya.
"Cel, santai kau ini ingin tau apa?" Rubi bertanya pada sang adik dengan susak payah karena tarikan sang adik buru-buru seperti mengejar pengumuman lotrei.
"Ini kak yang aku ingin tau," jawab Celia sambil matanya berkaca-kaca melihat dua lukisan besar dihadapannya.
Rubi mengikuti arah pandang Celia dan bisa gadis itu lihat dua lukisan tua berukuran besar yang sudah dimasukan pada pigura raksasa, tapi bukan itu yang menyayat hatinya melainkan gambar dua orang pria tampan berpakaian khas Kerajaan Korea era Joseon yang sedang menunggangi kuda membuatnya sama juga ingin menangis. Rubi dan Celia melihat kedua lukisan itu dengan derai air mata penuh kerinduan bahkan Celia sudah sesenggukan sambil berlutut memeluk tiang pembatas antara pengunjung dan artefak membuat suasana sepi museum mendadak menjadi penuh isak tangis.
Rubi ikut berlutut memeluk adiknya menyandarkan sang adik pada dadanya mencoba memberi kekuatan untuk sang adik walaupun dia sendiri juga sakit dan tersiksa tapi dia harus kuat. "Cel, kita harus kuat kita harus bertahan walaupun kita ditinggalkan oleh mereka atau mungkin mereka melupakan kita, kita harus kuat bahkan lebih kuat dari yang dulu." Rubi melepas pelukannya dan menyeka air mata Celia. "Kamu masih punya kakak dan kakak hanya punya kamu jadi ayo kita saling berpegangan tangan untuk menguatkan satu dengan yang lain." Celia mengangguk setuju dengan kata-kata sang kakak dan mereka berpelukan lagi.
Saat semua nya sudah tenang mereka duduk di kursi yang memang disediakan di depan dua lukisan itu. "Suami-suami kita memang tampan ya kak." Rubi tertawa kecil dengan celetukan sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILA || Noren (End)
FanfictionCerita ini mengandung adegan dewasa 21+ dimohon para readers yang masih dibawah umur bisa melewati cerita ini. Terima kasih... Ketika cinta, kasih sayang dan persahabatan mengalahkan kegelapan dan kejahatan. Rubi dan Celia anak yatim piatu yang haru...