Setelah mereka seharian berlibur di Rumah. Keesokan harinya mereka akan melakukan ujian kenaikan kelas, dan Heeseung, Jungwon ujian kelulusan.
Mereka bertujuh sudah belajar ya dari Sabtu sore sampai Minggu pagi, kecuali Riki, tu anak baru belajar dari Minggu pagi doang.
Isha mewing🤸♀️
|oy
|Sunoo
|bangun g lu
|atau ga gw dobrak pintu kamar luIYA IYA|
SIAP TUAN PUTRI||y
|jangan lupa sarapan, nanti pas ujian ngantuk lagi
|terus g naik kelasHEH|
ketikan lu|
pengen ditabok yh||gas
|kita gelut di tengah lapangan yu
|nanti ada tim Isha imut sama Sunoo mewink skibidiKENAPA NAMA GW JADI SUNOO| MEWINK SKIBIDI?!?!?!?!?!?!!!
|gatau, yg penting nama weh
|nanti ngobrol lgi yh di sekul
|mks
|salam sigmaY|
Dengan badan yang masih ingin berdiam diri di atas kasur. Heeseung dan Sunoo berakhir tidur berdua di Ruang Tamu — lebih tepatnya Heeseung dikarpet dan Sunoo berada di atas sofa.
"WOY! BANGUN! GA BANGUN BERARTI GA NAIK KELAS!" Jay berteriak di telinga mereka satu persatu.
"YA YA, INI DAH BANGUN. TAPI MASIH NGANTUK!"
Mata yang berat masih menghantui pikiran Sunoo untuk melanjutkan tidurnya. Dan Heeseung tak bergerak sama sekali, menandakan bahwa ia masih terjebak di alam mimpi.
"BANGUN GA?"
Terdengarlah suara sendal jepit sedang dipukulkan ditangan, Heeseung yang awalnya terlelap, langsung membuka matanya lebar-lebar.
Mereka diberi keberuntungan hari ini, karena setiap akan ujian, Mama akan masuk ke kamar anaknya satu persatu untuk mengecek.
Sesudah mandi dan memakai seragam sekolah, Jungwon dan Riki mengenakan putih biru, sisanya memakai putih abu-abu.
"Semangat yh, buat semuanya."
Ketujuh anak itu akhirnya berangkat ke sekolah untuk melaksanakan 'PSAS' singkatan dari Penilaian Sumatif Akhir Semester.
Untuk kelas delapan, jadwal Riki hari ini adalah Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Sangat sulit, bukan?
Kelas sembilan mendapatkan jadwal Seni Budaya, Bahasa Daerah, serta IPA. Khusus ujian seni budaya, para siswa diharuskan membawa alat musik yang sudah ditentukan oleh guru.
Untuk kelas 10 dan 11, kedua kelas tersebut mengikuti jadwal yang kurang lebih sama. Siswa kelas sepuluh mendapatkan jadwal IPS, IPA, dan Agama. Sedangkan siswa kelas sebelas hanya mengganti pelajaran IPA dengan Bahasa Inggris.
Sesampainya di Sekolah, para murid langsung masuk ke kelas mereka masing-masing.
Satu mata pelajaran ujian diberi waktu selama satu jam. Maka mereka selesai mengerjakan soal-soal itu sekitar pukul sepuluh sampai pukul sebelas siang.
4 jam berlalu...
Setelah menyelesaikan ujian kurang lebih selama 3-4 jam, akhirnya murid-murid bisa pulang.
Bell pulang berdering, menandakan waktu pulang. Siswa siswi kelas 10 menghela nafas merasakan kebebasan sesudah menghadapai tiga mata ujian yang menurut mereka menyiksa sekaligus menambah beban pikiran itu.
Setelah salim kepada Bu Siti Ningsih — Guru agama, Sunoo segera berjalan cepat keluar kelas berniat untuk menghampiri ke kelas kakak-kakaknya.
Bertemulah ke empat bersaudara itu di kantin pertama. Di SMA mereka terdapat lima kantin, yang pertama berlokasi di koperasi. Yang kedua ada di sebelah ruang guru. Kemudian kantin ketiga terletak di dekat ruang UKS. Selanjutnya terletak di suatu tempat yang terdapat lorong menuju kantin tersebut. Terakhir, kantin “Bu Rara” di sebelah kelas 10G.
"Gimana IPS sama IPA?" tanya Heeseung mengejek.
Sunoo merotasikan matanya saat Heeseung melontarkan ucapan tersebut.
"Menyiksa banget, jadi gw tadi rada hafal ga hafal. Sebenarnya selama satu tahun ini, gw merhatiin Bu Dede pokoknya fokus dah, tapi gara-gara cara ngajarnya kek gitu yaa. Jadinya kek gini, hmmZ."
Jungwon and Riki's side
Jungwon keluar dari kelas duluan, sedangkan Riki masih antre untuk salim tangan ke Bu Dianita — Guru Bahasa Indonesia.
"Riki! oy!" Jungwon meneriaki Riki dari luar jendela kelas sang adik.
Riki menjawab dengan gerakan mulut seperti mengucapkan 'SABAR'. Lalu ia menggunakan anggota tubuhnya untuk berinteraksi dengan Jungwon.
Laki-laki ber-name tag 'Riki Pradipta' mulai menggerakan tangannya seperti mau salim dan menunjuk ke arah depan.
Jungwon balas dengan anggukan dan menunggu Riki dengan sabar.
Ia sempatkan untuk bermain dengan slime yang ia beli dihari Sabtu.
Keluarlah Riki dari ruang kelas, perasaannya bahagia setelah mengerjakan soal-soal kematian itu.
"Langsung pulang, bang?"
"Pulang lah, kemana lagi? nyampe Rumah, makan dan langsung belajar buat ujian besok, ya?"
Riki hanya mengangguk mendengarkan nasehat yang Jungwon berikan, dan Jungwon sedang merangkulnya.
Lalu mereka berjalan ke parkiran, menunggu jemputan. Mengapa tidak membawa motor saja? karena kedua anak itu masih SMP dan kedua orang tuanya belum mengizinkan untuk mengendarai motor secara bebas.
3 menit kemudian...
Datanglah abang mereka — Heeseung dan Jay yang berhenti di depan gerbang sekolah SMP Nusa Abadi.
Kalo Sunghoon, Jake sama Sunoo kemana? ketiga lelaki tersebut langsung pulang ke Rumah.
15 menit berlalu...
Sampailah di Rumah. Ketujuh saudara itu merebahkan dirinya di atas sofa, kasur, karpet, dan Jake berada di samping Mama — Junghwa. Gemas banget anak mami 🤭
Disaat nikmatnya beristirahat, tiba-tiba terdengar seseorang memencet bell Rumah.
Junghwa refleks berdiri pun membangunkan Jake yang tertidur di lengannya dengan nyenyak, nyaman.
Ibu dari tujuh anak itu membuka pintu, dan melihat penampakan seorang gadis.
"EH?"
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pradipta Family [𝗦𝗟𝗢𝗪 𝗨𝗣𝗗𝗔𝗧𝗘]
Teen Fiction※ Cerita ini menceritakan keseharian keluarga 'Pradipta' yang memiliki tujuh orang anak laki-laki yang kelakukannya random semua ※ 𝗦𝘁𝗮𝗿𝘁 : 28 Agustus, 2024 𝗘𝗻𝗱 : 𝘶𝘱 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘰𝘥 🙏 4/9/2024 #14 santai 4/9/2024 #1 bangsihyuk...