Ela berusaha melanjutkan hidupnya dengan Ustar, tetapi kenyataan bahwa Rangga kini berpacaran dengan Aca terus menghantuinya. Suatu hari, saat Ela dan Ustar berjalan-jalan di taman, mereka bertemu dengan Rangga dan Aca yang sedang bercanda. Melihat keduanya bersama membuat hati Ela kembali terasa perih.
“Ela, kita harus pergi!” Ustar berkata sambil menarik tangannya. “Jangan biarkan mereka mengganggu harimu.”
Ela mengangguk, berusaha tersenyum meskipun hatinya berat. Dia tahu bahwa dia harus lebih kuat.
Di tengah kebingungan ini, Ela bertemu dengan karakter baru yang menarik: **Dimas**, seorang siswa baru di sekolah mereka. Dimas adalah anak yang ceria dan penuh energi, dengan senyum lebar dan rambut keriting. Dia cepat akrab dengan semua orang dan memiliki bakat dalam seni lukis.
Dimas mulai bergaul dengan Ela dan teman-temannya. “Kau harus ikut lomba seni lukis!” ajaknya suatu hari. “Aku yakin kau punya bakat!”
Ela merasa terinspirasi oleh semangat Dimas. Meskipun hatinya masih terikat pada Rangga, kehadiran Dimas memberikan warna baru dalam hidupnya.
Asya dan Almira melihat perubahan pada Ela. “Kau terlihat lebih ceria akhir-akhir ini,” kata Almira. “Apa ada yang baru?”
Ela tersenyum. “Aku berteman dengan Dimas. Dia sangat menyenangkan!”
Asya mengangguk setuju. “Baguslah! Kadang kita perlu teman baru untuk mengalihkan perhatian.”
Namun, di dalam hati Ela, dia masih merindukan Rangga. Dia ingin melihatnya bahagia, tetapi rasa sakit itu sulit untuk diabaikan.
------------
Suatu hari, saat Ela dan Dimas sedang menggambar di taman, Rangga dan Aca lewat dan melihat keduanya tertawa bersama. Rangga merasa cemburu melihat kedekatan mereka.
“Eh, Rangga!” seru Aca. “Lihat! Ela tampaknya senang dengan teman barunya.”
Rangga menatap mereka dengan tatapan campur aduk antara cemburu dan bingung. Dia tidak tahu mengapa melihat Ela bersama Dimas membuat hatinya terasa aneh.
Skip
-------------Beberapa hari kemudian, saat festival seni diadakan di sekolah, Ela memutuskan untuk ikut serta dengan lukisannya. Dimas mendukungnya penuh semangat.
“Ini kesempatanmu untuk bersinar!” kata Dimas sambil membantu menyiapkan karya seni Ela.
Ketika festival berlangsung, semua orang berkumpul untuk melihat karya-karya siswa. Rangga datang bersama Aca, tetapi pandangannya tertuju pada Ela yang sedang memamerkan lukisannya.
“Lukisanmu luar biasa, Ela!” puji Asya saat melihat hasil karya sahabatnya.
Rangga merasa terpesona oleh bakat Ela yang selama ini tidak dia lihat secara dekat.
Setelah festival selesai, Rangga mendekati Ela. “Lukisanmu sangat bagus,” katanya tulus.
Ela terkejut mendengar pujian itu. “Terima kasih, Rangga.”
Rangga melanjutkan, “Aku… aku ingin minta maaf jika selama ini membuatmu merasa tidak nyaman.”
Hati Ela bergetar mendengar kata-kata itu. Dia tahu bahwa meskipun Rangga sekarang bersama Aca, ada sesuatu yang belum sepenuhnya selesai antara mereka.
Setelah pertemuan itu, Ela merasa bingung lagi. Dia harus memilih antara melanjutkan hubungan yang tumbuh dengan Ustar atau tetap terjebak dalam kenangan tentang Rangga.
Dimas melihat perubahan pada Ela dan berkata, “Kau harus mengikuti kata hatimu.”
Ela merenung sejenak. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang cinta yang tidak pasti.
Dengan dukungan dari teman-temannya dan semangat baru dalam hidupnya, Ela memutuskan untuk berbicara dengan Ustar tentang perasaannya yang sebenarnya.
“Ustar,” katanya suatu sore saat mereka duduk di taman sekolah, “aku perlu jujur padamu.”
Ustar menatapnya serius. “Apa itu?”
“Aku masih memiliki perasaan untuk seseorang… tapi aku ingin mencoba menjalin hubungan ini denganmu,” ungkap Ela.
Ustar tersenyum lembut. “Kita bisa menjalani ini bersama-sama. Aku akan mendukungmu apapun yang terjadi.”
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
RomanceEla, seorang sekretaris SMA yang cantik dan pemalu, terpesona oleh Rangga, ketua kelasnya yang atletis dan misterius. Namun, Rangga menyimpan hati untuk Aca, kakak kelas yang menolak ajakan pacarnya. Saat Ela mendengar bahwa Rangga menyukai Aca, ia...