9. Awal hubungan baru

0 0 0
                                    

Setelah melalui berbagai dinamika, Ela dan Ustar akhirnya resmi berpacaran. Mereka merasakan kebahagiaan yang baru, meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Rangga, yang melihat hubungan mereka, tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya.

Suatu sore, saat Ela dan Ustar berjalan-jalan di taman, Rangga kebetulan lewat bersama Aca. Melihat keduanya berpegangan tangan membuat hati Rangga bergetar. “Kenapa aku merasa seperti ini?” pikirnya.

“Eh, Rangga!” sapa Aca. “Kau mau ikut?”

Rangga hanya tersenyum tipis. “Nggak, aku ada urusan lain.”

Setelah pertemuan itu, Rangga merasa semakin terasing. Dia tidak bisa mengabaikan perasaannya terhadap Ela meskipun dia sudah bersama Aca. Setiap kali melihat Ela dan Ustar berinteraksi, hatinya terasa sakit.

“Kenapa aku tidak bisa melupakan Ela?” gumamnya pada Faisal, sahabatnya. “Dia sudah memilih Ustar.”

Faisal menepuk punggung Rangga. “Cinta itu rumit, bro. Kadang kita harus menerima kenyataan.”

Di sisi lain, Dimas masih merasa iri melihat kedekatan Ela dan Ustar. Namun, dia tidak menyerah untuk mengejar Asya. Suatu hari, dia memutuskan untuk berbicara dengan Asya.

“Asya,” panggil Dimas saat mereka bertemu di kantin. “Aku ingin tahu apakah kau mau pergi nonton film bareng?”

Asya terkejut tetapi tersenyum. “Hmm… boleh juga! Tapi aku harus cek jadwal dulu.”

Dimas merasa senang mendengar itu dan berharap ini adalah langkah awal untuk mendapatkan hati Asya.

Sementara itu, hubungan Ela dan Ustar semakin kuat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berlatih bulu tangkis dan menggambar. Namun, setiap kali mereka bertemu Rangga dan Aca, suasana menjadi canggung.

Suatu hari di sekolah, saat Ela dan Ustar sedang duduk di bangku taman, Rangga lewat dan menatap mereka dengan ekspresi campur aduk.

“Eh, Rangga!” sapa Ela dengan ceria.

Rangga hanya mengangguk pelan sebelum melanjutkan langkahnya. Ustar merasakan ketegangan itu dan berkata, “Kau tahu kan kalau dia masih merasa cemburu?”

Ela menghela napas. “Aku tahu… tapi kita tidak bisa mengubah perasaannya.”

Skip
---------------------

Beberapa hari kemudian, saat latihan bulu tangkis di sekolah, Rangga tidak sengaja menyaksikan Ela dan Ustar berlatih bersama dengan penuh semangat. Melihat kedekatan mereka membuat hatinya semakin sakit.

Dia memutuskan untuk pergi ke lapangan voli untuk melupakan perasaannya. Namun saat bermain, dia tidak bisa fokus dan akhirnya mengalami cedera.

“Rangga! Kau baik-baik saja?” tanya Faisal khawatir setelah melihatnya terjatuh.

“Ya… aku baik,” jawab Rangga dengan nada datar.

Ela mendengar tentang cedera Rangga dan merasa khawatir meskipun dia tahu hubungan mereka sudah berakhir. Dia memutuskan untuk menjenguk Rangga di rumahnya.

“Rangga,” panggilnya saat memasuki rumahnya. “Aku dengar kau cedera.”

Rangga terkejut melihat Ela datang. “Oh… makasih sudah datang.”

Ela duduk di sampingnya dan berkata lembut, “Kau harus istirahat agar cepat sembuh.”

Rangga hanya mengangguk sambil menatapnya dengan tatapan campur aduk—antara rasa rindu dan kesedihan.

Setelah kunjungan itu, Rangga merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Dia menyadari bahwa meskipun dia mencoba melupakan Ela, hatinya masih terpaut padanya.

Sementara itu, Dimas terus berusaha mendekati Asya dengan cara-cara lucu dan kreatif. Dia berusaha membuat Asya tertawa dan merasa nyaman bersamanya.

Ela mulai merasakan ketegangan antara dirinya dan Rangga semakin meningkat. Dia ingin menjaga hubungan baik dengan Rangga tetapi juga tidak ingin menyakiti Ustar.

“Ustar,” katanya suatu malam saat mereka berbincang di telepon, “aku merasa ada yang aneh antara kita dan Rangga.”

“Aku juga merasakannya,” jawab Ustar. “Tapi kita harus tetap fokus pada hubungan kita.”

Ela mengangguk setuju tetapi dalam hati dia masih merasa bingung tentang perasaannya sendiri terhadap Rangga.

---

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang