2. Momen tak terduga

1 1 0
                                    

Hari kejuaraan bulu tangkis semakin dekat, dan Ela berlatih lebih keras dari sebelumnya. Setiap kali dia memegang raket, ingatan tentang Rangga dan Aca kembali menghantuinya. Namun, dia bertekad untuk tidak membiarkan perasaannya mengganggu fokusnya.

Suatu sore, saat Ela berlatih di lapangan, Rangga muncul bersama teman-temannya. Dia terlihat santai, tertawa dan bercanda dengan Faisal. Ela berusaha mengalihkan pandangannya, tetapi hatinya berdebar-debar saat Rangga menghampirinya.

“Eh, Ela! Bagaimana latihanmu?” tanya Rangga, senyum manisnya membuat jantung Ela berdegup kencang.

“Baik,” jawab Ela pelan, berusaha tidak menunjukkan rasa gugupnya.

“Kalau butuh bantuan, jangan ragu untuk minta ya,” ujarnya sebelum pergi. Kata-kata itu membuat Ela merasa seolah ada harapan kecil yang tersisa.

Beberapa hari sebelum kejuaraan, Ela menerima pesan dari Ustar. “Ela, mau ikut latihan bareng besok?” pesan itu membuatnya terkejut sekaligus senang. Dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa menjadi lebih baik.

Saat mereka berlatih bersama, Ela merasakan chemistry yang mulai tumbuh antara mereka. Ustar sangat mendukung dan memberikan banyak tips. Namun, di sudut hatinya, perasaan untuk Rangga masih membara.

Di tengah latihan, Ustar tiba-tiba bertanya, “Kau suka Rangga ya?”

Ela terdiam sejenak. “Kenapa kamu tanya begitu?”

“Dia sering bercerita tentangmu,” jawab Ustar sambil tersenyum. “Kau harus percaya diri.”

Kata-kata Ustar membuat Ela merasa bingung. Apakah Rangga benar-benar memperhatikannya?

Skip
-------------------

Hari kejuaraan pun tiba. Semua siswa berkumpul di lapangan untuk menyaksikan pertandingan. Ela merasa gugup dan bersemangat sekaligus. Saat namanya dipanggil untuk bertanding, dia melangkah maju dengan penuh percaya diri.

Namun saat melihat Rangga dan Aca duduk berdampingan di tribun penonton, hatinya kembali terasa sakit. Mereka tampak bahagia bersama, dan itu membuatnya kehilangan fokus selama pertandingan.

Ela kalah di babak pertama. Rasa kecewa menyelimuti dirinya saat dia meninggalkan lapangan. Dia merasa semua usahanya sia-sia.

Setelah pertandingan, teman-teman Ela menghiburnya. Almira berkata, “Jangan biarkan satu kekalahan menghentikanmu! Kau sudah berusaha keras.”

Ela mengangguk pelan. “Aku tahu… tapi rasanya sulit.”

Malam itu, saat Ela pulang ke rumah, dia merenungkan semua yang terjadi. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa terus menerus hidup dalam bayang-bayang cinta yang tidak terbalas. Dia harus bangkit dan menemukan kebahagiaannya sendiri.

Skip
------------------

Keesokan harinya, Ela memutuskan untuk berbicara dengan Ustar tentang perasaannya yang sebenarnya. “Ustar,” katanya saat mereka bertemu di sekolah, “aku ingin jujur padamu.”

Ustar menatapnya dengan serius. “Apa itu?”

“Aku masih memiliki perasaan untuk seseorang… tapi aku ingin mencoba membuka hati untukmu juga,” ungkap Ela.

Ustar tersenyum lebar. “Aku senang mendengarnya! Mari kita jalani ini bersama.”

Ela merasa lega dan bersemangat untuk memulai babak baru dalam hidupnya—meskipun Rangga masih ada di pikirannya.

---

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang