10. Ketegangan antara mereka

0 0 0
                                    

Setelah beberapa waktu berpacaran, Ela dan Ustar merasa hubungan mereka semakin kuat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi impian dan harapan. Namun, kehadiran Dimas yang terus berusaha mendekati Asya membuat suasana menjadi sedikit rumit.

Suatu sore, saat Ela dan Ustar sedang duduk di kafe, Dimas datang dengan senyum lebar. “Hei, kalian berdua! Ada kabar baik!” serunya ceria.

Ela dan Ustar menatapnya penasaran. “Kabar apa?” tanya Ustar.

“Aku sudah mengajak Asya nonton film besok malam!” Dimas menjawab dengan bangga.

Mendengar itu, Ela merasakan sedikit cemburu. Dia tahu Dimas menyukai Asya, tetapi dia juga tidak bisa mengabaikan perasaannya terhadap Rangga yang masih ada di dalam hatinya.

Ustar menyadari perubahan ekspresi Ela. “Kau baik-baik saja?” tanyanya khawatir.

“Ya, aku baik-baik saja,” jawab Ela sambil tersenyum, meskipun hatinya terasa berat.

Namun, di dalam hati Ustar, rasa cemburu mulai tumbuh saat melihat Dimas berusaha mendekati Asya. Dia tidak ingin kehilangan Ela, tetapi dia juga tidak bisa mengabaikan perasaannya terhadap Dimas.

Skip
------------------------

Keesokan harinya di sekolah, suasana terasa tegang. Rangga melihat Dimas dan Asya berbincang akrab di kantin. Hatinya terasa sakit melihat kedekatan mereka. “Kenapa semua orang tampak bahagia sementara aku merasa terjebak?” pikirnya.

Dia memutuskan untuk mendekati Ela dan Ustar. “Eh, kalian!” sapa Rangga dengan nada datar.

Ela dan Ustar menoleh. “Rangga! Ada apa?” tanya Ustar.

“Tidak ada,” jawab Rangga cepat. “Hanya ingin tahu bagaimana kabar kalian.”

Ela merasakan ketegangan di antara mereka dan berusaha mencairkan suasana. “Kami baik-baik saja! Bagaimana denganmu?”

Rangga tersenyum tipis. “Aku baik.”

Suatu malam, saat Ela dan Ustar sedang menonton film bersama teman-teman mereka, Dimas tiba-tiba muncul dengan wajah ceria. “Aku baru saja mengajak Asya untuk pergi nonton bareng!” serunya.

Semua orang bersorak gembira, tetapi Rangga merasa hatinya tertekan. Dia tidak bisa mengabaikan perasaannya yang kembali muncul untuk Ela.

“Baguslah! Semoga kalian bersenang-senang,” kata Ustar sambil tersenyum meskipun hatinya sedikit cemburu.

Skip
-------------------

Beberapa hari kemudian, saat latihan bulu tangkis di sekolah, Rangga tidak bisa menahan perasaannya lagi. Dia menghampiri Dimas dan berkata, “Dimas, kau harus berhenti mendekati Asya.”

Dimas terkejut. “Kenapa? Aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat.”

“Dia tidak untukmu,” kata Rangga tegas. “Kau tidak tahu apa-apa tentang perasaanku.”

Dimas merasa marah tetapi mencoba tetap tenang. “Kau tidak bisa mengatur hidupku, Rangga.”

Ela melihat ketegangan antara Rangga dan Dimas semakin meningkat. Dia merasa perlu berbicara dengan keduanya agar situasi ini tidak semakin buruk.

“Rangga! Dimas!” panggilnya saat mereka bertemu di taman sekolah. “Kita perlu bicara.”

Mereka berdua menatapnya dengan penuh perhatian.

“Aku tahu ada ketegangan di antara kalian,” kata Ela lembut. “Tapi kita semua teman di sini.”

Rangga menghela napas panjang. “Aku hanya ingin melindungi perasaanku.”

Dimas menambahkan, “Dan aku hanya ingin mencoba mendapatkan hati Asya.”

Ela berusaha untuk menciptakan suasana damai antara mereka. “Mari kita semua saling mendukung satu sama lain,” ujarnya tegas. “Kita tidak perlu saling bersaing atau cemburu.”

Setelah percakapan itu, suasana mulai membaik meskipun ketegangan masih ada di antara Rangga dan Dimas. Mereka sepakat untuk saling menghormati perasaan masing-masing dan menjaga hubungan persahabatan mereka.

Dengan semua dinamika yang terjadi, Ela merasa bingung tentang perasaannya sendiri terhadap Rangga dan bagaimana hubungan barunya dengan Ustar akan berkembang ke depan.

Sementara itu, Dimas terus berusaha mendekati Asya meskipun dia tahu bahwa ada kemungkinan ditolak lagi. Namun semangatnya untuk mendapatkan hati Asya tidak pernah pudar.

---

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang