Setelah sukses di KejurProv, Ela dan Ustar mendapatkan kesempatan untuk mewakili provinsi mereka di Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Keduanya merasa sangat bersemangat dan bertekad untuk memberikan yang terbaik.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kita!” kata Ustar saat mereka berlatih. “Kita harus mempersiapkan diri dengan baik.”
Ela mengangguk setuju. “Aku sudah tidak sabar untuk bertanding! Kita bisa buktikan bahwa kita bisa bersaing di tingkat nasional.”
Selama beberapa minggu berikutnya, mereka berlatih lebih keras dari sebelumnya. Setiap hari, Ela dan Ustar menghabiskan waktu di lapangan bulu tangkis, berlatih teknik dan strategi untuk menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat.
Dimas dan Asya juga memberikan dukungan penuh. “Kami akan datang untuk mendukung kalian di Kejurnas!” kata Dimas dengan semangat.
“Semoga kalian bisa membawa pulang medali!” tambah Asya.
Skip
-----------------Akhirnya, hari Kejurnas tiba. Suasana di arena sangat meriah dengan banyak penonton yang datang untuk menyaksikan pertandingan. Ela dan Ustar merasa sedikit gugup tetapi juga bersemangat.
“Jangan lupa, fokus pada permainanmu,” Ustar mengingatkan Ela sebelum pertandingan dimulai.
Ela mengangguk, berusaha menenangkan diri. “Kita sudah berlatih keras. Kita pasti bisa!”
Ela bertanding di kategori tunggal putri terlebih dahulu. Dia menghadapi lawan yang sangat kuat dari provinsi lain. Pertandingan berlangsung ketat, dan setiap poin terasa sangat berharga.
Dari tribun penonton, Dimas dan Asya bersorak memberi semangat. “Ayo, Ela! Kau bisa!” teriak Dimas.
Ela berusaha keras dan berhasil memenangkan set pertama, tetapi lawannya tidak menyerah begitu saja. Set kedua berlangsung sangat menegangkan, tetapi dengan tekad yang kuat, Ela berhasil meraih kemenangan.
Setelah pertandingan Ela, kini giliran Ustar bertanding di kategori tunggal putra. Dia menghadapi lawan yang juga sangat tangguh. Rangga dan Aca hadir di tribun penonton, menyaksikan dengan cermat.
Ustar bermain dengan penuh semangat dan berhasil mencetak poin demi poin. Meskipun ada tekanan dari lawan, dia tetap fokus dan berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 2-0.
Setelah semua pertandingan selesai, Ela dan Ustar berkumpul dengan teman-teman mereka. Keduanya merasa bangga atas pencapaian mereka di Kejurnas.
“Kita berhasil! Ini semua berkat kerja keras kita!” seru Ela dengan wajah bersinar.
Ustar tersenyum lebar. “Ya! Kita harus merayakan ini!”
Dimas dan Asya datang menghampiri mereka. “Selamat! Kalian luar biasa!” kata Dimas sambil memberi selamat.
Saat pengumuman pemenang diumumkan, suasana menjadi tegang. Ela dan Ustar menunggu dengan cemas saat nama-nama pemenang dipanggil.
“Kami mengumumkan bahwa medali emas untuk kategori tunggal putri diraih oleh… Ela!” teriak panitia.
Sorakan penonton memenuhi arena saat Ela melangkah maju untuk menerima medali emasnya. Tak lama kemudian, nama Ustar juga dipanggil sebagai pemenang medali emas kategori tunggal putra.
Mereka berdua merayakan kemenangan bersama-sama sambil mengenakan medali yang menggantung di leher mereka.
Setelah acara penyerahan medali selesai, semua teman-teman berkumpul untuk merayakan keberhasilan mereka. Rangga merasa campur aduk melihat kedekatan Ela dan Ustar, tetapi dia tahu bahwa mereka telah bekerja keras untuk mencapai ini.
“Selamat sekali lagi! Kalian memang hebat!” ucap Rangga tulus meskipun hatinya masih terasa berat.
Ela tersenyum padanya. “Terima kasih, Rangga! Dukunganmu berarti banyak."
Dengan dua medali emas di leher mereka dan dukungan dari teman-teman di sekitar mereka, Ela dan Ustar bersiap menghadapi tantangan baru dalam hidup—baik dalam olahraga maupun cinta.
Ela menyadari bahwa cinta tidak selalu mudah, tetapi dengan teman-teman yang selalu ada untuk mendukungnya, dia yakin bisa melewati semua rintangan yang ada di depan.
Dengan semangat baru dan pencapaian yang membanggakan, Ela dan Ustar siap untuk menjalani petualangan berikutnya—menemukan cinta sejati sambil terus mengejar impian mereka sebagai atlet bulu tangkis terbaik.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
RomanceEla, seorang sekretaris SMA yang cantik dan pemalu, terpesona oleh Rangga, ketua kelasnya yang atletis dan misterius. Namun, Rangga menyimpan hati untuk Aca, kakak kelas yang menolak ajakan pacarnya. Saat Ela mendengar bahwa Rangga menyukai Aca, ia...