Happy reading...
.
.
.
.Saat ini mereka sedang berada di Rumah Sakit Ananda. Mobil sedan itu telah menabrak Cakra. Eunchae yang saat ini tengah duduk di kursi koridor rumah sakit sedari tadi tidak berhenti menangisi Cakra.
"Abang, seharusnya aku, kan yang di tabrak, bukan Cakra?"
"Abang, Cakra nggak apa-apa, kan? Cakra baik-baik aja, kan?"
"Abang, Dokternya kok lama banget di dalem?"
Eunchae terus saja meracau tentang Cakra kepada Arga. Mungkin jika saja Cakra tidak di tabrak tepat di depan mata Eunchae, ia tidak akan histeris seperti ini.
"Eunchae, tenang dulu. Cakra anak yang kuat. Dia nggak apa-apa, kok," ucap Zora menenangkan Eunchae sembaru mengusap punggung Eunchae.
Padahal jika dilihat penampilan Zora saat ini juga tidak beda jauh dari Eunchae. Meskipun Zora terlihat menenangkan Eunchae, tetapi mata Zora terlihat kosong menatap pintu yang tidak kunjung terbuka.
Lain hal dengan Arga yang sangat sibuk dengan ponselnya itu.
"Arga, duduk dulu," pinta Zora.Tidak lama Dokter keluar dari bilik pintu. "Keluarga pasien?"
"Ya, Dok. Saya Kakaknya," ucap Zora menghampiri Dokter.
Sang Dokter terlihat menghela napas, "Sukurlah untuk saat ini pasien tidak mengalami luka berat, ia hanya mengalami amnesia sementara atau biasa disebut Amnesia anterograde," jelas Dokter.
"Kira-kira berapa lama, Dok sembuhnya," ucap Zora.
"Biasanya hanya selang beberapa jam saja mba dari setelah pasien siuman. Silahkan kalau kalian ingin melihat kondisi pasien."
"Terimakasih, Dok," ucap Zora dan Arga bersamaan.
♡ Aozora ♡
"Kak Arga sama Eunchae pulang aja, udah larut kasian Eunchae, kak,"
Arga yang sedang menunduk mengalihkan pandangannya ke Zora serta Eunchae bergantian. Terlihat jelas raut wajah lelah dari mereka berdua. Arga tidak merespon Zora namun setelahnya terlihat Arga berdiri dari duduknya.
"Ra, titip Eunchae sebentar, ya. Gue ke loby sebentar," ucap Arga yang dijawab anggukan oleh Zora.
"Kak Zora nggak kasi tahu mama kak Zora tentang Cakra?" Tanya Eunchae kepada Zora.
Zora menatap lekat hazel mata Eunchae. Dalam hati Zora bagaimana bisa ia memberitahu Ibunya itu tentang kejadian yang menimpa Cakra, mengingat keributan pagi tadi dengan sang Ibu.
Zora takut jika ia memberi tahu Ibunya ia akan menduga bahwa kecelakaan ini bukan murni kecelakaan melainkan akalan dari istri baru ayahnya yang ingin mencelakaan anaknya itu.
"Nggak apa-apa, kasian ibu kalau tahu. Takut nanti dia sakit," bohong Zora.
"Cakra tinggal sama mama kak Zora? Di mana? Kenapa kalian nggak tinggal bersama?" Pertanyaan tersebut keluar dari mulut Eunchae yang sudah ia tahan dari tadi.
Walaupun terlihat lelah Zora tersenyum mendengar pertanyaan itu. Zora tahu bahwa Eunchae merupakan anak yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi.
"Ibu Kakak tinggal sama Cakra di Bandung. Sudah hampir 3 tahun kak Zora tinggal sendiri," jawab Zora yang dijawab anggukan oleh Eunchae.
"Cakra kapan sadarnya, ya, kak," tanya Eunchae yang terlihat memandangi Cakra yang masih tertidur pulas diatas brankar.
"Sabar, ya. Nanti juga pasti akan sadar ... Eunchae," panggil zora.
"Iya."
"Kak Zora boleh minta tolong?" tanya Zora kepada Eunchae dengan tatapan yang serius.
"Minta tolong apa kak?"
"Minta tolong-"
Ting...
Suara nontifikasi tersebut berasal dari ponsel milik Zora. "Sebentar, ya," ucap Zora.
Zora membuka ponsel miliknya dan nama 'kak arga' terlihat di layar ponselnya berisikan pesan 'Ra, tolong bawa Eunchae ke lobby, ya' .
Dengan cepat Zora membalaskan pesan tersebut dengan mengetikkan 'Oke' sebagai jawaban.
"Eunchae, ke lobby, yuk. Kak Arga udah nunggu."
♡ Aozora ♡
Setelah Zora mengantar Eunchae kepada Arga, Zora segera kembali menuju ruangan di mana Cakra berada. Ketika Zora sedang berjalan, Zora melihat postur tubuh seseorang yang sangat familiar. Jaket hitam bermotif harimau di lengan kirinya membuat Zora langsung mengetahui siapa orang tersebut.
Zora menghampirinya dan menepuk pundak orang itu dari belakang. Benar saja dugaan Zora. Ia adalah Rakha, sang ketua OSIS.
"Kha. Lagi apa di sini?" tanya Zora.
Rakha yang melihat Zora sedikit terkejut. "Itu ... Apa ... Gue lagi jenguk teman gue. Lu ngapain di sini?" tanya Rakha.
Zora menghela napas panjang, "Rakha. Gue boleh ngeluh nggak, si? Gue capek," ucap Zora lesu dengan pandangan yang sangat amat kosong.
"Cerita sama gue, ada gue. Ke taman dulu, yuk," ajak Rakha dengan merangkul Zora sebagai tanda bahwa selalu ada dirinya di kala Zora membutuhkannya.
Kedua insan itu saat ini sedang berada di taman belakang rumah sakit. Zora merasa bahwa dirinya butuh seorang Rakha di saat ia sedang mengalami masalah.
Menurut Zora pun cukup bertemu dengan Rakha dan menumpahkan segala rasa sesak yang ada dalam dirinya itu sudah cukup baginya. Zora merasa masalahnya sedikit berkurang setelah bercerita dengan Rakha.
Suara dering ponsel berbunyi, bukan dari ponsel milik Zora melainkan ponsel dari milik Rakha. Rakha hanya melihat sekilas lalu mematikan ponselnya.
"Kenapa nggak di angkat?" tanya Zora.
"Nggak terlalu penting."
Mereka berdua tidak menyadari bahwa di sisi lain ada yang memantau mereka. Orang tersebut telah memotret Zora dan Rakha dari belakang dan mengirimkannya kepada orang lain.
📷 picture
"Jika anda tidak pulang secepat mungkin maka anda akan semakin kehilangan wanita yang anda sayangi."To be continue...
Kira-kira siapa ya yang foto mereka berdua?
Terimakasih sudah membaca cerita saya ♡
Tolong tinggalkan komen, vote serta share ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora
Teen Fiction"Orang tua kita yang bersalah namun mengapa semesta yang menghukum kita, Ra? ~~~ Annaya Aozora Randara namanya, gadis berusia 17 tahun yang tengah menginjak bangku menengah atas itu harus merasakan kesepian karena harus berpisah dari orang tuanya...