Chapter 5

34 5 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.

"Sendirian aja, kak?"

Zora tersentak kaget refleks melihat siapa orang yang telah menepuk pundaknya itu. Di saat dia mengetahui orang itu, ia bernapas lega.

"Eunchae. Aku kira siapa," ujar Zora.

Gadis yang bernama lengkap Lee Eunchae merupakan gadis berusia 15 tahun yang saat ini tengah menduduki bangku menengah kejuruan di sekolah yang berbeda dengan Zora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis yang bernama lengkap Lee Eunchae merupakan gadis berusia 15 tahun yang saat ini tengah menduduki bangku menengah kejuruan di sekolah yang berbeda dengan Zora. Keduanya mempunyai hubungan sangat baik dan Zora sudah menganggap Eunchae sebagai adiknya. Zora pun sangat senang lantaran mempunyai adik perempuan yang sangat child dan clingy ini.

"Kak Zora sama siapa di sini?" tanya Eunchae.

Zora menunjuk kepada seseorang yang berada di kedai es krim itu. "Adik kak Zora," ujar Zora.

"Wah, aku belum tahu kak Zora punya Adik," ucap Eunchae semangat.

Zora tersenyum hangat. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Zora mempunyai adik yang sangat tampan lantaran keduanya sudah lama tidak tinggal bersama.

Di saat Cakra berjalan menuju tempat duduk, senyum Eunchae semakin mengembang. Eunchae mengulurkan tangannya kepada Cakra. "Eunchae," ucapnya semangat.

Cakra melirik tangan Eunchae sekilas lalu menerima uluran tangan itu "Cakra," jawabnya.

Zora merasa gemas melihat interaksi keduanya. "Kak Cakra sekolah di mana? Aku baru tahu loh kak Zora punya adik yang tampan," ucap Eunchae polos.

Cakra yang sedang makan es krim itu tersedak lantaran mendengar perkataan Eunchae, lain hal dengan Zora yang tertawa mendengarnya, dan Zora mendapatkan tatapan sinis dari sang adik.

"Gue nggak tinggal di sini dan jangan panggil gue kak," jawab Cakra dengan menikmati es krim yang berada di tangannya.

"Iya, kalian seumuran, kok," jelas Zora.

"Eunchae mau kemana sendiri?" sambung Zora.

Eunchae tersadar, dirinya bertanya-tanya mengapa ia bisa sampai di sini. "Ah, Eunchae mau ke danau," ujarnya yang menunjuk ke arah danau.

Zora mengernyitkan alisnya, "Biasanya kamu sama abang kamu, Chae."

Eunchae menatap es krim yang di pegang oleh Cakra, "Abang sibuk sama sekolahnya, aku nggak punya teman untuk main. Jadilah aku main sendiri," ujar Eunchae yang langsung tersenyum.

"Bagaimana kalau kamu ajak Cakra keliling aja? Dia udah lama nggak ke sini," ujar Zora menyarankan Eunchae.

"Kak, gue ngg-" perkataan Cakra terputus karena Eunchae langsung menarik tangan Cakra dengan cepat.

♡ Aozora ♡

"KALAU BERANI JANGAN BERANINYA SAMA CEWEK."

"CAKRA SAKIT, A-AKU NGGAK BISA NAPAS."

"LEPASIN DIA, LAWAN GUE SINI."

Zora dari jauh mendengar teriakan yang sangat ia kenali, dengan cepat Zora berlari ke arah sumber suara. Zora tahu betul itu merupakan suara itu dari Cakra dan Eunchae. Zora menyadarkan satu hal bahwa Eunchae tidak bisa dibiarkan sendiri.

Dengan langkah besar Zora berusaha untuk menghubungi abang dari Eunchae itu. Sedetik, dua detik hingga detik ke tiga telepon itu baru terangkat.

"Kak, Eunchae. Kak," ucap Zora panik dengan napas yang tidak beraturan.

"Tenang dulu, Ra, Eunchae kenapa?" jawab seseorang dari seberang sana.

"Kak Arga ke danau dekat cafe candy sekarang ya, kak," pinta Zora segera mengakhiri telepon itu.

Dari kejauhan Zora sudah melihat dengan jelas bahwa Cakra sedang melawan dua orang lelaki berbaju hitam dan Eunchae yang di sekap oleh lelaki berbaju hitam yang lainnya, setelah dekat dengan perkelahian tersebut tiba-tiba.

"HIAAAA ...."

Plak

Zora tersenyum penuh kemenangan di saat batu yang ia lempar terkena bahu lelaki itu dan pria itu dan melepaskan cekalannya dari tubuh Eunchae, dengan cepat Zora menarik Eunchae untuk berada di belakangnya.

"CAKRA, HATI-HATI DI BELAKANG KAMU," teriak Zora. Dengan cepat Cakra menendang lelaki di depannya dan menyiku lelaki yang ingin memukulnya dari belakang.

Wajah Cakra mungkin sudah tidak bisa di jelaskan lagi, luka lebam akibat perkelahian tersebut sudah hampir menutupi kulit putih nan tampan itu. Tidak berselang lama terdengar suara mobil polisi dari kejauhan, ketiga lelaki yang mendengarkan itu bergegas pergi dari tempat itu. Namun nihill, mereka kalah cepat dengan polisi tersebut. Polisi tersebut langsung menangkap serta memborgol ketiga lelaki itu di depan mata mereka.

Di belakangnya terlihat pria bertubuh gagah serta wajah putih yang sangat tegas berjalan mendekat. Zora menghampiri Cakra yang terlihat kelelahan itu. "Cak, sakit nggak?" tanya Zora menyentuh luka yang berada di dekat mata Cakra.

"Shhh, kak, sakit," rintih Cakra.

"ABANG" teriak Eunchae berlari mendekati Arga.

"Eunchae, udah abang bilang jangan keluar sendiri. Kamu tahu risikonya, bukan?" ucap Arga memperingati Eunchae.

"Jangan marahin Eunchae, kak. Aku tadi yang salah suruh ajak Eunchae jalan-jalan berdua sama Cakra," ujar Zora merasa bersalah.

"Tapi tetap saja, Eunchae ini memang tidak boleh sendiri, Zora. Eunchae kamu minta maaf sama kak Zora dan Cakra," perintah Arga.

"Kak Zora, Cakra, Eunchae minta maaf, ya. Eunchae janji Eunchae nggak akan ulangi lagi," sesal Eunchae menunduk.

"Jangan minta maaf terus, mending bantuin gue jalan, obati gue aja," ujar Cakra.

Eunchae mengembangkan senyumnya ceria, "Sini Cakra, aku bantu,"

Keduanya berjalan meninggalkan Zora dan Arga berdua. Keduanya memperhatikan sang adik yang tiba-tiba menjadi akrab dalam sepersekian jam saja.

"Kak Arga...."

"Eunchae itu unik, dunia luar terlalu bahaya buat dia," ucap Arga.

Keduanya berjalan mengikuti sang adik dari belakang. "Oh ya, kamu masih memikirkan orang itu?" tanya Arga.

"Masih kak, meskipun aku nggak tau dia siapa tapi aku yakin orang itu mirip kak Arga," ujar Zora.

"Kamu nggak mau melupakan orang itu?"

Zora menghela napas, "Aku bahkan sudah hampir lupa, kak ... kalau waktu itu saja aku nggak ketemu Kak Arga, mungkin aku sudah melupakan dia, kak"

Selain akrab dengan Eunchae, Zora juga akrab dengan Arga. Mereka tidak sengaja bertemu di sebuah perlombaan sport antar sekolah. Pada saat itu Zora tidak sengaja melihat Eunchae yang hampir tumbang di sisi lapangan basket dan Zora langsung membawa Eunchae menuju UKS.

Setelah dari insiden itu baik Eunchae maupun Arga menerima baik Zora yang telah menolong Eunchae dan Arga menjadi salah satu pendengar yang baik bagi Zora.

Zora melihat sebuah mobil sedan berwarna merah melaju dengan sangat cepat. Zora berteriak dan berlari dengan cepat di saat Zora mengetahui bahwa mobil sedan berwarna merah itu menuju posisi dimana Eunchae dan Cakra berada.

"EUNCHAE, CAKRAAA..."

To Be Continue...

Terimakasih sudah membaca ceritaku ♡

Silahkan tinggalkan vote, coment and share yaa ♡

AozoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang