"udah sam-"BRAK
Ando mengusap dada sabar saat indira baru saja menutup pintu mobil dengan kasar, setelah itu ia ikut keluar namun tak langsung masuk ke dalam vila seperti indira. Dirinya mendekati seorang bapak bapak yang tengah membersihkan halaman di vila tersebut. "sore pak," sapa ando lembut.
"eh, sudah sampai? Maaf maaf, tadi saya lagi melamun." orang itu langsung saja meninggalkan pemotong rumput ke tanah untuk mendekati ando.
"gapapa pak, saya cuma mau menyapa saja kok. Bapak silahkan lanjutkan lagi saja pekerjaannya." balas ando, ia ingin meraih tangan orang di depannya namun pria paruh baya itu malah menarik nya mundur.
"jangan den, tangan saya kotor."
Ando terkekeh kecil, ia tau pria di depannya merasa tak segan mengingat ia menikahi keluarga natio yang terpandang. "santai aja sama saya pak, kalau begitu saya masuk dulu."
"iya den, nanti kalau ada apa apa panggil saya saja, atau aden bisa kesini nyari saya."
"aduh, panggilannya kemewahan pak. Panggil amando saja, atau nak juga boleh. Saya gasuka panggilan aden." ujar ando tatkala mendengar panggilan aden yang terdengar menggelikan.
"eh, iya iya. Nak amando ya?"
"iya pak, begitu lebih enak dengarnya. Kalau begitu saya masuk dulu." setelahnya ando pun melipir masuk ke dalam vila, dimana hanya ada satu maid yang akan mengurus mereka selama di vila ini.
"selamat sore tuan, jika anda ingin makan saya sudah memasak di dapur. Apa anda ingin meminum sesuatu?" maid tersebut menyapa seraya menawarkan ando yang membuat pemuda itu sedikit merasa menjadi orang lain.
Dirinya tak biasa dan kurang nyaman, "tidak perlu, kamu silahkan istirahat saja. Ini perintah." kata terakhir ando terdengar tegas dan tak ingin di bantah membuat maid itu hanya menunduk sopan lantas pergi.
Ando berjalan santai sembari melonggarkan kancing kemeja atasnya, meskipun terdapat ac, tapi hawa panas jakarta terasa masih menempel di badannya. Ketika ando memasuki dapur, ia melihat sekilas ke arah meja makan di mana ada indira sedang makan disana. Merasa tak ingin membuat gadis itu mengeluarkan taringnya, ando lewat begitu saja. Nampak acuh dan dingin di mata indira, padahal ando hanya tak ingin membuatnya marah namun pikiran wanita memang susah di tebak.
Ando berjalan menuju kulkas, ia membuka hendak mencari batu es untuk mengompres lengannya yang sepanjang jalan tadi di pukuli indira karna dirinya membawa gadis itu ke bandung tanpa memberitahu lebih awal. Padahal itu semua ulah sheno dan ando lah yang menjadi tersangka.
Menghela nafas, ternyata batu es di dalam kulkas masih tahap proses pembekuan, alhasil ando menutup kulkas tanpa mendapatkan yang ia butuh. Ingin memanggil si maid, tapi tadi ia baru saja menyuruh wanita itu untuk beristirahat. Terpaksa ando langsung menuju kamar, ia mengambil handuk lalu memasuki kamar mandi. Ketika membuka seluruh bajunya, ando dapat melihat bekas kebiruan di lengan kiri serta bekas cubitan di perut sampingnya.
"kok bisa ya?" bingungnya bergumam, tak menyangka kekuatan cubitan indira sampai berbekas. Setelahnya ia meletakkan kacamatanya di sembarang tempat lalu mengguyur tubuhnya di bawaj shower.
Selesai mandi, ando berganti pakaian dengan isi lemari yang sudah di isi yang pastinya jauh dari sebelum mereka menikah, karna itulah yang di katakan sheno kepadanya. Semuanya sudah mereka siapkan lebih awal.
Celana pendek abu abu, serta kaos biru menjadi pilihan ando. Ia bercermin sebentar sambil mengeringkan rambut pendeknya yang kembali di potong saat pernikahannya kemarin. Kacamatanya tak lupa ia elap lalu menggantung handuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan - MANDIRA
Fanfic[ slow update ] mencintai seseorang yang tidak mencintaimu. dan hidup bersama dengan orang yang tidak kamu cintai sekaligus membenci dirimu. kurang sial apa hidup amando?. "akhirnya aku jadian juga sama dia man," ..... "kita cuma nikah bohongan! set...