PLAGIAT DILARANG MENDEKATTTT!!!
Carolina Betricia seorang karyawan swasta yang hidup melajang hingga usianya yang hampir menginjak kepala 3 harus tutup usia karena kelelahan bekerja.
Secara tiba-tiba, ia terbangun ditubuh seorang Putri bernama Del...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cederix hanya mampu terdiam dengan ledakan emosi Deluna. Karena tubuhnya yang sebagian telah menanggung darah monster, maka Deluna tidak bisa mengendalikan emosinya. Perempuan itu merasa seperti binatang buas betina yang cemburu. Cederix juga tidak bisa mengelak bahwa sentuhan wanita palsu itu bisa membangkitkan kejantanannya.
"Aku akan membunuh wanita itu." Desis Deluna dengan tatapan tajam membelai wajah Cederix.
"Tidak Deluna, sadarlah. Kita harus menguak jati dirinya. Untuk saat ini kita hanya bisa mengulur waktunya sembari aku memikirkan caranya." Ucap Cederix membuat Deluna terkekeh.
Melepaskan cengkeraman tangannya yang membekas. Sulut mata monster yang tajam menurunkan sudut bibirnya. Melangkah perlahan menjauhi Cederix sembari menatap kuku tangannya yang berbekas darah. Wujudnya benar-benar mengerikan namun Cederix tetap mencurahkan cinta padanya. Ini sama dengan penyiksaan bagi Deluna.
"Deluna. Hey, apa kamu baik-baik saja?" Lembut Cederix semakin membuat Deluna bersalah.
"Aku pergi dulu." Ucap Deluna meninggalkan Cederix sendirian.
Braaaakkkk
Gebrakan meja beserta geraman tanda frustasi. Bersandar di kursi kebesarannya sembari melamun. Cederix benar-benar bingung seakan seluruh kekuatannya ikut menghilang. Dia tidak berdaya melihat tatapan menyedihkan Deluna, dia juga tidak bisa menghukum tegas pelaku yang menyusahkan istrinya. Cederix merasa tidak berguna.
"ANJJ****NGGG!!!! PANT***KKK!!! PUKIM***KKK!" Teriak Deluna tidak bisa menahan emosinya.
"JANC*KK! GROOAAAARRRR!!! Bisa tidak kalau teriak ditempat lain?!" Sahut Petis merasa terganggu karena lengkingan suara Deluna.
"Diem lo! Gue lagi sensi, mau lo gue bikin pepes naga?!" Ancam Deluna menatap tajam Petis.
"Ya maap." Diam Petis melihat wajah Deluna yang siap memakannya hidup-hidup.
"Aku sedih Tiss, sedih bangett... Aku sediihh..."
"Maaf Ratu, jangan alay bisa?" Ucap Petis tidak enak hati dan tak berani menatap Deluna.
"Naga pukim*k. Ini serius Tis, gimana caranya mengubah seseorang ke wujud aslinya?" Tanya Deluna yang sudah tidak tantrum lagi.
"Lah kocak! Kan elo punya sihir, sebagai penguasa para monster lo bisa gunain sihir."
"Lah iya ya, kok gue bego ya." Ucap Deluna tercenung.
"Lah emang." Ringan Petis mengedikkan sayapnya.
"Lo berani sama gue?!" Sinis Deluna pada Petis.
Naga itu hanya menghela nafas lelah. Deluna beranjak sembari menepuk kepala Petis. Memang love language mereka adalah saling caci maki.