Senyuman

19 5 10
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Senyumanmu begitu berbekas bagiku, dan seakan sulit bagiku untuk menghapusnya dari ingatanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyumanmu begitu berbekas bagiku, dan seakan sulit bagiku untuk menghapusnya dari ingatanku

-Madeena Haira Sayyidah-


°

🍂🍂🍂

Ini adalah hari kedua Madeena berkemah di Bandung, suasana pagi hari kali ini terbilang lebih sejuk dari biasanya, setelah mendapatkan informasi mengenai kegiatan hari ini Madeena merasa sedikit jenuh. Pasalnya untuk kegiatan kali ini mereka tidak akan melakukan praktik apapun, dan hanya akan diminta untuk mendengarkan materi mengenai daur ulang sampah dan tentunya dalam ruang lingkup yang sama, yaitu kesehatan lingkungan.

Madeena duduk dibibir tenda dengan kaki menjulur keluar sedangkan dia duduk di dalam tenda, sambil memandangi kondisi di luar sana yang tampak olehnya para mahasiswa dan juga dosen yang sedang menikmati waktu paginya karena memang acara akan dimulai nanti pukul sembilan, masih ada sekitar satu jam lagi untuk bersantai.

Dalam kondisi termenung Madeena kembali teringat dengan kejadian semalam, pada saat persiapan acara penyuluhan kesehatan lingkungan yang ternyata dilaksanakan pada malam harinya juga.

Kejadian yang membuatnya seakan merasakan yang namanya patah hati. Dimana pria yang membuatnya gelisah akhir-akhir ini dengan sangat akrabnya mengobrol dengan seorang dosen perempuan. Dan dia bukanlah istrinya, karena Madeena tau Ameer belum menikah, itu yang Fira katakan padanya.
Bukan hanya itu saja, kejadian yang tak terduga lainnya berhasil membuat mata Madeena membola kemarin malam kala melihat tubuh ramping dosen perempuan yang bernama Inggrid itu, Ameer peluk.
Madeena tau, itu bukanlah hal yang disengaja, karena pada saat itu bu Inggrid memang hendak terjatuh karena terpeleset. Namun, hatinya seakan tidak menerima hal itu.

Tak lama Fira datang dengan membawa dua cup mie instan.
"Assalamualaikum, ini aku bawa mie instan udah aku seduh tinggal dimakan, tadi diberi sama Masku, yang kemarin kamu gak lupa kan?"

"Mana mungkin aku melupakannya Fir, sejak lama dia sudah menetap dihati dan juga ingatanku,"

"Iya aku ingat Fir, "

"Yaudah nih makan enak loh suasana dingin gini makan mie instan sekali-kali iya gak? Meskipun udah sarapan tadi, tapi jam segini gak papa kali ya makan lagi."

"Gak tau juga tuh, makan aja lah." jawab Madeena yang membuat mereka berdua akhirnya tertawa lalu kemudian berbincang.

Tidak ada sedikitpun niatan dari Madeena untuk menanyakan Ameer lebih jauh pada Fira, mungkin lain waktu fikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIRKU BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang