11.20 wib
.
" Juan...."
Sebutir air mata menetes dari sudut mata livy yg sedang terpejam. Bibirnya mulai gemetar saat mengingat Juan..
Ia menangis dalam tidurnya, isak tangisnya yg begitu lirih masih mampu di dengar oleh sylvia yg sedang duduk di sampingnya
" Livy.. Lo kenapa?"
Sylvia menepuk pundak livy yg sedang tertidur di sampingnya. Namun sekali dua kali tepukan di pundak tak mampu menyadarkan livy dari tidurnya
Lantas Sylvia langsung menepuk pipi livy dengan kekuatan sedang. " Bangun liv.. Lo kenapa nangis?" Tanyanya
Astaga... Livy membuka samar kedua matanya
Huh
Huh
Huh..
Deruan nafas livy menaik turunkan dadanya dengan cepat seolah sedang berlari jauh,
Keringat dingin sudah mengucur di kening hingga menetes di pipinya, bersamaan dengan air mata yg tak sengaja mengalir saat ia terpejam, membuatnya terlihat begitu mengkhawatirkan
" Livy.. Lo kenapa? Mimpi buruk?"
Melihat livy yg hanya diam sembari menetralkan nafasnya. Sylvia berinisiatif menempelkan telapak tangannya di kening livy
" Anget dikit. Lo ga enak badan liv?" Tanya sylvi kembali
Kini livy mulai tersadar, ia menoleh pada Sylvia sembari menahan airmatanya.
" J-juan mana?" Tanya livy menggenggam kedua tangan sylvia
Sylvia tertegun sejenak sembari membalas genggaman tangan livy. Ia pun tersenyum dan mengusap peluh di kening livy
" Juan di lapangan, lagi maen basket sama cowok-cowok kelas. Lo ketiduran abis makan banyak tadi" Ucapnya
Kening livy langsung mengerut? Apa dia sedang bermimpi? Nggak! Nggak bisa!
Nggak bisa percaya begitu saja, livy langsung bangun dari tidurnya dan turun dari ranjang menuju pintu. Sylvia pun terkejut karena livy terlihat begitu panik
" Mau kemana hey? Lo masih anget liv" Pekik Sylvia
Livy tak memperdulikan panggilan sylvia. Ia berlari keluar dari vila yg mereka tempati untuk hari terakhir sebelum besok kembali pulang
Perasaan livy begitu pilu, ia mengingat terakhir kali Juan yg sudah tak bernyawa.
Dia benar-benar menangis sesak bahkan sangat menusuk menyakiti relung hatinya yg paling dalam
" Juan... Lo masih idup kan??"
Ucapan yg terus keluar dari mulutnya selama berlari keluar, dan itu demi meyakinkan jika mimpinya tidak benar.
Usai keluar dari villa, dengan kaki gemetaran serta jalan yg sempoyongan, livy melangkah memasuki lapangan basket
" Juan.." Ucapnya saat melihat Juan yg tengah asyik bermain basket bersama teman-teman kelasnya di tengah lapangan
Semua teman teman di lapangan langsung menyadari kehadiran livy.
Juan pun turut menoleh. Tak butuh waktu lama ia langsung berlari mendekat saat melihat livy yg menangis terisak
" Livy, kenapa nangis? Apa ada yg sakit?" Tanya Juan yg berdiri memberi jarak, ia masih tak berani lebih dekat
Semua teman temannya keheranan menyaksikan livy yg menangis dari kejauhan, terlihat livy yg masih menangis dengan netra yg tertuju pada Juan
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BIG HEART!
FanfictionBestfriend to be a boyfriend 🙈 Bestie yg penuh gengsi hahhaa