8

24 3 0
                                    

Alfian berjalan menuju ruangan milik Dave sahabatnya, setelah masuk ia melihat Dave yang tengah membaca sebuah berkas.

"Dave" Merasa namanya di panggil Dave mengalihkan pandanganya pada sang sahabat yang telah duduk di depannya.

"Gimana keadaan Vano?" Tanya Alfian.

"Al, menurut hasil pemeriksaan Devano mengalami Panik Attack, serangan panik yang memicu rasa trauma nya di masa lalu, sehingga menyebabkan Devano pingsan karena hal itu" Alfian menghela nafas berat mendengar kondisi adiknya.

"Dia bisa sembuh kan Dave?"

"Gue gak tau, itu di luar kemampuan gue, saran gue coba Lo tanya sama psikolog atau psikiater nanti" Ucap Dave, Ia menepuk pundak sahabatnya.

"Gue yakin Devano bakal sembuh begitu juga sama Ara" Lanjutnya kemudian, Alfian menunduk dalam.

"Gue gagal lagi ya Dave, gue gak bisa jaga adik gue sendiri, gue gagal buat yang ketiga kalinya" Dave yang mendengar gumaman Sahabatnya beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri dan memeluk Alfian yang kini telah meneteskan air matanya.

"Lo gak gagal, semua bisa di perbaiki Al, Lo udah jadi Abang yang hebat buat mereka" Dave berucap pelan sambil mengusap punggung Sahabatnya.

Alfian melepaskan pelukan itu, lalu menghapus Air matanya yang tersisa.

"Lo udah makan belum?" Ucap Dave, Alfian menggeleng pelan.

Duk!

"Goblok, gimana mau jagain Adik Lo kalau Lo nya nanti malah sakit, gimana si!!" Dave menjitak Alfian dengan keras.

"Sakit woy!" Dave memutar bola matanya dengan malas mendengar gerutuan Alfian.

"Bodo Amat, Dah sana makan!" Dave memberikan kotak bekal untuk Alfian.

"Wihh, tumben baik" Alfian berseru dengan senang.

"Udah sana minggat, gue mau kerja jangan ganggu" Usir Dave dengan malas.

"Gak lah enakan gangguin Lo"

"Keluar Al, kalau gak gue aduin Kenzi mampus Lo!" Ancam Dave mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak seseorang.

"Iya, iya gue keluar, Najis cepu banget bangsat" Alfian menatap Dave sinis.

Brak!

Pintu itu tertutup dengan sangat keras, Dave hanya mengusap dadanya dengan sabar.

"Dasar Bocill"







Alfian berjalan menuju ruangan Devano dengan sekantong obat dan bekal yang di berikan oleh Dave.

Cklek!

Alfian tersenyum melihat teman-teman Adiknya yang tampak merawat Devano dengan baik.

"Terima kasih telah menjaga Devano, kalian bisa pulang untuk beristirahat, biar saya yang menjaga nya" Alfian berucap dengan tenang.

"Kalau gitu kami pamit dulu Bang Al" Razky berpamitan mewakili teman temannya. Alfian mengangguk pelan.

Razky dan yang lainnya melangkah meninggalkan ruangan Devano, yang kini menyisakan Alfian dan sang Adik.

Alfian menatap Lamat sang Adik yang sedang tertidur dengan pulas.

"Maaf Mom, Dad, baik dulu maupun sekarang Al tetep gagal jadi Kakak yang baik" Alfian menatap Devano yang tertidur dengan tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVAGE : NEXT VERSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang