Pagi itu, di rumah Zen, suasana penuh tawa karena Cecil dan Kentut-kucing kecil berbulu abu-abu yang sukses mencuri perhatian semua orang. Cecil sedang sibuk membuat video TikTok dengan Kentut sebagai bintang utama."Lihat nih, Kak Zen! Kentut udah bisa joget!" seru Cecil sambil memutar lagu konyol.
Zen hanya memandanginya dengan ekspresi datar, tapi sudut bibirnya terangkat sedikit. "Cecil, lo tau kan kita lagi di tengah misteri besar? Bisa nggak lo berhenti main TikTok sama Kentut sebentar aja?"
"Enggak bisa, Kak. Kentut inspirasi aku!" jawab Cecil sambil memeluk Kentut yang tampak pasrah di tangannya.
Sementara itu, Zea dan Mina sedang menyusun strategi di rumah Mina. Setelah kejadian kemarin malam, mereka tahu harus lebih berhati-hati. Namun, diskusi serius mereka terganggu oleh Jeno dan Raka, yang datang dengan ide gila baru.
"Gue punya rencana brilian," kata Raka dengan penuh percaya diri.
Zea mengangkat alisnya. "Rencana lo biasanya berakhir bencana."
"Dengerin dulu, dong! Jadi gini, kita manfaatin Kentut buat nyusup ke tempat orang-orang yang ngancem lo. Siapa yang curiga sama kucing kecil lucu?"
Jeno menambahkan, "Bener banget. Kita bisa tempelin kamera kecil di Kentut, terus kita pantau semuanya dari sini!"
Mina menatap mereka dengan ekspresi lelah. "Lo pikir ini film mata-mata, ya? Itu kucing, bukan robot!"
Namun, sebelum mereka bisa membantah lebih jauh, Cecil datang dengan Kentut yang sudah mengenakan kostum detektif kecil lengkap dengan topi Sherlock Holmes.
"Siap, Kentut! Misi dimulai!" seru Cecil penuh semangat.
Sementara itu, di rumah Zen, ibunya yang baru pulang dari luar negeri mencoba memahami situasi. Ia mendapati Kentut sedang duduk di meja makan dengan sepotong roti di depannya, ditemani Cecil yang sibuk memakaikan pita baru di leher kucing itu.
"Cecil, kenapa kucing ini diperlakukan seperti raja?" tanya ibunya.
"Karena dia istimewa, Ma! Kentut bakal bantu Kak Zen dan Zea menyelesaikan misteri mereka!" jawab Cecil tanpa ragu.
Zen yang sedang membaca dokumen di ruang tamu hanya bisa menggelengkan kepala. "Cecil, ini bukan waktunya buat bercanda. Lo bahkan nggak tau apa yang lagi gue hadapi sekarang."
Tiba-tiba, Kentut melompat dari meja makan dan menjatuhkan sebuah buku tebal dari rak. Buku itu terbuka, dan Zen langsung menyadari ada dokumen yang terselip di dalamnya-dokumen yang mirip dengan yang diterima Zea sebelumnya.
"Ini... dokumen apa lagi?" gumam Zen, mulai merasa ada pola di balik semua kebetulan ini.
Raka dan Jeno akhirnya berhasil membujuk Zea dan Mina untuk mencoba ide mereka dengan Kentut. Mereka menempelkan kamera kecil di kalung kucing itu dan membiarkannya masuk ke area kosong di sekitar kantor lama yang terhubung dengan ancaman kepada Zea.
Namun, bukannya mendapatkan petunjuk, Kentut malah menemukan seekor tikus besar dan mulai mengejarnya ke segala arah. Kamera yang terpasang di Kentut merekam semua aksi kocak itu, termasuk saat ia berlari ke tempat sempit dan menabrak pot bunga.
"Gue nggak percaya kita serius ngelakuin ini," keluh Mina sambil menatap layar laptop yang menampilkan siaran langsung dari kamera Kentut.
Jeno tertawa keras. "Bro, ini lebih seru dari nonton film komedi. Kentut jago banget!"
Raka menambahkan, "Ini jelas kucing berbakat. Gue yakin Kentut bakal bantu kita beneran!"
Namun, misi itu berakhir ketika Kentut kembali ke rumah membawa tikus yang masih hidup, membuat Cecil menjerit panik dan lari ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
zea milik si berandalan[THE END]
Mystery / ThrillerHujan membawa kenangan kelam yang tak pernah hilang dari ingatan Zea Safira Winata. Di hadapan nisan ibunya, ia menyimpan pertanyaan yang tak pernah terjawab: apakah kematian ibunya benar-benar kecelakaan, atau ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan...