Setelah berhari-hari mempersiapkan diri, Zea dan tim akhirnya memulai perjalanan mereka. Mereka tahu bahwa tujuan pertama mereka adalah sebuah lokasi terpencil di luar kota-sebuah gudang lama yang menurut informasi Mina, menyimpan petunjuk penting mengenai Arkana Estate.Zea memimpin tim bersama Zen, dengan Mina yang memegang peta dan Raka serta Jeno menjaga jarak agar siap menghadapi kemungkinan ancaman. Peta itu, meskipun terkesan biasa, penuh dengan tanda dan simbol yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang telah diberi pengetahuan khusus.
"Ada sesuatu yang tidak beres di sini," kata Mina dengan suara rendah saat mereka memasuki hutan yang gelap, tempat gudang itu berada. "Arkana Estate tidak akan membiarkan tempat seperti ini terbuka begitu saja."
Zea merasakan ketegangan di udara, meskipun ia berusaha menjaga ketenangan. Setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin berat. Mereka tidak hanya mencari kunci yang hilang, tapi juga berhadapan dengan kekuatan yang lebih besar daripada yang mereka duga.
Ketika mereka tiba di gudang tersebut, suasana semakin mencekam. Bangunan itu tampak sudah lama terbengkalai, dengan dinding yang hampir runtuh dan pintu yang terkunci rapat. Raka melangkah maju dan memeriksa pintu.
"Ini tertutup rapat. Tapi kita harus bisa masuk," katanya dengan senyum nakal. "Aku bisa buka ini dalam beberapa detik."
Namun, Zen menahan langkahnya. "Hati-hati. Ini bukan sekadar gudang tua. Jika Arkana benar-benar menyembunyikan sesuatu di sini, mereka mungkin telah meninggalkan jebakan."
Jeno, yang lebih berhati-hati, mengangguk. "Zen benar. Kita harus lebih waspada."
Mina melangkah maju dengan teliti, membuka peta untuk mencari tahu petunjuk berikutnya. "Kunci pertama harus ada di sini. Setiap lokasi yang kita tuju mengarah pada hal-hal yang lebih besar. Kita tidak tahu siapa yang bisa saja mengawasi kita."
Dengan hati-hati, mereka mulai mencari jalan masuk ke dalam gudang. Raka, yang sudah tidak sabar, akhirnya berhasil membuka pintu menggunakan alatnya. Pintu terbuka dengan suara berderak, dan udara di dalam gudang terasa berat. Mereka menyalakan senter dan masuk ke dalam.
Di dalam, mereka menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan barang-barang lama dan tumpukan file. "Ini sepertinya tempat penyimpanan," kata Zen sambil memeriksa sekeliling.
Zea menatap sekeliling, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ada bau khas yang tidak bisa ia jelaskan-sesuatu yang menunjukkan bahwa mereka bukan satu-satunya yang berada di sana. "Ada apa dengan ruangan ini? Sepertinya ini bukan hanya tempat barang-barang lama."
Zen mendekati meja di tengah ruangan, di mana sebuah kotak kecil terletak. Kotak itu tampak seperti benda yang sudah lama tertinggal, namun ada sesuatu yang menarik perhatian Zen. "Itu dia," katanya sambil menunjuk kotak itu.
Mina segera mendekat. "Ini pasti kunci pertama. Kita harus segera membukanya."
Namun, ketika Mina mencoba membuka kotak itu, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Raka segera mengangkat senapan untuk berjaga-jaga. "Ada seseorang di sini!"
Zea merasakan jantungnya berdetak kencang. "Siapa itu? Arkana?"
"Tidak tahu," jawab Zen, "Tapi kita harus siap."
Dengan cepat, mereka menyembunyikan diri di balik tumpukan barang dan menunggu. Seketika, sekelompok pria berseragam gelap masuk ke dalam gudang. Mereka tampak terlatih dan memeriksa ruangan dengan cermat. Zen berbisik, "Ini bukan kebetulan. Mereka tahu kita akan datang."
Zea merasakan keringat dingin di tengkuknya. Ia menatap kotak yang ada di atas meja. Mereka tidak bisa mundur-kotak itu harus dibuka. "Kita harus melawan mereka," katanya dengan suara tegas. "Tidak ada jalan lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
zea milik si berandalan[THE END]
Mystery / ThrillerHujan membawa kenangan kelam yang tak pernah hilang dari ingatan Zea Safira Winata. Di hadapan nisan ibunya, ia menyimpan pertanyaan yang tak pernah terjawab: apakah kematian ibunya benar-benar kecelakaan, atau ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan...