Sembilan

53 9 3
                                        

Getaran ponsel di saku membuat Thea menghentikan aktivitas merapikan buku kedalam tas. Tangannya beralih meraih ponsel lalu membukanya.

1 pesan baru : Manusia aneh

Bel pulang sudah berbunyi dari tadi. Namun, Thea masih enggan meninggalkan bangku kelasnya. Zera juga sudah pulang terlebih dahulu karena sudah ada yang menjemput.

Sebenarnya ia sangat malas sekali untuk pergi bersama Galang. Tapi, jika dia tidak menepati jadwal, Rio akan mengadu dan hal itu akan membuat dirinya diceramahi oleh orang tuanya.

"Sehari aja manusia aneh itu ngga bikin gue emosi kayaknya nggak mungkin!" Ucapnya kesal pada diri sendiri.

Segera Thea merapikan barang-barangnya lalu menghampiri Galang yang sudah menunggunya diparkiran.

Terlihat hanya tersisa satu motor saja. Lelaki dengan hoodie hitam tengah duduk seraya bermain ponsel diatas motor CB klasiknya.

"Lama banget!" Ucap Galang kesal ketika menyadari keberadaan Thea dihadapannya.

"Males gue."

"Lo pikir gue nggak males? Males banget. Kalo nggak karena Rio, gue nggak mau nganterin lo!"

"Gue juga kalo bukan Rio yang nyuruh, mana mau juga gue dianterin manusia aneh!"

Galang menyodorkan helm, "Pake." Galang memang selalu membawa dua helm. Hanya untuk berjaga-jaga aja siapa tau Rio atau Guntur ikut menebeng. Jadi, dia aman kalo ada polisi sedang razia.

"Cepet naik keburu hujan," Ucap Galang lagi sebelum akhirnya berjalan meninggalkan sekolah.

🦕🦕🦕

Gadis blonde melangkahkan kakinya berat menuju ruang pendaftaran dengan Galang yang menyusul dari belakang. Setelah pendaftaran selesai, kali ini Thea menuju ke ruang spesialis untuk menunggu disana.

Terlihat cuma ada beberapa orang saja yang mengantri disana. Kali ini, Thea memilih duduk dibangku pojok yang terdapat dua kursi kosong.

"Kalo mau nyender, nyender aja. Gue nggak rese kali ini," Ucap Galang tiba-tiba membuat Thea menoleh kearah samping.

Thea masih terdiam. Tanpa menjawab, kepalanya langsung ia senderkan pada dada bidang milik pemuda ringkih itu.

"Gue bosen kesini terus," Ucap Thea seraya memejamkan matanya.

Thea memiliki riwayat Amnesia traumatik. Yang dimana seseorang mengalami hilang ingatan sementara akibat benturan pada area kepalanya.

Sebelumnya, Thea memang seperti manusia lainnya. Ceria, mengenal banyak teman bahkan memiliki wawasan yang sangat luas. Namun, akibat musibah yang terjadi Thea harus berjuang melawan sakitnya selama dua tahun belakangan ini.

Beberapa memori ingatan hilang. Hal itu membuat Thea tidak bisa mengenali orang-orang dimasa lalunya.

Galang terdiam. Ia bingung harus bersikap seperti apa sekarang. Hingga pada akhirnya, nama Thea dipanggil untuk menjalani terapi okupasi.

"Gue masuk dulu, ya."

Galang mengangguk. Rasa iba muncul dalam benaknya ketika melihat Thea berjalan menuju ruangan. Sesak sekali rasanya. Namun, ini merupakan takdir tuhan.

"Galang?"

Galang menoleh, melihat lelaki dengan pakaian khas dokter tengah berjalan menghampirinya.

GALANG ANGGARA PUTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang