Part 13

8 1 0
                                    

"Ayah baik,tapi kelak aku tidak mau punya suami seperti ayah."

~ Cecilia Monica ~








•••

"BUNDA!!."

Teriaknya keras, kini air mata sudah berlomba-lomba keluar dari pelupuk matanya,isakan demi isakan terdengar sangat menyesakkan.
Dengan sekuat tenaga ia menggoyangkan badan sang bunda yang nampak tenang dalam pingsannya.

"Bunda bangun bunda jangan tinggalin Lia!." Racau nya dengan tangan yang senantiasa menggoyangkan badan wanita paruh baya itu.Ya,gadis yang sekarang tengah menangis itu adalah Cecilia Monica sahabat satu satunya Ceri.

Mencoba menahan sesak di dadanya, Lia mendongakkan kepalanya memandang rumahnya yang kini habis tak tersisa hanya meninggalkan kayu-kayu hitam dari bangunan karena terbakar.

Akan tinggal dimana ia setelah ini? itu lah pertanyaan yang muncul di otak nya.

Apakah ia harus meminta bantuan dari sang ayah?

sepertinya itu merupakan pilihan satu-satunya sekarang ini, walaupun ia sendiri tidak yakin apakah ayahnya akan membantu atau tidak .

"Lia,bundamu akan di bawa ke rumah sakit kamu ingin ikut atau tidak?." Tanya ibu-ibu mengagetkan Lia dari lamunannya

"Eh?Lia mau ke rumah ayah dulu budhe,bisa tolong bantu jagain bunda sebentar? janji nggak akan lama." Ucap Lia

"Baik,kamu hati-hati ya." Lia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

Ketukan pintu amat nyaring dan terkesan terburu-buru terdengar di sebuah rumah bercat putih,nampak sepasang wanita dan pria paruh baya muncul dari dalam rumah.Lia amat sangat mengenal pasangan tersebut itu adalah ayah dan ibu tiri nya, rasanya ia sudah tidak ingin lagi menyebut pria itu dengan panggilan ayah mengingat tingkah laku pria itu semasa masih menjadi suami dari sang bunda sangatlah buruk

"Ah anakku sudah lama bukan kita tidak bertemu,apakah kau tidak merindukan ayahmu ini?." Tanya Bagaskara membuat Lia ingin muntah mendengar nada lembut yang di buat-buat dari pria tidak tau diri itu dan sialnya merupakan ayah kandungnya sendiri.

"Tuan Bagaskara saya tidak ingin basa basi,tujuan saya kesini hanya ingin meminta tolong pada anda." Ucap Lia memandang datar sang ayah

"Minta tolong soal apa?."

"Saya ingin meminjam uang pada anda."

"Uang? apakah wanita sialan itu tidak pernah memberimu uang, sehingga kau repot-repot untuk datang kesini?." Mendengar perkataan Bagaskara membuat Lia ingin sekali menampar mulut jahanam yang menghina bundanya.

"JAGA UCAPAN ANDA TUAN BAGASKARA YANG TERHORMAT!!." Bentak Lia marah

"Heh! dasar anak tidak tau diri,sudah dibaiki malah ngelunjak." Marah Ana ibu tiri Lia

"Tidak tau diri? sepertinya anda harus ngaca terlebih dahulu nyonya Ana,bukankah anda yang dengan tidak tahu dirinya merusak rumah tangga orang?." Ucap Lia sinis gadis yang masih memakai seragam sekolah itu dengan berani memandang tajam wanita paruh baya di depannya,membuat yang ditatap hanya terdiam mematung

"Butuh berapa?." Tanya Bagaskara

"Sepuluh juta." Ucap Lia singkat membuat Ana yang berdiri di samping Bagaskara melotot kan matanya

"Apa..." Ucap Ana yang lebih dulu di potong oleh Bagaskara

"Diam Ana! kamu tidak perlu ikut campur." Sahut Bagaskara memotong ucapan Ana,karena menurunnya wanita itu selalu ikut campur dengan urusannya.

CERILLA ZXYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang