Part 6

41 9 4
                                    

"Kenangan yang kita bangun dengan orang tersayang akan terus melekat pada diri kita sekalipun orang itu sudah tidak ada di sampingmu".

|°Quotes off the day °|


•••

Hening.Satu kata yang menggambarkan suasana di ruang tamu ini,terdapat dua orang berbeda usia tengah duduk saling berhadapan,tidak ada yang berniat memulai percakapan.Helaan napas panjang terdengar dari wanita paruh baya yang duduk di Single sofa dan di hadapan wanita tersebut terdapat anak laki-laki yang tertunduk diam dengan tangan yang saling bertautan,menggambarkan bahwa ia tengah dilanda kegugupan.

Sampailah wanita paruh baya itu pun memulai percakapan setelah beberapa menit keheningan menyelimuti mereka

"Kamu ngga kasian sama ibu, Zio?." Tanya Mirna dengan muka tanpa ekspresi,namun matanya menyiratkan kesedihan.Zio hanya terdiam dengan kepala yang terus menunduk

"Uang sebanyak itu kita dapat dari mana hah?!." Bentak Mirna tanpa sadar dan air mata kini membasahi kedua pipinya, tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya Mirna benar-benar marah kepada anak laki-lakinya ini, bahkan ia sudah berdiri memandang anaknya dengan amarah yang berkobar di matanya

Tersadar apa yang ia lakukan, Mirna terduduk diam dengan tatapan kosong ia benar-benar tidak sengaja membentak anaknya tadi, emosi dalam dirinya seolah-olah mengendalikan ucapan yang keluar tanpa ia sadari.

"Ibu Zio minta maaf,ngga seharusnya Zio mukul Kevin." Ucapnya lirih.Zio melangkahkan kakinya mendekati sang ibu yang terduduk diam dengan tatapan kosong seakan-akan hanya terdapat raga tanpa jiwa

"Tapi Zio mukul dia ada alasannya kok." Ucap Zio tiba-tiba membuat Mirna spontan menolehkan kepalanya menatap anaknya dengan pandangan bertanya

"Kevin tadi mengejek Zio anak haram terus Zio ngga terima makanya Zio pukul dia.Yang Kevin ucapin ngga benar kan, Bu?Zio bukan anak haram kan?." Tanyanya menuntut

"Kamu bukan anak haram." Jawab Mirna lirih

"Ayahmu meninggal sewaktu umurmu dua tahun,karena suatu kejadian." Lanjutnya
Zio hanya diam memperhatikan apa yang ibunya ucapkan sesekali mengangguk singkat sebagai respon

" Lanjutnya Zio hanya diam memperhatikan apa yang ibunya ucapkan sesekali mengangguk singkat sebagai respon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok..tok..tok..

Ketukan pintu membuat atensi dua orang di ruangan itu teralihkan dan ketukan itu dibarengi dengan suara pintu yang terbuka, muncullah sosok gadis dengan muka kusut dan ada sisa-sisa air mata di pipinya jangan lupa tangan kanannya yang menentang sandal jepit yang tinggal sebelah.Zio yang melihat keadaan sang kakak yang jauh dari kata rapih itu sontak hampir menyemburkan tawanya, kakaknya mirip sekali dengan orang gila yang ia sering temui di pinggir jalan lain halnya dengan Mirna,wanita paruh baya itu berjalan menghampiri sang anak dengan raut wajah khawatir yang kentara

"Kamu kenapa,nak?." Tanya Mirna khawatir

"Ibuuu." Rengek Ceri dengan mata berkaca-kaca siap menumpahkan air mata

"Kenapa hm? siapa yang bikin anak ibu seperti ini, coba bilang sama ibu." Ucap Mirna lembut, seakan lupa apa yang terjadi beberapa menit yang lalu

"Tadi sewaktu di jalan arah pulang ada seekor anjing kecil yang tiba-tiba
ngejar Ceri, padahal Ceri ngga ngapa-ngapain ibuu." Ucapnya gadis itu kini sudah duduk lesehan di lantai dengan muka memelas

Flashback on

Ceri mengayuh sepeda pink nya dengan santai sembari menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus mengenai wajahnya dan membiarkan rambut yang tergerai indah itu bergerak seirama mengikuti gerakan angin.

Ketika tengah asik-asiknya menikmati suasana itu tiba-tiba rantai sepeda miliknya putus membuat Ceri mau tak mau harus mendorong sepeda itu untuk sampai ke rumahnya yang tidak jauh lagi .Tapi sepertinya kesialan sedang menimpanya hari ini, ketika tengah mendorong sepeda tiba-tiba seekor anak anjing kecil yang entah dari mana itu mengejar Ceri tanpa sebab.

Ceri yang memang takut pun berlari tak tentu arah dan meninggalkan sepeda miliknya tergeletak begitu saja di pinggir jalan,dengan jantung yang berdegup kencang Ceri mempercepat larinya dan sesekali menengok kan kepalanya kebelakang untuk melihat apakah anak anjing itu masih mengejar atau tidak,karena tidak memperhatikan jalan Ceri tersandung batu besar di depannya membuat lututnya terluka dan mengeluarkan sedikit darah,dengan napas yang tidak teratur Ceri duduk di pinggir jalan berharap anak anjing itu sudah tidak mengejar dirinya lagi.Tapi memang sepertinya takdir sedang tidak berpihak padanya, lihatlah bunyi gonggongan itu malah terdengar semakin mendekat

GUK... GUK.... GUK...

GUK.... GUK... GUK..

Seekor anak anjing pun mendekat, dengan jantung yang semakin berdegup kencang Ceri mencoba beranjak dari duduknya menghiraukan rasa sakit dari luka di lututnya,walaupun ia sedikit meringis kesakitan ketika kakinya ia gerakkan.

Dengan tertatih-tatih Ceri berjalan menjauhi tempat itu dan tanpa sadar sandal jepit yang ia pakai tinggal sebelah,entah pergi kemana sandal itu .

Flashback off

Mirna yang mendengar cerita anaknya hanya menganggukkan kepalanya, tak lupa tangannya
senantiasa mengusap lembut rambut sang anak yang duduk lesehan di lantai dengan air mata terus mengalir di kedua pipi chubby nya.

Setelah beberapa menit tangisan Ceri akhirnya reda hanya tersisa sesenggukan saja,Mirna yang melihat anaknya sudah berhenti menangis lantas memberikan segelas air dan diterima baik oleh sang empu

"Udah tenang ?." Tanya Mirna lembut.Ceri hanya menganggukkan kepalanya singkat sebagai jawaban

"Sekarang kamu duduk di samping Zio,ibu mau ambil P3K buat obatin luka kamu." Titah Mirna setelah itu beranjak pergi.

Dengan tertatih-tatih Ceri berjalan menuju tempat yang di suruh Mirna yaitu di samping adiknya yang saat ini tengah duduk di kursi dan menonton TV dua botak kembar

"Kakak mau cosplay jadi orgil ya?." Tanyanya dengan muka mengejek melihat tampilan sang kakak

Diam

Ceri terlalu malas menanggapi ucapan adiknya yang tengil itu,tak membutuhkan waktu lama Mirna datang dengan membawa kotak P3K
di tangannya

"Sini ibu obati." Ceri segera mendekati sang ibu,dengan hati-hati Mirna mengobati luka di lutut anaknya. Ceri sesekali meringis ketika Mirna tidak sengaja menekan lukanya dengan kapas

"Selesai." Ucap Mirna setelah menempelkan plaster bergambar hello Kitty di luka Ceri

"Terimakasih ibu."

"Sama-sama."















Haiiii I'm back 💃🏻

Gimana nih sama part kali ini?
Semoga suka yaaa

Ada yang sama ngga nih sama Ceri yang takut juga kalau di kejar anj*ng 🐕? Coba komen

Menurut kalian ada yang kurang ngga sih sama cerita ini? atau kata katanya yang menurut kalian perlu di revisi?
Butuh saran dari kalian biar aku bisa memperbaiki kesalahan dalam cerita ini

See you next time

Salam sayang dari penulis pemula ini 🧕🏻

Upload tunggu rameee 🙇🏻‍♂️

CERILLA ZXYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang