JANGAN LIAT AWALNYA AJA!!
COBA DEH MENJELAJAHI LEBIH DALAM LAGI CERITA INI SIAPA TAU SUKA TERUS
JADI KETAGIHAN DEH
Kisah gadis desa yang putus sekolah di umurnya yang baru menginjak 13 tahun dan dia juga merupakan anak yang tumbuh tanpa sosok ayah d...
"Aku iri dengan kehidupan mereka, tapi apa boleh buat takdirku dengan mereka itu sudah berbeda. jadi, untuk apa aku harus iri dengan mereka yang sudah jelas berbeda takdir dengan ku?."
~ CERILLA ZXYA ~
•••
Setelah pulang dari rumah sahabatnya,Lia.Ceri mengayuh sepeda miliknya menuju taman yang tidak jauh dari rumahnya, dia memang sengaja tidak langsung pulang ke rumah hanya ingin sedikit menenangkan pikiran sejenak.
Suasana taman yang asri membuat pikiran dan hatinya sedikit tenang ia kemudian duduk di bangku taman tersebut memandang banyaknya pejalan kaki yang berlalu lalang di hadapannya, namun matanya tak sengaja melihat sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dengan kedua anaknya tengah bercanda tawa tak jauh dari tempatnya duduk melihat itu ia hanya bisa tersenyum miris.
Tak mau terlalu lama di taman hatinya sedikit sesak melihat hal tersebut,dengan langkah gontai ia kemudian berjalan menuju sepeda yang tadi ia taruh asal, menaiki sepeda tersebut dan berlalu pergi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peluh kini membasahi dahinya, panas matahari yang menyengat kulit tidak membuat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik padahal umurnya sudah menginjak kepala empat itu berhenti melakukan kegiatannya untuk berkebun.
Mirna, seorang wanita yang harus menghidupi diri sendiri dan kedua anaknya tanpa sosok suami di sampingnya,dengan hanya mengandalkan hasil penjualan sayuran dari kebun kecil miliknya yang hasilnya pun tidak seberapa membuat ia terkadang sedikit bingung caranya membagi uang tersebut terlebih ia juga harus membiayai pendidikan anaknya.
Panggilan seseorang membuat Mirna mengentikan kegiatannya sejenak untuk mengecek siapa yang memanggilnya
"Assalamu'alaikum, Bu Mirna."
"Bu Mirna."
"Bu."
"Permisi."
Panggilan itu terus terdengar membuat Mirna sedikit mempercepat langkah kakinya menuju pintu rumahnya, setelah membuka pintunya Mirna mengerutkan dahinya bingung,tak ada yang aneh memang hanya seorang wanita muda dengan setelan daster bunga-bunga berwarna ungu dan seorang anak laki-laki yang berdiri di samping wanita tersebut dengan muka memelas.
Mirna memperhatikan anak laki-laki itu dengan muka lelahnya, anak laki-laki tersebut adalah Elzio Gevariel anak laki-laki Mirna entah apa yang anaknya perbuat kali ini, memikirkan segala kemungkinan yang telah anaknya lakukan membuat kepalanya sedikit pusing.Dengan menghela nafas panjang Mirna memberanikan diri untuk bertanya kepada wanita muda itu
"Maaf Bu, ada keperluan apa ya?dan kenapa anak saya bisa sama ibu?." Tanya Mirna sopan,ada perubahan ekspresi wajah yang bisa Mirna lihat dari wanita itu.
"Bu Mirna sebenarnya bisa mengurus anak atau tidak? punya anak itu harusnya dididik dengan baik bukan seperti anak ibu ini!!." Ucap wanita itu dengan nada marah dan menunjuk-nunjuk Zio yang berada di samping wanita itu,sedangkan yang diperlakukan seperti itu hanya tertunduk diam
"Maksud ibu apa ya? tolong jelaskan pelan-pelan."
"Anak ibu ini sudah memukul anak saya sampai babak belur, pokoknya ibu harus tanggung jawab atau akan saya laporkan pada pihak berwajib!!."
Mirna hanya menghela nafas berat mendengarnya,apa lagi ini tuhan? masalah seakan-akan tidak ada habisnya menghantam dirinya
"Tolong jangan laporkan kepada pihak berwajib dia masih anak-anak,Bu.Kita bicarakan secara kekeluargaan saja." Ucap Mirna yang berusaha membujuk wanita muda tersebut
Wanita itu tampak sedang mempertimbangkan tawaran dari Mirna kemudian wanita itu menganggukkan kepalanya singkat dan berkata
"Baiklah,saya tidak akan melaporkan kepada pihak berwajib tapi ibu harus tanggung jawab untuk pengobatan anak saya sebesar 16 juta, bagaimana?."
Mirna terdiam mendengar jumlah nominal tersebut,16 juta? dapat dari mana uang sebanyak itu,biaya hidupnya dalam satu tahun saja tidak sampai segitu
"Apa tidak adakah sedikit keringanan? saya dapat uang dengan nominal sebanyak itu dari mana, Bu." Ucap Mirna dengan wajah frustasi
"Ya itu urusan ibu, saya sudah berbaik hati tidak melaporkan anak ibu ini ke pihak berwajib harusnya ibu bersyukur!." Ucapnya sinis kemudian wanita itu pun melenggang pergi tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya
Mirna diam terpaku di tempat pikiran benar-benar berisik sekarang,kemudian matanya menatap sang anak yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri dengan tatapan sulit di artikan
"Zio." Panggilnya
Si empu yang di panggil langsung mengangkat pandangannya yang sedari tadi menunduk,menatap ibunya dengan muka bersalah
"Ayo masuk." Ucapnya kemudian pergi memasuki rumah tanpa menunggu jawaban dari sang anak.Zio hanya diam dan melangkahkan kakinya menuju rumah mengikuti sang ibu yang sudah berjalan terlebih dahulu
Hola guys ketemu lagi sama aku yang imut ini🥳😎😎
Gimana nih kabarnya? Semoga baik ya Gimana sama part kali ini? Komen yuk sebanyak-banyaknya Jangan lupa vote juga ya