"Oke, scrim kali ini lumayan ya, kalian udah back on the track lagi, bisalah kita upper nih." ucap Khescute sambil menepuk pundak Dyren.
RRQ mendengar dengan seksama arahan dan evaluasi scrim sore ini. Esok, mereka siap memberikan yang terbaik disisa match untuk mengincar upper bracket.
Khezcute dan Ko Kep meninggalkan ruangan latihan, sedang Hoshi masih asik bercengkrama membahas jalannya scrim tadi.
"Laper gak, koh?" tanya beranjak dari kursinya, mengitari meja dan berdiri di belakang Sutsujin. Tangannya mengelus perut Sutsujin.
"Aku laper, Rinz." tukas Skylar.
"Nanti, lek, aku tanya Bae Ujin aku dulu, kalo dia lapar, ku belikan kalian semua, aman."
Sutsujin tersenyum menatap Rinz. Menatap mata Rinz yang sudah kembali berbinar, kabut penyesalannya memudar dan sentuhannya kembali nyaman.
Rinz membalas tatapan Sutsujin yang penuh kepercayaan dan cinta, wajah teduh dan rupawan yang memiliki hati seluas samudra. Lalu, mengukir senyum.
Tatapan itu tak lekang, Rinz menggaruk lehernya yang tak gatal. Salting.
Beberapa akhir ini, Rinz menjadi straight to the point kepada Sutsujin, tapi Sutsujin hanya membalas itu dengan tatapan dan senyuman, yang terkadang membuat Rinz malu sendiri.
"Jawab lah, koh." pinta Rinz.
"Gak mau dia itu, pengen ninju muka kau kayaknya dia, Rinz." celetuk Idok.
Sutsujin tertawa kecil.
"Ish, dok, mulutmu itu, dok."
Hoshi pun tertawa. Dalam ruang yang dingin itu kehangatan menyeruak kehati mereka. Kembali mengeratkan genggaman yang sempat merenggang, kembali menyatukan harapan yang sempat layu.
"Iyaaaa." Sutsujin beranjak, meraih tangan Rinz dan menggenggamnya. "Yaudah ayo beli." kecupan kecil mendarat dipunggung tangan Rinz.
Rinz tersenyum.
"Ah, gini kali jadi nyamuk. Ribut repot, gak ribut bikin iri aja, ya." lontar Dyren.
Sutsujin melenggang kearah pintu.
"Lah, mau kemana kau, koh?" tanya Rinz.
"Beli makanlah."
"Ini aku mau pesen gofood, lho koh."
"Keliling aja ayo sambil naik GODA." Sutsujin memasang senyum, mengingat janjinya dulu naik GODA berboncengan dengan Rinz.
"Serius, koh?" Rinz membelalak.
"Oh, yaudah kalo gak mau." Sutsujin menutup pintu dan melangkah keluar.
"MAU KOH!!! MAU, TUNGGUUU." Seru Rinz, wajahnya penuh ria, beranjak cepat menghampiri Sutsujin.
"Martabak telur, Rinz." sahut Skylar. "Bebek 4." tambahnya.
Rinz melenggang pergi sambil melepas senyum dan memasang pose 2 jempol di dadanya.
"Kemana nih kita, yang?" ujar Rinz.
"Yang yang yang yang." protes Sutsujin.
Rinz tertawa kecil lalu mengusap kepala Sutsujin dengan lembut.
Sutsujin tersenyum kecil, wajahnya sedikit merona.
Selang waktu.
Diluar sana Rinz menyiapkan GODA, memastikan dayanya cukup untuk berkeliling dengan kekasihnya. Dadanya sedikit berdebar. Pasalnya, insiden yang telah lalu, membuat dirinya canggung pada Sutsujin, jadi tak banyak momen romantis yang ia habiskan akhir-akhir ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Touch
FanfictionWarning 🔞 BoyxBoy Berisi cerita halu tentang Pro Player MLBB. Homophobic, tidak suka cerita/adegan dewasa mangga SKIP!! SKIPP