1. awal dari semuanya

21 4 0
                                    

༄ 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙙𝙞𝙡, 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙢𝙢𝙗𝙞𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙪 𝙩𝙪𝙢𝙗𝙪𝙝 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙙𝙞𝙞𝙨𝙩𝙞𝙢𝙚𝙬𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖.
𝙉𝙖𝙢𝙪𝙣, 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙪 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙠𝙪𝙖𝙩, 𝙖𝙜𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙢𝙪 𝙞𝙨𝙩𝙞𝙢𝙚𝙬𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙪𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞, 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙨 𝙢𝙪 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖𝙥𝙪𝙣 𝙠𝙚𝙘𝙪𝙖𝙡𝙞 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝. ༄

﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌
"Bisa diem ga ra?! " ketus seorang gadis berhijab menatap sinis gadis yang di panggil ra itu, alias amara aghnia

Sedang kan amara hanya cengengesan tak jelas karna tadi keasikan bernyanyi, bukanya merasa merdu atau candu malah membuat muak gadis di depan nya

"Tau tuh, suara nya jelek so soan nyanyi" cibir gadis satunya bernama sania , di angguki gadis tadi bernama vivi

"Maaf ya, aku sebenar nya gabut doang" ucap amara sedikit lirih, sakit juga di katain suaranya jelek

"Yaudah, yuk pergi aja san gue mau ke perpus nganterin buku ini" sania pun berdiri lalu berjalan bersama vivi meninggalkan amara yang terduduk dengan kepala yang sedikit menunduk

"Aku salah lagi ya? " batin amara menatap ke bawah dengan tatapan sendu lalu segera menggeleng pelan

"Ga, ga aku ga boleh gini " gumam amara lalu berdiri dan pergi dari taman sekolah, memang amara dan kedua teman nya sedang berada di taman sekolah ketika istirahat mereka selalu duduk di sana

"Eh amara! "

Suara seseorang memanggil nya membuat amara menoleh mencari sumber suara, senyum pun merekah di wajah cantik nya, menatap gadis bercadar yang kini sedang mendekat ke arah nya

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, ada apa kak? " tanya amara

"Aku boleh minta tolong ga? " tanya balik gadis bercadar itu meminta bantuan

"Boleh, minta tolong apa kak"jawab amara dengan sopan

" ini kamu tolong kasih catatan ini ke bu weni"pinta gadis bercadar itu dengan memberikan secarik kertas berwarna putih dengan isi catatan yang cukup banyak, dan di ambil dengan sopan oleh amara

"Makasih ya, oh iya jangan di baca soal nya itu surat lumayan privasi juga, sekali lagi makasih Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" jawab amara menatap kepergian gadis bercadar itu dengan tatapan sulit di artikan lalu menatap sekilas surat itu dan bejalan menuju ruangan bu weni

Namun kedua mata amara tak sengaja melihat dua insan berbeda jenis kelamin sedang bermesraan di bawah pohon, terlihat lumayan jelas dari kaca yang terpasang di samping lorong sepi itu

Amara pun mendekat kedua matanya pun melotot ketika melihat siapa yang sedang bermesraan itu, ingin melaporkan tapi Amara takut fitnah, karna belum tentu ini benar

......

"123"

"baa! "

"KODOK LARI! "

"Hahahaha!"

"Komuk lo kek b4b1 anj*r" celetuk laki laki itu tertawa puas ketika melihat ekspresi teman nya, yang kini sedang menatap nya tajam

my destiny (hijrah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang