16. Ngumpul

329 66 6
                                    

Charlotte bingung dengan situasi sekarang. Satu sisi ia harus menjawab Win, satu sisi ia tidak tau harus menjawab apa. Ditambah sekarang Engfa benar-benar memasang muka masam dan kesal. Matanya menatap tajam Charlotte.

"Charlotte boleh ke rumah lo, tapi lo yang anter dan lo yang jemput"

Usai mengucapkan itu Engfa langsung mematikan panggilan itu sepihak.

Sial, justru di saat Engfa diam begini yang membuatnya deg-degan. Bukan saat dirinya marah dan merengek.

"Siapapun please angkut gue dari situasi ini"
Charlotte terus mengulang kalimat itu dalam hatinya.

Meskipun sekarang Engfa sudah duduk di kursi tadi, tetap saja Charlotte masih tidak tenang. Ia tau, mata indah Engfa kini menatap tajam dirinya.

Suasana tetap hening selama Charlotte memasak. Sampai selesai memasak, Charlotte mengambil nafas yang dalam lalu berbalik badan sambil membawakan dua piring mie goreng instan.

"Ini mienya" ucap Charlotte setelah menaruh piringnya.

Ia pun berjalan ke kursi sebelah Engfa. Wanitanya itu masih betah diam dan fokus pada tablet miliknya.

"P'Faa.. makan mienya dong.." bujuk Charlotte.

"Hm"

Singkat, tidak banyak berbicara Engfa mengambil piring yang ada di depannya dan menikmatinya sambil menonton series yang berputar di tabletnya.

Charlotte merasa tidak nyaman, ini benar-benar menyebalkan. Namun ia tau bahwa Engfa mencoba untuk tidak marah pada dirinya.

"P'Faa.."

Peralatan makan itu diletakkan Engfa, ia melihat Charlotte.

Charlotte perlahan memegang kedua tangan Engfa. Engfa tidak berekspresi, benar-benar biasa saja. Charlotte menunduk.

"Maafin aku ya.. aku ga maksud untuk bikin kamu marah kok.. nanti aku batalin janjinya.."

Charlotte berucap sambil mengelus-elus punggung tangan Engfa dengan ibu jarinya.

Perlahan senyum terukir di wajah cantik Engfa. Ia melepas genggaman itu dan langsung memeluk Charlotte.

"Ga usah dibatalin, gapapa kok. Aku gapapa" Engfa mengelus punggung Charlotte.

"Beneran?"

"Iya sayangg"

Charlotte mengangguk, meskipun dirinya tidak yakin.

Setelah acara berpelukan yang cukup lama, akhirnya Engfa dan Charlotte menyelesaikan makanan mereka.

Kedua wanita itu kini duduk di sofa empuk milik Engfa. Charlotte bersandar pada dada Engfa.

Jujur saja, Engfa benar-benar menyukai posisi ini, ia bisa dengan leluasa memeluk Charlotte dan mengecup keningnya.

"Kamu mau nonton apa hm?" tanya Engfa.

Charlotte masih sibuk menekan-nekan tombol di remote TV.

"Gatau, bingung deh"

"Pilih random aja"

Tak lama, Charlotte memilih salah satu film kartun. Mereka menonton, menghabiskan waktu di hari libur. Engfa dan Charlotte terkekeh ketika melihat adegan lucu di film.

Tangan Engfa ditaruh di atas kedua pundak Charlotte. Dengan nyamannya tangan itu mulai bergerak menuju dada Charlotte.

Siapa yang tidak sadar? Charlotte yang awalnya fokus pada film, kini perhatiannya teralih pada tangan berurat yang ada di atas buah dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Love Series? (englot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang