chapter 16

198 32 10
                                    











_______________

*tap..
*tap...

suara langkah kaki terdengar buru buru, seorang anak yang sedang berlari ke rumahnya dengan membawa sebuah penghargaan dari sekolah. ia tidak sabar ingin menunjukkan kepada keluarga nya. sesampainya di depan rumah anak itu membuka pintu..

*cklek

"aku pul-

*prangg!!!

ya.. pemandangan yang anak itu lihat saat pulang sekolah adalah, ayahnya yang marah. ayah anak tersebut menghampiri anak itu dan menampar nya. anak tersebut hanya diam dan tidak melanjutkan perkataan nya tadi, ia... takut. (L/n) (m/n) adalah nama anak itu.

"a-ayah..." panggil (m/n) kecil grogi.

"JANGAN MEMANGGIL AKU DENGAN PANGGILAN AYAH DASAR PEMBUNUH!!!" ayah (m/n).

"t-tapi..." (m/n).

*plakk!!

tamparan keras dari ayah (m/n).

"AKHH!! ini semua karena kau anak sialan!! ibu mu tiada karena kau!! dan sekarang kakak mu menghilang entah kemana tanpa memberi kabar, dan ini semua adalah salahmu sialan!!!" ayahnya meluapkan emosinya ke anak berumur 9 tahun itu.

sakit... (m/n) tidak tau apa apa dengan kematian ibunya. disisi lain ia juga menyalahkan dirinya... jika ia tidak menyuruh ibunya untuk segera pulang, pasti ibunya akan berada dirumah sekarang dan keluarga tidak akan menjadi ini. di lubuk hati anak itu ia selalu menyalahkan dirinya juga, tapi.. bukan berarti dia yang harus terkena imbasnya?. huh.. capek.. sakit... itulah yang sekarang dipikirkan nya, ibunya meninggal karena kecelakaan saat menuju rumah... saat di perjalanan ada mobil yang sedang oleng karena mobil oleng itu sungguh laju, alhasil terjadinya tabrakan. dari situ kematian ibunya disebabkan oleh (m/n), keluarga besar nya menyalahkan anak 9 tahun itu... tapi ada dua orang yang tetap menyayangi nya. yaitu kakaknya dan bibinya, kakak dan bibinya tidak pernah menyalahkan nya karena kematian tidak akan ada yang tau.

"maaf" hanya kalimat maaf yang terbenam di pikiran (m/n), ia takut dan lelah ia tidak tau ingin mengatakan apapun itu.

"maaf? kau hanya bisa mengatakan kalimat 'maaf', apa menurut mu maaf dapat menyelesaikan masalah!!??" ayah (m/n). ayah nya mendekati kearahnya, lalu meraih kerah (m/n) dan...

*brukk-!!

suara benturan yang cukup keras terdengar, ayah (m/n) mendorong (m/n) ke dinding dengan kuat. darah berceceran di kepala (m/n), ah.. sepertinya bocor. ayahnya yang melihat itu tidak ada rasa belas kasihan pun dan pergi meninggalkan (m/n).

*bugh!

(m/n) yang sudah kuat pun tumbang, darah nya yang keluar cukup banyak. bibinya yang melihat kejadian itu langsung menghampiri (m/n) saat ayah (m/n) sudah pergi.

"s-sakit..." gumam (m/n) sangat kecil, bahkan tidak terdengar.

"bertahanlah nak (m/n)" bibinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•WIND BREAKER•|| [ ×M! READER ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang