Sore telah menjelang Aldrich bersiap untuk meninggalkan castle sang adik
Meski jarak castle solarnelle dan eclipsara hanya berkisar tiga puluh menit tapi Aldrich hanya di
perbolehkan mengunjungi sang adik setiap dua atau tiga hari setelah bulan purnamaIbundanya sangat tegas akan hal itu dan Aldrich tidak bisa berbuat banyak
Dari sejak adiknya itu terlahir sang ibu selalu melarangnya untuk mendekatIa tidak tau apa alasannya bahkan kelahiran sang adik juga di sembunyikan dari khalayak umum
Aldrich ingat saat umurnya sepuluh tahun ia sembunyi-sembunyi untuk melihat wajah adiknya
Dan saat pertama kali melihatnya
Aldrich tau ia sudah jatuh cinta pada bayi kecil seperti bola kapas ituDan mulai saat itu Aldrich terus menerus mendatangi Alberich di malam hari secara diam-diam
" Kakak akan bicara dengan ibu besok untuk bisa menginap lebih lama" ucap Aldrich, ia memeluk adiknya sesekali mencium leher Alberich
" Jangan buat ibu marah, bicara pelan-pelan saja kak"
"Kalau memang tetap di larang, jangan memaksa ya" ucap Alberich sendu
"Iya aku akan selalu ingat dengan petuah rembulan cantik ku ini" ucap Aldrich ia juga sedikit mencuri kecupan bibir sensual adiknya
Setelah beberapa saat suara ketukan pintu terdengar, Philip masuk ke kamar Alberich untuk memberi tahu bahwa kereta Aldrich telah siap
Kakak beradik itu bergandengan tangan dan berjalan beriringan menuju taman depan
Dan pemandangan itu tidak luput dari mata Philips yang termakan api cemburuTapi sekali lagi ia tidak bisa berbuat banyak, sadar di mana posisinya berada
Di ijinkan mencuri kecupan saja sudah membuat philips bahagia"Kakak maaf aku tidak bisa mengantarkan sampai depan" ucap Alberich
"Tidak apa-apa kakak tau kamu tidak bisa" ucap Aldrich,
Sebelum pergi ia melumat bibir adiknya sebentar setelah itu Aldrich mengucapkan perpisahanJonah yang melirik pemandangan itu lagi-lagi di buat kaget karna hubungan ke dua orang itu tidak di tutupi dari para pelayan
Lalu Jonah melirik Philip melihat pria berkacamata itu mengepalkan tangan tatapannya sangat tajam melihat pemandangan di depannya
Tapi Jonah tidak mau ambil pusing tentang kisah mereka ber tiga
Karna dirinya sekarang sangat setres memikirkan pertemuannya dengan Alberich nanti malamJonah tersentak ketika ada seseorang yang mendekat padanya
Ia mengangkat kepalanya melihat Alberich yang mendekatkan bibirnya pada telinga Jonah dan berbisik" Pukul dua belas tepat aku tunggu di taman" Ucapnya, lalu ia tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Jonah
Setelah itu ia pergi meninggalkan Jonah dan diikuti oleh Philips yang berjalan di belakang Alberich
####*####
Jonah mondar mandir di dalam kamarnya sebentar lagi lonceng akan berdentang dan Jonah rasanya belum siap untuk bertemu Alberich
Atau mungkin tidak akan pernah siapBadannya melonjak, jantungnya hampir lompat dari tempatnya ketika mendengar lonceng berbunyi
Kenapa waktu cepat sekali berlaluDengan langkah yang berat Jonah berjalan untuk menemui Alberich
Ia akan menghadapi semuanya dengan berani dan tentu saja di bumbui dengan sedikit kebohonganJonah sudah berada di taman ia celingak-celinguk mencari keberadaan Alberich
karna ia tidak melihat adanya cahaya dari lampu minyakSayup-sayup ia mendengar suara itu lagi dan bahasa yang sama
Rasanya Jonah sudah mulai terbiasa mendengar suara-suara anehDia diam sejenak untuk berkonsentrasi dan mulai mencerna semua suara itu
*"Твоя красота - моя.
Твоя душа тоже моя.
Ты будешь жить вечно в моих руках"Jonah membuka matanya, setelah mendengar suara dengan kalimat berulang-ulang timbul pertanyaan dalam benak Jonah
Apa Alberich bersekutu dengan iblis untuk mendapatkan keabadian?
Karna beberapa kali suara itu selalu menyebutkan keabadianJonah lagi mencari keberadaan Alberich ia mencoba berjalan ke sisi timur taman,
Dan ternyata benar Alberich berada di gazebo dengan keadaan gelap gulita"Tuan kenapa tidak membawa lampu" tanya Jonah
" Jonah sebenarnya kamu dari mana?" Ucap Alberich tanpa basa-basi ketika melihat Jonah
"Saya, tentu saja saya dari kamar tuan" Jonah menjawab pertanyaan Alberich dengan senyum cerahnya
" Bukan itu maksudku Jonah, dan aku yakin kamu paham itu" lagi Alberich bicara dengan wajah serius kali ini
Jonah yang mendengar itu pun terpaku tidak tau mau berasalan apa
Suhu yang tadinya dingin berubah panas
Suaranya tercekat, tenggorokannya tiba-tiba kering
Bahkan untuk menelan ludah pun rasanya sakitAlberich berjalan mendekat pada Jonah dan tersenyum lembut
Mencoba menenangkan pria yang melayaninya beberapa Minggu Belakangan ini"Philips sudah tanya ibu dia bilang tidak mengirimkan pelayan ke sini"
"Tidak apa-apa Jonah, kamu hanya seseorang yang butuh kerja aku mengerti" ucapnya lembut lalu memeluk Jonah
Harusnya Jonah merasa lega tapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal dalam hatinya
Rasanya situasi ini tidak benar, dan terasa anehAlberich melepaskan pelukannya pada Jonah menatap pria manis itu dengan lembut
"Tapi jangan sampai Philips tau ya, dia suka sekali curiga jika ada orang asing"" Dan tolong rahasiakan apa yang kamu lihat kemaren malam"
"Tentu tuan anda bisa percaya kepada saya dan terimakasih banyak" ucap Jonah, hanya itu yang bisa ia katakan karna kalau dia bicara lebih jauh takut makin menimbulkan kecurigaan
"Baiklah kalau begitu, kamu bisa kembali lebih dulu ke kamarmu aku masih ingin duduk di sini" ucap Alberich
Ketika Jonah mengatakan akan menemani Alberich, tuan mudanya itu bilang ingin sendiri malam itu
Mau tidak mau Jonah meninggalkan Alberich di taman
Sedang Alberich melihat lelaki yang lebih tua berjalan meninggalkan dirinya sampai hilang dari pandangan*"Почему тебя отпустили?"
*"Потому что он будет моей последней жертвой" ucap Alberich dengan senyum menawannya
Makasih ya udah baca
Jangan lupa vote ya*keindahan mu adalah milikku
jiwamu juga milikku
kamu akan abadi dalam dekapanku*"Kenapa kamu melepaskannya?"
*" Karna dia akan menjadi persembahan terakhirku
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery Of The Castle ( Joongdunk )
Fantasyjonah seorang arkeolog muda sedang meneliti penemuan castle tua yang berada di dalam hutan Suatu kejadian membuat dia kembali ke masa lalu dan bertemu dengan alberich boonprasert sang pemilik castle Apa jonah bisa bertahan untuk hidup dan menguak m...