Vera pun terbangun saat ia menyadari hari mulai gelap diliat nya jam dinding menunjukkan pukul lima sore.
"Huaaaaah..... ternyata sudah sore aih aku nyenyak juga ya tidur nyaa wajar lah ya kasur empuk mahal juga pasti beda dengan kasur yang ada dirumah"ujarnya sambil meregangkan badan nya dengan nyaman.
"Eum...aku kangen ayah gimana ya keadaan nya besok hari Minggu aku coba ijin ke mas Arga deh buat jenguk ayah siapa tau diijinin"ucap nya lagi teringat akan ayah nya yang masih terbaring dirumah sakit.
Kini Vera beranjak dari kasur nyaman nya itu untuk membersihkan diri nya meski tidak melakukan apa apa ia harus tetap mandi agar malem bisa tidur nyaman lagi.
Kini ia selesai membersihkan diri nya dan bersiap untuk membantu menyiapkan makanan untuk makan malam suami nya itu, ia keluar kamar menuruni anak tangga menuju dapur kini terlihat hanya mbok sum dan mbak tari yang terlihat lbih muda dari mbok sum.
Vera merasa heran siang tadi pelayan masih banyak tiba tiba tersisa hanya dua tak lain mbok sum dan mbak tari.
"Mbok tumben sedikit disini yang lain mana?"tanya Vera yang masih bingung melihat sekeliling yang emang sepi hanya menyisakan mereka bertiga dan penjaga diluar yang hanya dua orang laki laki gagah menurut Vera seperti itu.
"Yang lain ikut tuan sama nyonya ke negara z, memang nya non ga dikasih tau kalo nyonya sama tuan pergi ke negara z?" Jawab mbok sum yang sedang memotong sayuran sayuran.
"Tidakk mbok, memang nya mau apa Tante sama om ke negara z?"tanya nya lagi karena ia memang tidak tahu menahu tentang keluarga suami nya ini.
"Tuan sama nyonya memang tinggal disana memiliki perusahaan juga disana, tuan dan nyonya juga pernah bilang kalo tuan Arga sudah menikah tuan besar sama nyonya akan kembali ke negaranya"jelas mbok sum kepada Vera yang hanya dibales dengan anggukan dengan bibir yang dibentuknya seperti Oooo...
"Sini bo saya bantu potongin, bo bisa ngerjain yang lain"pinta Vera hanya diberi anggukan mbok sum.
Kini masakan sehat sudah berjejer diatas meja hanya tinggal menunggu tuan nya untuk menyantap hidangan enak ini, jam dinding menunjukkan pukul 7 malam.
Vera masih menunggu kedatangan suami nya itu dengan menahan rasa laparnya.
" Mbok sum kira kira mas Arga biasa nya pulang jam brapa mbok"tanya Vera
"Biasa nya sih jam segini sudah pulang, tapi mungkin Masih banyak kerjaan makan nya tuan belum jugaal pulang"jawab mbok sum saat menata gelas minum.
"Ohh...begituu yaa"Vera hanya menganggu dan tiba tiba mendengar suara mobil masuk ke area halaman rumah ini.
"Seperti nya itu non tuan Arga sebaik nya non sambut dan ajak makan malam"saran mbok sum pada Vera yang dibalas anggukan lagi lalu tanpa babibu berlari kecil menghampiri pintu masuk itu.
Saat Vera membuka pintu terpampang jelas sang suami dengan muka tegas nya dengan kerah kancing terbuka dua dan kemeja nya yang dilipat hingga sikut dan jas yang hanya digantung kan pada tangan.
"Minggir...."ucapan yang pertama keluar dari mulut dan tangan satu nya yang mendorong Vera saat menghalangi jalan nya.
Arga dengan langkah kokoh nya berjalan menuju kamar nya, Vera pun mengekor dibelakang Arga
"Mas makan malam nya sudah siap.."sebelum menyelesaikan ucapannya ia terbentur oleh punggung kokoh sang suami yang tiba tiba menghentikan langkah kaki nya lalu berbalik dan melihat Vera yang sedang mengusap usap jidat nya.
"Apa kau bodoh? Kau menyuruh saya makan dulu sebelum membersihkan tubuh ini?"tanya Arga dengan tatapan sarkas nya.
" T-tidak mas aku hanya memberitahu kalo..."
"Tanpa kau beritahu aku sudah tau bodoh"tanpa menunggu Vera menyelesaikan ucapannya Arga sudah menyela perkataan Vera.
"Cepat siapkan saya air hangat, CEPATT!!!" Ujar Arga dengan intonasi yang cukup tinggi membuat Vera tersentak dan buru buru naik kekamar nya untuk menyiapkan perintah sang suami.
"Lihat lah apa yang akan aku lakukan pada mu malam ini, kau tidak akan tertidur lelap malam ini"ucap nya sembari melihat hilang nya punggung Vera pergi menaiki anak tangga dengan seringan dan tatapan tajam nya.
Ia pun mulai menyusul Vera keatas."Aku harus melayani nya mau apapun itu meski kita menikah karena musibah tapi aku harus tetap menjadi istri semestinya, ahh aku juga harus banyak belajar menjadi istri yang baik dan patuh agar mas Arga memaafkan kesalahan ayah"ucap nya sambil menyalakan shower pada bathtub dan ia rasa suhu air nya pas sesuai yang di request kan suami nya itu.
Kini Vera beranjak dari pinggir bathub siapa sangka saat ia balik badan ia mendapati Arga berada dibelakang nya hingga ia tersentak kaget apalagi melihat Arga hanya mengenakan handuk yang dililitkan dipinggang nya memperlihatkan perut sixpack nya hingga membuat Vera mengedipkan mata nya berulang ulang.
"Mas mengagetkan saja baru saja aku mau panggil"ucap Vera gugup dengan hanya tatapan nya arga saja bisa membuat nya tidak bisa berkutik
"Kalo begitu aku keluar dulu ya mas aku siap kan pakaian tidur nya, permisi mass"lanjut nya.
Baru saja ingin melewati Arga tiba tiba tangan Vera ditahan, begitu pula Vera menghentikan langkah nya dan menoleh pada Arga disitu ia melihat tatapan yang sama tatapan kebencian itu. Tatapan tajam ingin membunuh seseorang.
"Siapa yang menyuruhmu keluar dari sini?"ucap Arga dengan posisi yang sama dan tatapan yang sama
"Tetap disini dan lihat aku membersihkan tubuh saya!!"lanjut nya dengan penekanan
"Tapi mas...."
"Jika kau menolak, berarti kau siap melihat ayah mu mati seperti mendiang kekasih ku"belum sempat Vera selesaikan ucapan nya meski memang benar ia ingin menolak tapi apa boleh buat ia tidak ingin apa apa terjadi pada ayah nya ia hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Arga pun melepas kan cekalan nya pada tangan Vera dan melangkah menuju bathub, ia mengangkat kan satu kaki nya mencoba untuk masuk kedalam bathub
"Arghhhhh....bajingan kau ingin membunuh aku hah!!!..."teriak Arga saat kaki nya masuk kedalam bathub dan beranjak mendekati Vera yang sudah ketakutan dengan teriakan Arga.
Sekian.
TERIMAKASIH JANGAN LUPA VOTE/SHARE/KOMEN YAA 🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
HENTIKAN TUAN ARGA ||•21+
خيال (فانتازيا)Arga Arta Wijaya yang biasa disapa Arga seorang CEO ternama dari Perusahaan terbaik se-Asia Yang sebentar lagi akan melaksanakan pernikahan nya dengan calon istri nya yang amat ia cintai Namun naas takdir tidak ada yang tau kekasih nya itu mengalam...