⚠️Ini adalah cerita pendek! Jadi kemungkinan saya hanya akan up 10-15 bab⚠️
---
Happy Reading!
---
Setelah keberhasilan mereka dalam misi kedua, Marcus memberikan mereka hadiah istirahat selama satu minggu. Marcus tahu, meski keras, bawahannya juga membutuhkan waktu untuk memulihkan tenaga dan pikiran.
“Ambil waktu kalian. Aku tidak mau ada yang kelelahan dan membuat kesalahan di misi berikutnya,” ujar Marcus.
Cyrus yang biasanya ceria langsung menyarankan tempat untuk berlibur. “Bagaimana kalau villa di dekat pantai di London? Tempat itu tenang, tapi tetap menyenangkan.”
“Pantai?” Aretha mengangkat alis, tidak terlalu yakin.
“Ya, pantai,” jawab Cyrus sambil tersenyum lebar. “Lo butuh udara segar, Aretha.”
Dareen hanya mengangguk setuju. “Aku tidak keberatan.”
Akhirnya, mereka memutuskan pergi bersama.
---
Perjalanan menuju London mereka tempuh dengan pesawat. Saat di pesawat, Dareen duduk di sebelah Aretha, sementara Cyrus memilih kursi di belakang mereka, membereskan beberapa dokumen kecil untuk organisasi.
Aretha yang awalnya terlihat kaku perlahan mulai rileks. Angin dingin dari ventilasi pesawat membuat matanya terasa berat, dan akhirnya dia tertidur, bersandar di kursinya.
Dareen menatapnya sejenak. Dia jarang melihat Aretha seperti ini—tenang, tanpa beban. Dalam diam, Dareen mendekatkan wajahnya dan dengan lembut mengecup pipi Aretha.
Setelah itu, dia cepat-cepat memalingkan wajah, pura-pura membaca buku kecil di tangannya. Jantungnya berdebar kencang, tetapi wajahnya tetap datar seperti biasa.
Cyrus yang melihat dari belakang hanya tersenyum kecil. Dia tahu apa yang sedang terjadi, tetapi memilih untuk tidak berkomentar.
---
Sesampainya di villa, mereka disambut oleh pemandangan laut biru dan pasir putih. Villa itu cukup besar, dengan balkon yang menghadap langsung ke pantai.
“Kita harus bersenang-senang!” ujar Cyrus penuh semangat.
Hari-hari mereka diisi dengan berbagai kegiatan. Cyrus sering mengajak mereka bermain di pantai, dari voli hingga sekadar berlari mengejar ombak. Dareen, meski lebih pendiam, tidak segan menggoda Aretha di sela-sela waktu santai mereka.
“Jadi, lo ga pernah main voli ya?” tanya Dareen saat mereka bermain bersama.
“Enggak,” jawab Aretha singkat, mencoba memukul bola yang dilempar Dareen tetapi gagal.
Dareen tertawa kecil. “Lo harus lebih banyak belajar hal-hal menyenangkan, Aretha.”
Aretha mendengus kesal, tetapi dalam hati dia menikmati waktu bersama mereka. Cyrus, yang biasanya menjadi pengganggu, justru sering membantu Dareen mendekati Aretha dengan komentar-komentarnya yang menggoda.
“Dareen, lo protektif banget ke Aretha. Apakah itu bagian dari misi juga?” ledek Cyrus sambil tertawa.
Dareen hanya menatap Cyrus tajam, membuat pria itu berhenti tertawa. Aretha yang mendengar itu hanya menggeleng pelan, mencoba mengabaikan mereka berdua.
---
Waktu berlalu dengan cepat. Saat liburan hampir berakhir, mereka kembali ke bandara dan naik pesawat pulang.
Di perjalanan pulang, Aretha kembali duduk di samping Dareen, sementara Cyrus duduk di belakang mereka. Sama seperti sebelumnya, Aretha tertidur karena kelelahan.
Dareen melirik Aretha yang tertidur, rambut cokelat hazelnya tergerai menutupi sebagian wajahnya. Dia tersenyum tipis, kemudian sekali lagi memberanikan diri untuk mengecup pipi Aretha.
Namun, kali ini, sesuatu yang tak terduga terjadi. Kepala Aretha yang terlelap itu perlahan menyender di bahu Dareen. Kejutan itu membuat wajah Dareen memerah seketika, dan jantungnya berdegup lebih cepat.
Cyrus, yang melihat dari belakang, hanya tersenyum kecil. "Ciee, ada yang beruntung nih,” gumamnya pelan, meskipun dia jelas melihat ketegangan di wajah Dareen.
Dareen berusaha tetap tenang, tetapi ia merasa gugup. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, hanya diam yang semakin membuatnya merasa tak berdaya di hadapan perasaan yang mulai tumbuh. Aretha, yang tidur nyenyak, tidak menyadari betapa banyak yang telah berubah di antara mereka.
---
---
Hai readers 👋🏻👋🏻
Janlup voting ya, n terus dukung aku <( ̄︶ ̄)>
See you, all (. ❛ ᴗ ❛.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Pemburu
Short StorySeorang gadis kecil yang diculik saat kebakaran terjadi dirumah nya, dan dibesarkan oleh penculik itu.