9: Malam Tahun Baru di Tepi Danau

1 3 1
                                    

⚠️Ini adalah cerita pendek! Jadi kemungkinan saya hanya akan up 10-15 bab⚠️

---

Happy Reading!

---

Setelah beberapa hari tanpa misi, akhirnya malam tahun baru tiba. Dareen mengetuk pintu kamar Aretha dengan santai, lalu menyandarkan tubuhnya di kusen pintu.

"Aretha," panggilnya.

Aretha membuka pintu sedikit, hanya memperlihatkan sebagian wajahnya. "Ada apa?"

"Lo mau keluar malam ini? Tepi danau terlihat menarik saat tahun baru," ajak Dareen dengan suara datar.

Aretha menatapnya, penuh tanya. "Kenapa kau tiba-tiba ingin pergi ke tepi danau?"

"Entahlah. Lagipula, ada pasar malam di dekatnya. Lo pasti suka," jawab Dareen sambil tersenyum tipis.

Aretha memutar bola matanya. "Pasar malam? Kau yakin itu tempat yang cocok untuk kita?"

"Gue yakin," kata Dareen yakin. "Jadi, bagaimana?"

Setelah beberapa detik berpikir, Aretha akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah."

---

Malam itu, mereka tiba di tepi danau yang sudah dipenuhi pengunjung. Lampu-lampu dari pasar malam menerangi area sekitar, menciptakan suasana hangat di tengah udara dingin.

"Kau tak pernah berhenti mengejutkanku," kata Aretha sambil melirik keramaian di pasar malam.

"Itu tugas pria, bukan?" balas Dareen santai, menyembunyikan senyumnya.

Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan Cyrus yang membawa seorang wanita cantik.

"Aretha, Dareen! Apa kabar kalian?" sapa Cyrus ceria.

Aretha memiringkan kepala, menatap wanita di samping Cyrus. "Siapa dia?"

"Oh, ini Stella," jawab Cyrus sambil tersenyum bangga. 'Pacar gue."

Aretha mengangkat alis. "Pacar? Dia tahu kau bekerja di organisasi Marcus?" bisik Aretha.

Cyrus menggeleng cepat. "Tidak. Stella tidak tahu apa-apa soal itu."

Stella menyapa mereka dengan ramah. "Senang bertemu dengan kalian."

Aretha hanya mengangguk kecil. Dareen menatap Cyrus dengan tatapan penuh arti. "Lo tahu risiko membawa orang luar terlalu dekat, bukan?"

Cyrus tertawa kecil. "Jangan khawatir, dia aman."

Setelah obrolan singkat, mereka memutuskan berpisah. "Kita bertemu lagi saat acara kembang api," ujar Cyrus sebelum berjalan menjauh bersama Stella.

---

Dareen dan Aretha melanjutkan menyusuri pasar malam. Mereka berhenti di salah satu permainan menangkap ikan menggunakan tisu.

'Hey, mau nyoba permainan ini?" kata Dareen sambil menunjuk ke arah wadah penuh ikan kecil.

Aretha menatap alat penangkapnya dengan skeptis. "Ini kelihatannya mudah, tapi aku yakin itu jebakan."

"Nggak kalau lo tahu caranya," balas Dareen santai.

Aretha mencoba menangkap ikan, tetapi tisu selalu robek sebelum ia berhasil. "Lihat? Ini mustahil."

Dareen tertawa kecil. "Bukan mustahil, hanya sulit. Lihat tangan gue."

Dengan gerakan hati-hati, Dareen berhasil menangkap seekor ikan kecil. Dia memindahkannya ke dalam wadah plastik dan menyerahkannya pada Aretha.

"Nih, buat lo," katanya dengan nada lembut.

Aretha memandang ikan itu, lalu beralih menatap Dareen. "Kenapa kau memberikannya padaku?'

"Anggap saja itu hadiah," jawab Dareen tanpa penjelasan lebih lanjut.

Mereka melanjutkan ke permainan lain, yaitu memasukkan bola ke lubang yang jaraknya sekitar dua meter. Dareen mencobanya, dan dengan ketenangan khasnya, dia berhasil memasukkan bola dan memenangkan boneka beruang coklat.

"Buat lo lagi," kata Dareen sambil menyerahkan boneka itu kepada Aretha.

Aretha menerima boneka itu dengan ekspresi datar. "Kau terus memberikan hadiah. Kau mencoba mengatakan sesuatu?"

Dareen hanya tersenyum, tak menjawab.

---

Setelah membeli cumi bakar, kentang goreng, dan es oreo, mereka pergi ke tepi danau.

"Kau nggak harus selalu mentraktirku, Dareen," kata Aretha sambil mengambil es oreo-nya.

"Gue tau, tapi gue mau," jawab Dareen santai.

Mereka duduk di atas rumput, agak jauh dari kerumunan. Aretha memandangi boneka beruang yang dipegangnya, kemudian menoleh ke Dareen.

"Apa maksud dari semua ini? Hadiah ikan, boneka, dan mentraktirku? Apa ini bagian dari rencana rahasia?" tanyanya dengan nada datar, meski matanya menatap penuh tanya.

Dareen menghela napas pelan, lalu menatap Aretha dengan serius. "Aretha, Gue nggak pandai bilang hal seperti ini, tapi..."

Aretha menunggu, matanya melekat pada Dareen.

"Gue suka sama lo," lanjut Dareen. "Bukan hanya sebagai teman. Tapi lebih dari itu."

Aretha terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja dia dengar. "Dareen..."

"Gue tahu ini tiba-tiba, tapi gue udah lama nyimpen perasaan ini," ujar Dareen. "Gue pengen lo tau apa yang gue rasain."

Aretha mengalihkan pandangan, ragu. Tapi akhirnya dia mengangguk kecil. "Aku juga menyukaimu, Dareen."

Mata Dareen berbinar. "Kalau begitu, bisakah kita... menjalin hubungan?"

Aretha terdiam sesaat, kemudian menjawab pelan, "Ya."

Tepat saat itu, kembang api pertama meluncur ke langit, mewarnai malam dengan semburat warna-warni.

Dareen menatap Aretha dengan penuh arti, lalu perlahan mendekat. Bibir mereka bersatu dalam ciuman lembut, diiringi letupan kembang api di atas mereka.

Setelah itu, Aretha menutup wajahnya dengan tangan, malu. "Dareen, kau terlalu cepat."

Dareen tertawa kecil, memainkan rambut panjang Aretha. "Gue cuma ngikutin kata hati gue."

Aretha menyingkirkan tangannya, menatap Dareen. Mereka saling menatap sebelum akhirnya tertawa bersama. Malam itu benar-benar terasa indah dan penuh kehangatan.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Hi there 👋🏻👋🏻

Maaf ya kalo ada adegan itu nya🙏🏻
n terus dukung aku ya<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

See you, all (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Sang Pemburu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang