Happy Reading!
Nggak lupa dengan alur ceritanya kan?***
"Sial! Sial! Sialan!"
Wrath, sang Dosa Kemarahan, mengumpati musuh bebuyutannya. Semua serangannya terhempas. Seolah hilang ditelan udara. Ditambah dia harus menghadapi dua musuh sekaligus. Mereka saling bekerja sama dengan baik hingga membuat Wrath semakin kewalahan. Puncak kemarahannya semakin menjadi ketika melihat rekannya yang enak-enaknya rebahan.
"Bangun, Sloth! Bertarunglah atau akan kubunuh!" ancamnya.
Sang iblis kemalasan itu mengucek kelopak matanya. Dengan stamina minim, dia bergerak mendekat. Tangannya terulur malas ke arah musuh yang menyulitkan gerak rekannya. Tanpa membuka suara, dia mengeluarkan lingkaran sihir di setiap sisi dan mengeluarkan bongkahan es yang tajam bagaikan pedang.
"Agh!" teriak dua dari Tujuh Kebajikan.
Diberi sihir besar yang tiba-tiba membuat mereka telat merespon. Teriakan mereka menjadi pusat perhatian. Teman-temannya yang lain mendekat, memberikan pertolongan segera. Sungguh Kebajikan yang patut ditiru, mementingkan rekannya dibandingkan bertarung dengan musuh bebuyutan.
"Aku tak tahu harus iri pada kemalasan atau kejeniusannya," komentar Envy. Dia berjalan ikut menggerombol dengan dosa yang lain dan menanggapi aksi sang Dosa Kemalasan. Kecuali Raja Iblis, hanya Sloth yang mampu mengeluarkan sihir tanpa harus merapal.
"Kalau bisa dua, kenapa harus satu?" tanya iblis di dekatnya dengan tersenyum miring. Dia kembali sembari terus menjaga jarak. Lagipula, musuhnya juga pergi.
Envy merotasi bola matanya. "Dasar tamak."
Akhirnya, mereka kembali berhadapan. Dengan sabar –tak seperti sikap seorang Dosa--, Envy dan yang lainnya tak menyerang dengan licik pada musuh. Mereka dengan santai menunggu. Setelah selesai menyembuhkan temannya, Tujuh Kebajikan lantas berdiri tegak. Menatap lawannya dengan tatapan tajam.
"Sloth, Pemalas yang merepotkan. Kekuatannya selalu membuatku berpikir ribuan kali jika ingin menyerang," kata Humility, sembari menurunkan pedang sucinya.
"Wah, aku malah jengkel padanya. Bisa-bisanya orang malas sepertinya justru yang paling kuat? Otot-ototku mulai memprotes keberadaannya." Deligence, musuh bebuyutan Sloth merasa tak terima. Otot besarnya bergetar, seolah ikut menimpali.
"Hah! Kalian hanya iri, bukan?" ejek Envy yang tak jauh dari kumpulan itu. Tentu saja hal itu membuatnya mudah mendengar bisikan mereka.
"Mana mungkin," kata Humility dengan wajah sendunya. "Meski kami hanyalah makhluk lemah, kami tak berhak memiliki rasa dengki pada makhluk yang lain. Dewa mungkin ingin menunjukkan kenyataan agar kami tidak merasa sombong."
Ucapan yang rendah hati itu sayangnya tak menyentuh hati iblis. Justru, menyulut emosi para iblis. Mereka dengan beringas siap melakukan penyerangan sekali lagi.
"Ehm. Aku boleh tidur sekarang?"
Semuanya menoleh. Sang pemalas mengangkat tangan dengan mata yang setengah terbuka. Sloth tak peduli tatapan horor dari rekannya. Dia juga malas memahami apa yang sedang terjadi. Ayolah, dia ditakdirkan untuk malas, kenapa mereka menatapnya seolah tak terima?
"Kamu kelelahan, ya? Iya, ya. Pasti berat saat teman-temanmu memaksamu bertarung. Kalau mau, istirahatlah." Kindness menatapnya dengan iba. Walau dia salah paham mengenai satu hal. Ekspresi Sloth bukan tercipta karena kelelahan.
"Benar, itu. Kau bisa merebahkan diri di sini. Aku akan membuatkanmu kasur yang empuk. Ditambah penghalang agar dirimu bisa istirahat dengan tenang. Ayo," imbuh rekannya yang paling murah hati, Charity.
![](https://img.wattpad.com/cover/161799468-288-k14455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Iblis [END-LENGKAP]
FantasíaJUARA 3 dalam Event Novel Cetakbuku #1 Cerita tentang Raja Iblis sudah biasa kita dengar. Lalu, bagaimana dengan Ratu Iblis? Bukan, ini bukan tentang Istri sang Raja Iblis. Melainkan anak perempuannya yang sepenuhnya bukan iblis. Setengah dari tubu...