Operasi Senyap: Meruntuhkan Arkana

2 1 0
                                    

Markas aman terasa tegang. Semua anggota tim berkumpul di ruang utama, di mana Daniel dengan penuh perhatian meneliti data dari ruang server Arkana. Layar besar di depannya dipenuhi dokumen, rekaman video, dan catatan rahasia yang mulai mengungkap rahasia terdalam organisasi itu.

"Kita akhirnya punya semua yang kita butuhkan," kata Daniel sambil menatap layar dengan tajam. "Ini lebih dari sekadar data logistik. Ini adalah bukti kejahatan Arkana yang melibatkan perdagangan manusia, penyelundupan senjata, hingga pembunuhan orang-orang yang menentang mereka."

Zea berdiri di dekat layar, matanya fokus pada salah satu dokumen yang memperlihatkan laporan eksekusi rahasia. Namanya tertulis di sana, sebagai salah satu target yang harus "diamankan." la menghela napas panjang, merasakan kemarahan dan ketakutan bercampur di dalam dirinya..

"Ini tidak mungkin..." gumam Zea. "Mereka ingin membunuhku? Tapi kenapa?"

Nathan, yang berdiri di sampingnya, meletakkan tangan di bahunya. "Karena kau adalah ancaman bagi mereka. Keluargamu, terutama ibumu, Eliza, adalah duri dalam daging bagi Arkana."

Zea menoleh tajam. "Apa maksudmu?"

Daniel menarik napas dalam sebelum menjawab. "Data ini menunjukkan bahwa Eliza Safira Winata, ibumu, sebenarnya adalah mantan anggota Arkana. Tapi dia berkhianat ketika mengetahui organisasi ini melakukan perdagangan manusia. Dia mencoba membongkar kejahatan mereka. dari dalam, tapi Arkana mengetahuinya

dan... mereka menghabisinya."

Kata-kata itu seperti bom yang meledak di kepala Zea, la merasa lututnya lemas, tapi

dia memaksa dirinya untuk tetap berdiri. "Jadi... merekalah yang membunuh ibu?" suaranya bergetar.

Daniel mengangguk dengan raut sedih. "Ya. Arkana memerintahkan eksekusi itu.. Dan lebih buruk lagi..." Dia membuka

rekaman video. Di layar, terlihat seorang pria yang Zeal kenal sebagai salah satu tangan kanan.

Arkana sedang berbicara dengan seorang wanita. Wajah wanita itu tak asing baginya -Jeni, ibu tirinya.

"Jeni?" bisik Zea tak percaya.

Video itu mengungkapkan pembicaraan. rahasia antara Jeni dan anggota Arkana, di mana Jeni ternyata telah menjadi informan untuk mereka selama bertahun-tahun. Lebih parahnya, dia mengetahui rencana

pembunuhan Eliza tetapi memilih diam demi posisinya dalam keluarga Zea.

Zen, yang berada di dekat Zea, mengepalkan tangan. "Ini sudah terlalu Jauh. Mereka tidak hanya menghancurkan hidup Zea, tapi juga membuat keluarganya. berantakan."

"Jeni harus menjelaskan ini," kata Zea dengan nada dingin, matanya penuh amarah.

Malam itu, Zea menghadapi Jeni di ruang

tamu kecil markas aman. Jeni tampak bingung dan ketakutan ketika melihat raut wajah Zea yang penuh amarah. "Zea, ada apa ini?" tanya Jeni, mencoba terdengar tenang.

Zea melemparkan flash drive yang berisi data ke meja di depannya. "Kau tahu apa

ini?"

Jeni menggeleng dengan ragu. "Aku...

tidak tahu."

"Jangan berbohong!" Zea membentak, membuat Jeni terlonjak. "Aku tahu kau bekerja untuk Arkana. Kau tahu mereka. membunuh ibuku, dan kau tidak melakukan apa-apa untuk

menghentikannya. Bahkan, kau membantu mereka!" Jeni terdiam. Air matanya mulai mengalir,

tapi Zea tidak menunjukkan belas kasihan.

zea milik si berandalan[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang