Semoga kalian suka❤🤍
Happy reading...Pagi itu, sinar matahari perlahan menyelinap masuk ke sela-sela jendela kamar Riana. Suara ayam berkokok terdengar samar dari kejauhan, membuat gadis itu membuka mata dengan malas. Jam di dinding menunjukkan pukul delapan, sedikit terlambat dari kebiasaannya bangun saat akhir pekan.
Dia bangkit, meregangkan tubuh, dan melirik meja belajarnya yang berantakan dengan buku dan catatan kampus. "Ah, harusnya aku di rumah sekarang," gumamnya sambil menghela napas. Riana rindu suasana rumah, rindu masakan ibunya, dan tentu saja, rindu bercanda dengan Dara dan Fara.
Namun, kewajiban sebagai mahasiswa membuatnya terpaksa menunda pulang. Acara kampus minggu ini benar-benar menguras waktu dan energi. Bahkan malam tadi, dia hampir saja tertidur sambil mengetik laporan di laptopnya.
Saat Riana baru selesai mencuci muka, suara ponselnya berdering di atas meja. Nama "Ibu" terpampang di layar. Dia tersenyum kecil, sudah bisa menebak apa yang akan ditanyakan ibunya.
"Assalamualaikum, nak, gimana, jadwal liburnya udah keluar belum?"
Ibunya terus bertanya karena rata-rata anak kuliahan sudah pulang kampung semua. Hanya Riana yang belum terlihat di kampung itu.
"Waalaikumsalam bu... Ibu gak bosan nanya itu terus, seminggu ini kalau teleponan ibu nanya itu terus. Kangen banget ya sama anak ibu yang cantik ini? " Riana membalas pertanyaan ibunya dengan candaan.
"Kamu ini! ibu nanya terus ya karena cuma kamu yang belum pulang. Dara ibu liat udah seminggu yang lalu disini, Fara juga udah beberapa hari yang lalu pulang." Ibunya menjawab dengan sedikit kesal, karena belum juga tau kapan sang anak akan pulang. Memang benar kata Riana, dia rindu anaknya ini. Lagipula siapa sih yang tidak rindu pada anaknya sendiri.
Fara dan Dara adalah sahabat Riana sedari kecil. Biasanya jika Dara dan Fara pulang kampung pasti Riana juga, tapi kali ini sedikit beda karena Riana ada kegiatan kampus yang membuatnya harus menunda keberangkatan untuk pulang.
"Iya bu.. Sabtu ini Riana berangkat pulang. Acara kampusnya selesai besok. Lagi pula aku Dara sama Fara kan beda kampus bu, jadi jadwal liburnya beda. " Akhirnya ibu Riana mendapatkan jawabannya. Lagipula jika bukan karena acara kampus ini wajib, Riana juga tidak akan menunda kepulangannya. Dia juga tidak betah di kota ini sendirian. Kalau kata anak sekarang mah Riana itu Homesick.
Riana sering nangis sendirian di kosan kalau lagi rindu rumahnya. "Baguslah kalau begitu. Jangan lupa tiketnya diambil dari sekarang, nanti kehabisan malah gak jadi. " Jawab ibu Riana mengingatkan anaknya yang teledor itu.
"Udah Riana pesan kok bu. Ibu tenang aja."
"Ya sudah, jangan lupa kabarin ibu kalau sudah di terminal, biar ibu jemput," kata ibunya dengan nada lega.
"Iya, Bu, nanti Riana kabarin. Doain aja lancar ya, Bu, perjalanan Riana nanti," jawab Riana sambil tersenyum kecil, meski ibunya tak bisa melihatnya.
Setelah telepon ditutup, Riana merebahkan tubuhnya di kasur. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamar kos yang mulai terasa sesak karena rindunya akan rumah. Terdengar sayup-sayup suara aktivitas di luar, namun hatinya terasa sepi.
---
Sabtu pagi
Riana sudah bersiap-siap dengan tas ranselnya yang tak terlalu besar. Dia sengaja membawa barang secukupnya karena tak mau repot di perjalanan. Sambil menunggu ojek yang akan mengantarnya ke terminal, dia mengetik pesan di grup chat kecil mereka bertiga.
-The Homies-
Dara, Fara, tunggu aku! Aku sampai kampung
sore nanti. Rindu kalian.Dara
Finally! Riana akhirnya pulang. Kita udah lama nunggu kamu, Ran. Bawa oleh-oleh ya.Fara
Iyap, kita langsung kumpul di tempat biasa aja nanti sore. Jangan sampai batal yaRiana tersenyum membaca pesan-pesan itu. Sahabatnya memang selalu punya cara untuk membuat hatinya hangat. Perjalanan ke terminal terasa cepat, mungkin karena pikirannya sudah dipenuhi bayangan rumah, ibu, dan canda tawa bersama Dara dan Fara.
Di kampung..
Ketika angkutan umum yang ditumpanginya berhenti di depan rumah, ibunya sudah berdiri di depan pintu dengan senyum yang merekah. "Riana!" seru ibunya sambil melambaikan tangan.
Riana turun dengan semangat, menyerahkan tas pada ibunya, lalu memeluknya erat. "Ibu, Riana pulang..." Bisiknya pelan.
"Sudah ibu tunggu-tunggu, nak." Suara ibunya bergetar, entah karena lega atau haru.
"Sudah ya, Bu, jangan rindu-rindu lagi. Kita kan sekarang sudah sama-sama," canda Riana, yang hanya dibalas dengan cubitan kecil di pipinya.
Setelah sedikit beristirahat, Riana pergi ke tempat biasa bersama Dara dan Fara. Mereka bertiga bertemu di taman kecil dekat rumah Dara. Tempat itu masih seperti dulu, penuh kenangan masa kecil mereka.
"Ran, akhirnya kamu datang juga. Udah lama kita gak ketemu gini!" kata Fara sambil memeluk Riana dengan hangat.
"Iya nih, biasanya kita bareng-bareng pulang. Kalau kamu gak ada, kita jadi kurang rame," tambah Dara sambil menyikut pelan lengan Riana.
Mereka tertawa bersama, menghabiskan sore dengan bercerita tentang kampus, kehidupan di kota, dan mengenang masa-masa dulu. Kebahagiaan itu terasa lengkap.
Bagi Riana, rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga tempat hatinya selalu ingin kembali. Dan kali ini, dia kembali menemukan kehangatan yang membuat semua lelahnya terbayar.
-TBC-
Part awalnya segini dulu ya guys. Aku masih bingung nih nentuin alurnya gimana. Nanti kalo udah kepikiran lagi bakalan langsung aku up..
Btw jangan lupa masukannya ya guys buat cerita aku.
Love you guys❤🤍💐💐...
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Kecil di Bulan Agustus
RomantizmLangkah Kecil di Bulan Agustus Agustus 2024, di tengah kemeriahan perayaan HUT RI, dua remaja yang sudah lama saling kenal kembali dipertemukan. Ardan Farez, seorang pemuda 19 tahun yang baru saja kehilangan ayahnya, merasa hidupnya kehilangan arah...