8.

132 15 0
                                    










"Hooeekkkkk."

Hari masih tampak gelap diluar, sekitar jam 4 subuh, mingyu yang awalnya tertidur, merasa terganggu dengan suara yang berasal dari toilet.
Merasa kasur bagian sebelahnya kosong, mingyu langsung bangun.

"Mas." Panggil wonwoo lemas.

Wonwoo berusaha mengeluarkan isi perutnya Namun yang keluar hanya cairan bening.

Mingyu mengelus punggung wonwoo lembut, selesai memuntahkan isi perutnya, mingyu membantu istrinya berkumur Dan membilas muka.

"Kerumah sakit ya, mas takut kamu kenapa napa." Bujuk mingyu setelah menyelimuti wonwoo.

"Nggak mau, paling masuk angin." Tolak wonwoo.

"Yasudah, tapi kalau makin parah harus kerumah sakit."

Wonwoo mengangguk pelan kemudian terlelap, mingyu berbaring disampingnya, mengelus rambut hitam wonwoo.


.

.

.

Wonwoo' terbangun dari tidurnya mencium aroma yang menggugah selera, berjalan kedapur melihat mingyu yang sedang memasak.

"Tunggu sebentar ya, duduk dulu."

Tak lama kemudian mingyu menyajikan sandwich yang dibuatnya, wonwoo langsung melahap sandwich itu.

"Pelan pelan makannya, sayang."

Setelah sarapan mingyu ingin ke restoran, berjalan kearah wonwoo untuk berpamitan.

Tapi saat mingyu ingin mengecup dahi wonwoo, sang istri langsung menghindar sambil menutup mulutnya.

"Mas, jangan dekat-dekat. mas bau, aku ga suka."

Mingyu segera menghirup aroma tubuhnya, sedangkan Wonwoo' sibuk mendorong tubuh mingyu keluar.

Blaammm...

Pintu ditutup setelah mingyu berada diluar, dia merasa bingung dengan sikap wonwoo yang berbeda, tapi dia hanya membiarkannya, mungkin Wonwoo masih tidak enak badan.



.

.

.


Wonwoo berkumpul bersama sahabatnya di apartemen milik Joshua, tadi wonwoo sudah izin ke mingyu kok.

"Nih won, cemilan kesukaan lu." Jeonghan menyodorkan plastik.

"Hmmp-hoeekk." Wonwoo segera menuju toilet.

Tidak berselang lama ia kembali dengan wajah yang pucat.

"Won, kenapa bisa pucat gini." Tanya Joshua khawatir.

"Sini baring dulu." Ucap jeonghan menepuk sisi sofa.

"Shua, tolong ambilin minyak kayu putih di tas gue."

Joshua segera mengambil minyak kemudian memberikannya pada jeonghan.

"Won, lu sakit? Sampe pucat gini loh." Ucap Joshua khawatir.

"Nggak tau, dari subuh udah mual mual."

Jeonghan dan Joshua saling bertatapan.

"Mual?" Tanya jeonghan.

"Iya, aku tadi nggak mau dekat dekat mas mingyu, baunya aneh, cemilannya juga aku nggak suka aromanya."

"Menurut gue..... Lu pasti hamil." Ucap Joshua yakin.

"Nggak mungkin, nggak usah Ngadi ngadi."

"Tapi bisa aja sih won, tes aja dulu." Saran jeonghan.

"Tapi takut."

"Nggak usah takut, kalau ternyata nggak sesuai harapan kan masih bisa di usahakan."

"Nggak usah dengerin dia, di coba aja dulu won." Bujuk jeonghan.

"Yaudah, mana testpack nya?" Tanya wonwoo.

"Nih, Punya gue." Joshua menyerahkan 2 testpack dengan merek yang berbeda.

"Lah buat apaan lu simpan beginian." Kaget jeonghan.

"Biasalah, lu kan tau gue sama seokmin gimana."

Wonwoo kemudian masuk kedalam toilet, setelah melakukan beberapa prosedur sekarang dia sedang menunggu hasilnya.

BRAKK

Mendengar suara gebrakan mereka segera berlari kearah toilet, sesampainya disana mereka melihat wonwoo yang sedang menangis. Wonwoo langsung memeluk mereka.

"Won, kenapa nangis?" Tanya jeonghan khawatir.

Wonwoo menunjukkan testpack itu dengan dua garis.

"Aaaaaaaa, gue bakalan punya ponakan." Teriak Joshua.

"Selamat ya, won?" Ucap jeonghan senang.

"Lu nggak boleh kecapean, sering makan yang sehat sehat juga."nasehat jeonghan.

"Iya."

"Eh, terus kapan mau ngasih tau suami lu?"tanya Joshua.

"Ehm, pulang dari sini kayanya aku kasih tau."

"Udah sore nih, won gue anter pulang ya." Ajak jeonghan.

"Boleh."

Jeonghan pun mengantarkan wonwoo kerumahnya.

"Makasih Hannie Hyung."

"Sama sama, bye won."

"Bye bye."

Wonwoo pun masuk kedalam rumah, setelah jeonghan melajukan mobilnya. Merasa suasana rumah yang masih sepi, Ia memutuskan untuk bersiap membuat kejutan.




















Sorry for typos




TBC















PERJODOHAN ~•MEANIE•~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang