Episode 10

1 0 0
                                    

Sebuah sepatu hak tinggi melayang dengan indah ke arah Maulana, namun pria itu mengelak hingga sepatu itu salah sasaran dan mengenai Yamamoto Sayaka.

Rumina dan Maulana terkejut dengan aksi sang Istri, sedangkan Sayaka, gadis itu sangat kesal dengan Fira.

Kepalanya terasa nyeri akibat terkena lemparan sepatu tersebut, Sayaka Yamamoto tidak terima begitu saja, ia mengambil sepatu tersebut dan melemparkan pada Fira.

Maulana mendelik tajam melihat sang Istri dalam bahaya, ia pun segera berlari dan menangkap sepatu tersebut saat sepatu itu hampir mengenai Fira.

Sayaka Yamamoto tidak terima karena Maulana selalu melindungi Fira, ia pun menoleh pada Rumina dengan tatapan galak.

Rumina menghela nafas berat, lagi-lagi Sayaka marah padanya, padahal ia tidak melakukan apapun.

Fira tersenyum senang, ia bahkan langsung memeluk pinggang sang Suami dari belakang.

Fira melakukan itu bukan karena sudah timbul perasaan cinta pada Suaminya, melainkan agar Sayaka semakin terbakar api cemburu.

Maulana menurunkan pandangan melihat lengan mungil melingkari pinggangnya, ia pun melonggarkan pelukan itu lalu memutar tubuh menghadap sang Istri dan menatap gadis itu sambil menggelengkan kepala.

"Sayang, jangan sembarangan melempar. Bagaimana kalau tadi mengenai Mas? Kamu akan berdosa jika tidak hormat pada Suamimu." Maulana berkata dengan lembut, tangannya bergerak menyentuh lembut hidung sang Istri, ia sama sekali tidak peduli kemarahan Sayaka.

"Siapa suruh Mas meninggalkan ku sendiri." Fira mengerucutkan bibir sambil memalingkan muka kesal pada Suaminya.

"Ya bagaimana lagi, Sayang. Kamu lebih suka memperhatikan pria lain dibandingkan Suamimu sendiri, memangnya Mas kurang tampan? Mas kan sudah penuhi keinginan mu, kamu ingin seorang Suami CEO, ini Mas sudah jadi CEO." Maulana tidak mau kalah dari Fira, ia tidak merasa melakukan kesalahan, jadi dirinya hanya harus membela diri dengan alasan yang masuk akal.

Sebelum menikah dengan Fira pun Maulana adalah seorang CEO sekaligus Owner perusahaan, ucapannya tadi hanya sebagai alasan agar Istrinya tidak membenarkan yang tidak benar, terutama seorang Istri yang tidak bisa menjaga pandangan mata.

Fira tidak bisa menyangkal ucapan Maulana, apa yang dikatakan pria itu sangat benar, tapi keegoisan dalam diri tidak mengizinkan semua itu, ingatlah bahwa mereka menikah bukan karena cinta jadi tidak ada alasan Fira untuk selalu peduli pada Maulana.

Fira memalingkan muka pada Maulana dan menatapnya sinis."Mas jangan lupa, kita menikah bukan karena cinta, jadi Mas jangan pernah melarang ku untuk melihat Kak Andrian. Ingat Mas! Yang aku cintai itu hanya Kak Andrian bukan Mas!"

Kesabaran Maulana seakan diuji habis-habisan, ucapan Fira yang lantang di depan banyak orang bahkan di depan para karyawan telah menjatuhkan harga dirinya sebagai laki-laki dan sebagainya seorang Suami.

Maulana mengangguk membenarkan ucapan Fira, ia tidak ingin bersikap kasar pada gadis itu namun juga tidak ingin melihat sang gadis di depannya lagi.

"Baiklah, kamu sendiri yang mengatakan. Mas tidak akan pernah melarang mu, kamu juga tidak berhak marah dengan siapapun Mas pergi."

Dengan perasaan kecewa Maulana memutar tubuh meninggalkan sang Istri kemudian kembali bergabung dengan Sayaka dan Rumina.

Fira terdiam tanpa kata, takut dan merasa sendirian, ia memperhatikan sekeliling tempat itu, tidak ada seorang pun yang peduli padanya.

Fira melihat tatapan mereka penuh kebencian dan jijik seakan dirinya adalah wanita murahan.

"Fira..."

Andrian masih memakai seragam OB, saat dirinya membersihkan lantai, tak sengaja melihat Fira dan Maulana bertengkar terlebih gadis itu dengan lantang mengatakan hanya mencintai dirinya, pikiran buruk muncul dalam diri Andrian untuk memanfaatkan Fira.

Fira terkejut kemudian menoleh kebelakang, terlihat Andrian tersenyum padanya.

Fira memutar tubuh menghadap Andrian, pandangan mata gadis itu masih tetap sama tidak berubah, penuh cinta serta ketulusan untuk dirinya.

Andrian semakin yakin jika Fira bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan banyak uang dari Maulana.

"Terimakasih."

Fira mengerutkan kening mendengar ucapan terima kasih dari Andrian, ia tidak merasa melakukan sesuatu yang berharga.

"Terimakasih karena kamu masih mencintai ku." Andrian mengatakan alasannya mengucapkan terimakasih pada Fira.

Tidak jauh dari mereka, Maulana mengamati sang Istri dan Andrian, rasanya menyesal masih bertahan untuk tidak segera pergi bersama Rumina dan Sayaka, dirinya masih ingin memberikan Fira kesempatan untuk meminta maaf padanya.

"Mencintai mu?" Fira tersenyum mengejek, ia memang mengatakan itu di depan Maulana dan perasaannya pun juga belum berubah pada Andrian, tapi logikanya tidak mengizinkan memilih Andrian yang hanya seorang OB dari pada Suami kaya seorang Miliarder.

Andrian mengangguk dengan senyum manis."Iya, Fir. Aku sekarang mengerti kesulitanmu, aku minta maaf atas ucapan ku tadi pagi, aku tidak ingin kita berpisah."

Fira tidak menyangka Andrian akan mengatakan kalimat seperti itu, andaikan dulu Andrian memperjuangkan dirinya dan berani melamar, dirinya tidak akan sampai menikah dengan Maulana tapi sekarang dirinya sudah menjadi seorang Istri, artinya tidak akan sama pria lain meski suka membuat Suami kesal.

"Kak Andrian, Kakak jangan salah paham! Tadi aku hanya bicara seperti itu pada Mas Ivan hanya untuk membuatnya membujukku saja, ternyata dia malah pergi." Fira mengungkapkan perasaan kecewa pada Maulana, meski itu salahnya sendiri yang sudah keterlaluan tapi tetap saja egonya tidak mau disalahkan.

Tidak jauh dari mereka, Maulana tersenyum sendiri dengan tingkah gadis itu, membuat dirinya malu dan sekarang membuat Andrian merasa ditipu.

"Jadi ... Kau bukan sungguh-sungguh?" Andrian tidak ingin percaya dengan ucapan Fira, ia masih ingat dengan jelas seperti apa gadis itu dulu selalu ingin bersamanya dan selalu menangis agar segera dilamar.

"Wanita bodoh mana yang akan memilih pria seperti mu dan meninggalkan pria seperti Mas Ivan, semua usahaku Kakak sia-siakan. Sekarang aku sudah menikah, jangan berharap aku kembali lagi ... Sudah, aku mau ke kantin saja. Meski aku dan Mas Ivan bertengkar, tapi aku masih Istrinya dan Artinya ... Perusahaan ini juga milikku." Fira mengambil ponsel lalu menghubungi nomer Maulana, dia sudah menyiapkan amukan untuk pria itu.

Tanpa peduli rasa syock yang rasakan Andrian, Fira pergi meninggalkan pria itu.

Maulana masih memperhatikan sang Istri, gadis itu terlihat sedang mencari sesuatu.

Maulana mengikuti Istrinya dari belakang tanpa ada niat membiarkan gadis itu tahu bahwa sedang diikuti.

Hingga Fira tiba di depan ruang kerja Direktur Keuangan, Fira tidak membaca papan nama di depan pintu, ia langsung masuk dengan senyum manis.

"Rasanya tidak sabar ingin makan di sini." Dengan suara manis, gadis itu masuk ke dalam ruangan dan terkejut melihat seorang pria paruh baya duduk di meja kerja dengan sebuah laptop di depannya.

Pria itu memandangnya seakan dirinya adalah wanita gila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Durhaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang