" Mamas..... Pan mendi koen ora ngejak nyong? " Teriak soarang bocah perempuan dari pintu rumahnya.
(Mamas..... Mau kemana kau tak ajak aku?)" Mancing karo kanca, koen pan melu? " Jawab bocah laki-laki ya tadi di teriaki.
(Mancing sama temen, kamu mau ikut?)" meluuuu " Tanpa di suruh, bocah perempuan itu langsung berlari menghampiri kakak laki-laki nya.
(Ikutttt)" Meng kancane mamas disit ya, pan nyamperi, oke? " Ucap kakak laki-laki nya dengan lembut.
(Kerumah temen mamas dulu ya, mau nyamperin, oke?)" Oke " Jawab bocah perempuan itu, dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Dua bocah itupun pergi dengan membawa satu alat pancing.
Bocah perempuan itu bernama Bulan, nama panjang nya Bulan Purnama dan si bocah laki-laki itu bernama Bintang dengan nama panjang Bintang Pratama. Mereka kakak beradik tapi bukan kandung, mereka sepupuan, Bintang diasuh olah mama Bulan karena orang tua Bintang bekerja semua, ayah Bintang bekerja di luar negri dan ibunya bekerja di PT. Ayahnya pulang 2 atau 3 tahun sekali sedangkan ibunya pulang malem berangkat kerja nya saja dari subuh. Walaupun ibunya pulang ke rumah, Bintang jarang sekali mau tidur di rumahnya sendiri.
Bulan Purnama, dua memiliki mama yang hebat. Dia bernama Ratna Dewi, dia membesarkan Bulan dan Bintang sendirian. Walaupun Bintang bukan anak kandung nya tapi mama menyayangi nya seperti anaknya sendiri. Mama orang hebat, dimana ayah Bulan? Jawabannya ada, tapi dia orang yang tidak bertanggung jawab, dia tidak menjalankan kewajiban nya, semua kebutuhan Bulan entah itu sekolah ataupun yang lainnya mama nya lah yang menanggung.
***
" Man sida mancing ra? " Teriak Bintang di depan rumah Arman - temannya.
(Man jadi mancing ga?)" Sida, mene manjing bae Bin nyong neng mburi " Arman berteriak balik. Karena sudah di perbolehkan masuk akhirnya mereka masuk dan langsung menuju belakang rumah Arman.
(Jadi, sini masuk aja Bin aku di belakang)" Eh ana Bulan, pan melu mancing? " Tanya Arman, matanya masih terfokus dengan senar pancingnya.
(Eh ada Bulan, mau ikut mancing?)" Hehe iya mas, olihkan? " Bulan bertanya balik sembari cengengesan.
(Hehe iya mas, bolehkan?)" Olih olih " Jawab Arman.
(Boleh boleh)" Oh ya tumben nemen umahe koen sepi? " Tanya Bintang kepada Arman.
(Oh ya tumben banget rumah kamu sepi?)" Oh kue, mama karo bapak lagi metu kabeh " Jelas Arman.
(Oh itu, ibu sama bapak lagi keluar semua)Lama mereka bergelut dengan alat pancing sederhana nya, berdua? Ya karena di Bulan cuman liatin doang, oke lanjut, mereka pun berjalan menuju sungai, tapi saat beberapa meter lagi sampai mereka baru ingat sesuatu.
" Dewek cah 3 tok keh mas? " Tanya bulan kepada Bintang dan Arman.
(Kita bertiga doang nih mas?)" Oh ya klalen Astagfirullah " Ucap mereka kompak.
(Oh ya lupa Astagfirullah)" Ana apa mas? " Tanya Bulan heran.
(Ada apa mas?)" Kue si Arya jarene pan melu " Jawab mereka kompak.
(Itu si Arya katanya mau ikut)" Terus saiki pimen? " Tanya Bulan.
(Terus sekarang gimana?)" Ari balik maning orapapa ohya dek? " Bintang bertanya balik kepada adiknya dan di jawab anggukan oleh Bulan.
(Kalo balik lagi gapapa kan dek?)" Tapi melasi Bulan ora sih? " Tanya Arman kepada Bintang.
(Tapi kasihan Bulan ga sih?)" Iya sih, dewek luih perek meng kaline daripada meng umahe si Arya " Bintang tampak mempertimbangkan. Mau balik lagi kasihan Bukan barangkali cape, mana dia cewek sendiri lagi.
(Iya juga sih, kita lebih deket ke sungainya dibanding ke rumah si Arya)

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan merindukan Bintang
No Ficción" mas bakal batiri koen kosi gede " (mas bakal nemenin kamu sampe besar) siapa sangka itu hanya menjadi kalimat penenang?