Part 9 (Hujan hari ini)

64 46 18
                                    

Vote dulu nggak sih? Terlalu malam kah? Mianeee~ bontot kelelawar memang!!
***

Hana mengusap dadanya grogi, mengapa citra seorang mantan semakin menyebalkan di matanya sekarang?

Ia tengah berjalan kembali menuju ruang sastra, barusan ia keluar ke kamar mandi. Ia membuka pintu, terkejut dengan Giandra yang malah berbaring di atas meja. "Heh, lo anak OSIS buat contoh yang baik anak lainnya!"

Giandra menolehkan kepalanya, "Lo lama, gue bosen."

"Tugas rincian lo emang udah jadi?"

Giandra meringis dan menggeleng, "Lo aja yang kerjain." Mata hana langsung membulat gemas.

"Sekarang lo bantuin gue buat artikel, bukan gue yang bantuin lo buat rincian." Ia membuka laptop kembali.

"Ogah!"

Hana menoleh cepat, "Anjir lo ya, lo dah janji tadi."

"Kapan gue bilang iya?"

"Brengsek lo!" Hana berdiri dengan sungut yang sudah keluar, begitulah minyak jika kena percikan api.

"Mutualisme?" Giandra mengulurkan tangannya meminta persetujuan. Dahi Hana mengerut.

"Maksud lo?"

"Simpel, lo bantu gue buat rincian kegiatan. Gue kasih lo info buat isi kegiatan HUT, gimana?"

Hana tampak berpikir, ini akan menguntungkan Hana juga, atau cowok itu saja yang hendak mengerjainya seperti tadi. Ia akhirnya memutuskan mengangguk.

"Sini, gue bantu lo buat rincian laporan kegiatan. Tapi, janji dulu bantuin gue buat ngisi urutan kegiatan." Senyum Giandra terbit, ia mengangguk mendengar tuturan Hana.

Hana mengambil alih laptop Giandra yang masih tertutup, "Bukain dulu." Giandra kembali duduk, lalu mengernyit.

"Lo kan tau sandi laptop gue."

Jantung Hana berdegup, "Maksud lo?"

"Sandinya masih sama."

Sial, pipinya panas.

Putus dengan Giandra belum genap setengah tahun, namun jantungnya sudah ketergantungan dengan cowok itu. Murahan sekali.

Ia mencoba menghembuskan nafas supaya tenang, ia mulai mengetikan sandi laptop. Tanggal jadian mereka.

"Astaga, lo baru buat deskripsi latar doang? Lo nggak becus banget sih," ujar Hana menggerutu. Begini ceritanya, Hana yang harusnya menjabat OSIS.

Giandra hanya diam, menatap Hana yang lincah membuat rincian usai diberikan outline yang Giandra buat. Tidak ingin mengganggu, toh ini juga untuknya.

"Ini beneran guest secret nya Opick?" Hana hampir tertawa. Giandra mengerutkan dahi.

"Bukannya Taylor Swift ya?" Ia merebut kertas yang dibawa Hana. Hana sudah tertawa terbahak-bahak.

"Oh, salah ini. Harusnya Taylor Swift."

"Heh, mana ada uang sebanyak itu dari sekolah."

Giandra tersenyum, "Diisi guest secret aja, jangan detail banget." Hana akhirnya berhenti tertawa dan mengangguk.

Hampir setengah jam ruangan itu sepi, hanya suara detik jam yang menyapa. Hana masih sibuk dengan laporan rinci kegiatan tugas OSIS milik mantannya.

"Ini, yang jadi ketua tetap Regal?" tanya Hana memastikan.

"Huum, dia yang bertanggung jawab." Hana mengangguk, mulai melanjutkan mengetik. Giandra hanya bisa menatap Hana yang sesekali merapalkan kalimat, atau menjawab bila Hana bertanya.

Teman Tapi Mantan [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang