Setelah semua pertemuan keluarga selesai, Permaisuri memimpin mereka ke istana untuk menghadiri jamuan makan. Sepanjang waktu, Permaisuri dan ayahnya tampak tak terpisahkan. Mereka terus berbincang tentang hal-hal yang terjadi selama mereka berpisah, termasuk momen-momen yang terlewatkan. Anak-anak juga mulai mengenal kakek mereka, sehingga seluruh acara jamuan berlangsung dalam suasana hangat seperti itu.
Namun, Kaisar merasa canggung sepanjang acara. Baik Kaisar Agung maupun Jenderal Liu terus memberikan tatapan tajam penuh ancaman padanya. Ia merasa seperti diasingkan oleh semua orang yang benar-benar penting baginya. Bahkan, ibu dan saudara-saudaranya tidak bersedia meliriknya sekalipun.
Dulu, Kaisar memiliki hubungan yang sangat erat dengan saudara-saudaranya sejak kecil. Putra Mahkota selalu menjadi kakak laki-laki yang penuh kasih dan bertanggung jawab, sementara saudara-saudaranya adalah adik-adik yang imut dan selalu ia lindungi.
Sebagai contoh, Pangeran Zihao adalah yang paling dimanja di antara saudara-saudaranya. Ia selalu menginginkan yang terbaik, dan Putra Mahkota selalu memastikan bahwa Zihao mendapatkannya, terutama ketika Kaisar sedang tidak ada. Hubungan mereka selalu sangat harmonis, sampai saat Permaisuri menikahi Nyonya Mulia Shu. Sejak saat itu, kakak yang dulu penuh perhatian itu berubah menjadi orang yang benar-benar berbeda.
Ketika pertama kali melihat perubahan kepribadian kakaknya, Pangeran Zihao tidak ingin mempercayainya. Namun, setelah melihat langsung bagaimana kakaknya bertindak, ia tidak lagi memanggilnya "gege" (kakak laki-laki). Baginya, seseorang yang begitu kejam tidak pantas disebut sebagai gege.
Hal yang sama dirasakan oleh Putri Ehuang. Ia adalah sosok yang pemalu dan tumbuh besar di bawah perlindungan Permaisuri Janda. Karena sifatnya yang pemalu, Putra Mahkota sering menjadi pelindung dan juru bicara untuknya. Siapa pun yang mencoba menggertak Putri Ehuang akan langsung menghadapi kemarahan Putra Mahkota.
Ketika Ehuang mengungkapkan bahwa ia menyukai sesama jenis dan sedang mencari calon istri, para pejabat menjadi gempar. Namun, Putra Mahkota berdiri membelanya. Meski pernikahan sesama jenis diterima di masyarakat, hal itu jarang terjadi, apalagi dilakukan oleh seorang putri kerajaan. Namun, Putra Mahkota tidak peduli dan mendukung adiknya untuk menikah dengan siapa pun yang ia inginkan.
Begitu pula dengan Putri Chyou Ai, yang sejak kecil menyukai pedang dan seni bela diri. Para pejabat tidak menganggap itu pantas untuk seorang putri. Putra Mahkota, untuk mendukung adiknya, mengadakan lomba bela diri atas namanya sendiri dan membuat semua putra pejabat bertanding melawan Chyou Ai. Putri itu mengalahkan setiap lawannya, membuatnya sangat mengagumi kakaknya. Namun, ketika ia mengetahui apa yang dilakukan kakaknya pada teman-teman baiknya, rasa hormat itu hilang sepenuhnya. Chyou Ai tidak lagi melihat kakaknya sebagai sosok yang ia kagumi.
Hubungan antara Pangeran Yinwei dan Putra Mahkota sedikit berbeda, tetapi tetap spesial. Yinwei adalah seorang jenius, sehingga ia sulit mendapatkan teman karena tidak ada yang benar-benar memahaminya. Rumor bahkan menyebutkan bahwa ia bisa merebut takhta, meskipun Yinwei tidak peduli. Ia hanya ingin seseorang yang mengerti dirinya, dan Putra Mahkota adalah orang itu.
Namun, sejak masalah yang melibatkan Qiaoqiao, hubungan mereka menjadi lebih renggang. Meski Yinwei tetap berada di sisi Kaisar, kedekatan mereka sudah tidak seperti dulu. Kaisar telah merusak ikatan yang pernah mereka miliki.
Kini, Kaisar merasakan apa artinya benar-benar sendirian. Setelah sekian lama mendapatkan segalanya dan siapa saja yang ia inginkan, ia kehilangan cinta dari saudara-saudaranya, mengecewakan orang tuanya, dan dipandang buruk sebagai seorang ayah dan suami. Ia merasa sangat bodoh.
"ayah, apa kamu baik-baik saja? kenapa ayah sendiri?" Tao'er bertanya sambil mendekati kaki Kaisar, lalu memanjat ke pangkuannya.
"Ayah baik-baik saja, bagaimana denganmu?" tanya Kaisar sambil mendudukkan Tao'er di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Ku
FanfictionLiu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah di...