Allby tersenyum sembari menepuk nepuk kepala Kara lalu berjalan kebelakang Aru. Dilihat bagaimana pun memang tidak ada yang akan memihaknya jika Aru sudah bertindak. Aru ikut tersenyum melihat Kara tidak bisa apa apa lagi. Sejak kapan Aru jadi semenakutkan ini untuknya?? Lalu kenapa Allby sama sekali tidak membelanya?
Sudahlah, mungkin hanya untuk hari ini saja ke anehan ini terjadi.Kara menghelakan nafas berat. Ia hanya harus berakting seolah tidak terjadi apa pun hari ini. Sekarang juga sudah waktunya pulang sekolah, bahkan setengah jam yang lalu. Semoga saja Aru tak mengatakan apapun yang membuat Allby curiga
.
.
.
.
.
.
Sejak dari tadi Kara terus memperhatikan pembicaraan mereka. Lebih tepatnya memeperhatiakn dan menebak kata berikutnya dari gerakkan bibir Aru. Seajuh ini mereka hanya membicarakan pekerjaan. Ntah bagaimana rincinya mereka sudah memiliki pekerjaan, orang tua mereka rata rata pengusaha sukses semua, termasuk si kembar. Hanya Kara yang hidupnya tidak bermewah -mewahan.
Aru menoleh ke Kara yang dari tadi memperhatikannya sembari mengelus bulu- bulu boneka. Kara mengerutkan kening saat Aru menoleh. Aru malah terkekeh melihat ekspresi yang di keluarkan Kara, itu sangat menggemaskan.
"Kara, kalo kamu disuruh milih... lo bakal milih gue atau Aru?" Tanya Allby
"Hah?" Pertanyaan Allby berhasil mengeluarkan wajah dongo nya. Otaknya berputar keras mencari maksud dari pertanyaan Allby. Sialnya disaat Kara sedang berpikir keras mereka malah tertawa. APA YANG LUCU, HAHH!!
"Kara, lo cantik.... cantik atau imut ya?" ucap Allby lagi. Kali ini ia behasil membuat wajah Kara merah padam, Kara kehabisan kata kata untuk menyangkalnya.
"Muka lo merah tuh" Aru mereBut boneka yang dari tadi dipeluk Kara. Kara mengigit bibir bawahnya, manahan malu yang semakin membesar. "Boneka ini gue yang simpen" ucap Aru sembari membaui boneka itu.
"Jangan dicium-cium!! Itu masih baru!!" Seru Kara melihat boneka barunya diciumi. Aru tidak peduli dan malah makin agresif. "ARUU!!!"
Aru hanya tertawa melihat Kara yang terlihat menderita dengan kelakuannya terhadap boneka "Lo gak usah mikirin boneka, mending lo siap siap buat nanti malem. Lobang lo gampang ketat"
Kara tidak bisa berkata kata. Kenapa tiba tiba Aru bilang seperti itu? Kara melirik Allby yang masih ditempatnya, Allby hanya tersenyum seolah olah hubungan itu wajar baginya.
"Gue balik ya, nanti si Dami nyariin" Allby bangkit darii tempatnya lalu angkat kaki dari rumah Aru "Kara dicariin David"
Ucap Allby sebelum akhirnya keluar dari rumah Aru. Kara menghelakan nafas mendengar itu, terlihat pasrah. Beda lagi dengan repon Aru, ia tidak ingin Kara bertemu dengan orang yang bernama David. Kara menatap Aru dalam dalam, ia harus pergi tapi ia takut mengatakannya ke Aru.
"Ru... Gue-"
"Kasih gue blowjob dulu, abis itu lo bisa pergi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love; Crazy Boyfriend [ HIATUS ]
JugendliteraturBerawal dengan bertemu lelaki misterius di warungan. Athala Karasha Heint terus dihantui oleh teror tak senonoh. Semakin hari semakin parah. Teror yang mengaku sebagai seseorang yang berhak memilikinya Foto Kertas Video Semuanya Akan kah Kara...