Suara kaki yang tergesa-gesa akhirnya berhenti saat Aru menampakkan wujudnya didepan pintu kamar. Jantungnya yang berdegup kencang perlahan membaik.
Tidak perlu diherankan. Aru yang tidur diruang tamu berlari kekamarnya yang berada di paling ujung. Saking kencangnya teriakkan Kara sampai membuat nyawanya tersedot kedalam.
"Kenapa?" Aru mendekati kasur. Aroma-aroma yang tidak enak mulai terendus.
"Ini... Lo ngapain mereka sih??" Omel Kara
"Lah gak tauu. Namanya juga anak kecil"Kara memalingkan wajah dengan kening mengkerut. Aidar dan Aiden sudah bisa kekamar mandi sendiri, mereka tidak takut membanguni Kara kalau butuh sesuatu. Tapi ini.... ?
Aru mendecak sebal tangannya meraih Aidar untuk menggendongnya. Tidak seperti biasanya, Aidar menepis tangan Aru dan masih mengusel di dada Kara.
"Yaudah. Abang minta maaf, Abang udah bo'ong in Idar. Dangerin Abang ya? Kalo malem itu gak ada yang namanya setan. Abang ngomong kaya gitu biar kalian tidur"
"Ada!! Di jenjeya ada cetan!!" Aidar malah masukin terisak "Ada!!"
"Udah cup..." Kara memeluk AidarAru berjalan mengarah jendela. Ia tidak terlalu percaya dengan hal yang seperti itu. Mungkin itu maling atau orang iseng.
Aru membuka gorden. Tubuhnya sedikit tersentak karena terkejut. Orang dengan pakaian serba hitam dan penutup kepala ada didepan. Mata mereka berhadapan. Orang ini seperti maling beneran.
"Oh iya," orang itu memberikan sebuah flashdisk ke Aru " Kita dapet kerjaan"
Aru memasang wajah kesal "Lo ngapain kesini, goblok. Lo gak punya jam??"Orang itu tertawa pelan" gak punya. Yang kemaren jatoh ke comberan"
"Lo gak punya sopan santun??"
"Blom, pak Sopan sama Bu Atun besok kawinnya. Gue diundang "Aru menjauh dari jendela dan membiarkan orang itu masuk. Melihat kelakuan Aru yang membiarkan orang lain masuk membuat Kara penasaran. Siapa? Sepertinya mereka berdua sudah dekat.
"Aaaaa! Cetaann!!" Teriak Aidar saat menggerakkan wajahnya di sisi lain.
Orang itu berpakaian serba hitam dan hanya matanya saja yang terlihat. Menyeramkan. Kara mengelus kepala Aidar.
"Itu topengnya bisa dibuka gak?" Tanya Kara yang terdengar ketus
Lelaki itu terkekeh lalu membuka topeng hitamnya
"Maap Ya" Orang itu menoleh ke Aru yang sedang membuka lemari pakaian "minjem kaos dong, ru"
"CK, miskin Lo ke indo gak punya kaos" Aru melempar kaos abu memiliki dan ditangkap sempurna oleh orang itu.
Tanpa banyak basa-basi, orang itu melepaskan pakaiannya dan menggantinya dengan kaos. Sementara Aru sedang mencolokkan flashdisk ke lubang handphonenya. Orang itu mendatangi Kara dengan senyuman manis.
"Jangan deket-deket, punya gue itu" Aru memperingati
"Udah tau gue, kepalanya boleh gue pegang gak?"
"Kagak. Jarak minimal 2 meter. Kalo dia gak suka sama Lo gak usah dipaksain"Orang itu mundur beberapa langkah dari tempat Kara. Tubuh kara merinding melihat orang itu, akankah senyuman masih itu akan menusuknya suatu hari?
"Kara udah gede aja" orang itu mulai percakapan " Lo gak inget gue? Kakak ipar Lo"
Kara mengerutkan keningnya tanda tidak tau
Orang itu menepuk-nepuk dadanya memperkenalkan diri
"Areez, Areez Argatala Ferdinand. Yang Lo panggil Abang Aleej. Lo gak kenal?"
Orang itu, Areez menoleh ke Aru dengan wajah menyedihkan.
"Itu Abang Aru, Ra" Aru memberi clue yang singkat.
Bukannya menjelaskan atau memberi petunjuk Aru malah membuat Kara semakin pusing. Yang Kara tau Aru itu punya adik perempuan dengan nama Alika, itu saja. Bahkan ia tidak tau siapa lagi nama yang berawal huruf A di keluarga besar Argatala. Tokoh baru apa lagi ini??
"Emang Aru punya Abang???!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love; Crazy Boyfriend [ HIATUS ]
Novela JuvenilBerawal dengan bertemu lelaki misterius di warungan. Athala Karasha Heint terus dihantui oleh teror tak senonoh. Semakin hari semakin parah. Teror yang mengaku sebagai seseorang yang berhak memilikinya Foto Kertas Video Semuanya Akan kah Kara...