BAB 12

682 37 10
                                    

Karra POV

Seperti ada bel yang berbunyi di kepalaku memberi tanda peringatan untuk tidak bertindak lebih lanjut. Segera kulepaskan diri dari ciuman Kai yang sempat membuatku mabuk sejenak.

"Kai..stop it " pintaku dengan berat. Kai menghentikan aktifitasnya yang masih memberiku kecupan-kecupan manis di leherku dan membenamkan wajahnya di leherku dengan napas memburu. Aku membiarkannya, kurasa Kai butuh waktu untuk menetralisir apa yang baru saja terjadi diantara kami berdua.

Apa yang telah aku lakukan? Bagaimana mungkin aku mencium sahabatku sendiri? Tanpa sadar kuusap rambut Kay. Dia mengangkat kepalanya dan menatapku dalam, lalu mengusap sudut bibirku bekas ciuman kami, kututup mataku menikmati setiap usapan jari Kay yang mengusap setiap inci wajahku.

"I'm sorry , Ra. Gue khilaf, lo bisa marah ke gue gara-gara ini, gue bakal terima, karena ini adalah salah gue.."

"sttttt....." kuletakkan telunjukku di bibirnya isyarat untuk tidak melanjutkan omongannya. " nggak ada yang salah disini, gue mencium lo karena gue mau, kalau nggak, gue udah menolak dari awal.."

"kenapa lo mencium gue?" tanya Kay dengan suara berat.

Kenapa? Gue juga nggak tahu Kay, satu-satunya alasan kenapa gue membalas ciuman lo, karena gue merasa nyaman dengan itu. Apa itu alasan yang cukup?

"entahlah..gue rasa karena gue Cuma penasaran aja, gimana rasanya mencium sahabat sendiri hehehehe.." bohongku dan berusaha mencairkan suasana diantara kami berdua. Aku kemudian bangkit dari tempat tidur, dan bergegas hendak ke kamar mandi. Tapi tangan Kay menahanku dan menarikku membuatku kembali berbaring.

"Trus, gimana rasanya ?" Kay masih terlalu penasaran.

"Kenapa lo mencium gue seperti tadi? " aku balik bertanya sekarang ke Kay..

"Karena gue mau. " jawabnya cepat

"kenapa?"

" i think i love you, Ra.."

Aku terpana mendengar jawaban yang keluar dari bibir Kay, dan aku makin tidak bisa berfikir jernih karena sesudah mengatakan itu Kay kembali menciumku, memberiku sebuah ciuman yang lembut , hangat dan dalam hingga membuat semua badanku lemas tak berdaya. Kay tidak memberiku ruang, dia mencium dan terus menciumku. Dan aku? Tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali membalas setiap ciuman-ciuman lembut Kay yang belum pernah kurasakan.

Aku tidak bisa berfikir apa-apa lagi bahkan ketika jemari Kay menyelusup masuk ke dalam kaosku. Aku tahu bahwa ini salah, tidak semestinya aku melakukan ini, kalau aku terus melanjutkan ini, yang ada aku hanya akan merusak persahabatanku dengan Kay.

"Kay... Jangan.." kataku disela nafas kami yang berburu.

Mendengar kata-kataku, Kay segera menghentikan aktifitasnya di leherku dan mengeluarkan tangannya dari balik kaosku, dia masih belum beranjak dari atas tubuhku dan kami masih saling berhadapan, aku segera bangun dari tidur, merapikan bajuku yang sedikit tersingkap, Kay masih tidur disampingku terlentang dengan lengannya menutupi sebagian wajahnya,nafasnya masih naik turun, tanpa sengaja aku melihat ke bawahnya dan mendapati ada yang mengeras di bawah sana. Oh Tuhan aku telah membangunkan adik kecil Kay. Sigh.

Aku segera bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar, aku langsung membuka kulkas mencari air dingin berharap air dingin bisa segera mendinginkan tubuhku yang terasa sangat panas gara-gara insiden barusan.

"Ra..." panggil Kay yang tiba-tiba saja sudah muncul dibelakangku. Aku tidak langsung berbalik, butuh waktu bagiku untuk bisa berhadapan dan bertatap muka dengan dia setelah apa yang terjadi diantara kami.

"Ini sepenuhnya salah gue, Ra. Loe pantas marah ke gue..." ujarnya dengan nada penuh putus asa. Dengan penuh keberanian, kubalikkan badanku. Kay berdiri tidak jauh dariku, rambutnya tampak acak-acakan, mungkin masih pengaruh tanganku yang tadi tak henti-hentinya mengacak rambutnya ketika kami berciuman. Kutatap wajahnya dan langsung menuju bibirnya, agak sedikit bengkak karena ciuman panas kami, apa bibirku juga tampak bengkak seperti bibir Kay? Duh..kenapa aku malah salah fokus begini. Kay berjalan ke arahku, dan aku refleks mundur.

" Stop...!" cegahku

"Kita butuh bicara..."

"Iya.. tapi nggak sekarang Kay. Gue harap loe mengerti.." tegasku.

"Okay..gue akan ngasih loe waktu, gue ngerti ini diluar kendali kita berdua.." Katanya sembari berjalan masuk ke kamar lagi.

"Kay..." panggilku, dia berbalik . " gue fikir , mungkin ada baiknya gue keluar dari apartemen lo.." kataku.

Kay tidak jadi kembali ke kamar dan balik lagi ke tempatku, " Ra.. gue ngerti keadaan loe, tapi tolong jangan keluar dari apartemen ini. gue jamin yang kayak tadi gak bakal terjadi lagi..please!! " pintanya

Aku menggeleng, " No.. Kay... gue gak mungkin tinggal disini lagi, segala sesuatunya sudah beda sekarang.."

Kay mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. Melihatnya seperti itu membuatku jadi takut, aku belum pernah melihat Kay semarah ini, tapi ketika kutatap wajahnya lagi, yang kulihat kemudian adalah raut wajah putus asa dan sedih. Yah aku bisa dengan jelas wajahnya tampak sedih. Aku jadi merasa bersalah.

"gue ama loe udah lama berteman, gue Cuma nggak mau hubungan persahabatan kita jadi renggang gara-gara apa yang terjadi barusan..."

Kay menarik nafas panjang .

" yang terjadi barusan itu apa Ra? Gue mencium loe dan loe balas mencium gue sampai kita hampir make out? Nggak..kita gak hampir make out, tapi itu tadi sudah dibilang make out.."

Mendengar kata-kata Kay langsung membuat kuping dan pipiku panas.

"Tapi bukan itu yang mau gue bahas sekarang Ra.." Kay menghentikan ucapannya sebentar kemudian menatapku lagi, " Fakta bahwa gue mencintai loe..itu alasan gue nggak mau loe keluar dari apartemen ini..."

Ya Tuhan...aku terlalu fokus ke ciuman kami, sampai-sampai aku lupa kalau tadi Kay sempat mengutarakan perasaannya ke aku bahwa dia cinta aku. Oh..kurasa masalahnya semakin rumit saja..

**********************************


TADAAAa...!!!!!!!!! setelah ngutak atik watty , akhirnya berhasil juga ngeposting part ini hahahaha.. *halo..halo...masih ada yang nungguin cerita ini nggak sih? Buat yang udah nungguin, makasih banget yah *salim satu2* maaf banget part yang ini pendek banget.. soalnya ide buat nulis tiba-tiba ilank, trus siang ini ntah kenapa tiba-tiba pengen aja ngeposting part 12 ini walopun belum selesai. Rencananya sih abis ini janji ama diri sendiri bakal lanjut nulis lagi heheheh ^^V.. 

Jadiii buat reader yang gak sabar,,,nih aku kasih intermezo dikit *halahhh* enjoysss..

JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang