"lo lagi nggak mabok, kan?" tanyaku memastikan. Kay menggeleng. "trus itu apaan?" aku menunjuk kantong plastic yang Kay pegang.
"Baju ganti..gue mandi dulu yah, lengket banget nih.." ujarnya tanpa memperdulikan aku yang masih kaget dengan kedatangan mendadak dia.
"Siapa yang nyuruh lo buat nginap disini?" kataku setengah berteriak dari luar kamar mandi.
"inisiatif sendiri.." jawabnya santai dari dalam kamar mandi
"kesambet apa lo?"
"tau nih, mungkin pas dijalan dari bandara, gue kena angin jahat yang nuntun gue sampai sini.."
;Gue serius Kay nanyanya.."
"Gue juga serius jawabnya..."
Errrrr...kalau sudah berdebat kayak gini ama Kay, aku mending menyerah saja deh, percuma. Aku duduk di tepi ranjang ketika dia selesai mandi sambil melipat tangan di dadaku. Menunggu penjelasan darinya. Kay keluar kamar mandi menggunakan kaos oblong warna biru langit dipadu dengan celana panjang kaos kesayangannya. Sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, dia ikutan duduk disampingku.
"lo tidur sana.." perintahnya. Aku hanya diam tidak memperdulikannya. "Ra.." panggilnya lagi. Aku menarik napas panjang, lalu tanpa basa basi aku menarik selimut dan siap-siap tidur. Tiba-tiba kurasakan Kay juga mengambil posisi tidur tepat disampingku.
"apa-apaan sih lo" aku mendadak bangun melihat apa yang dilakukan Kay, dengan santainya dia berbaring disampingku di tempat tidurku yang hanya muat satu orang ini.
"mau tidur, Ra.." jawabnya sambil memperbaiki posisi bantalnya
"lo bisa tidur di lantai atau di sofa sana, tapi nggak disini, ini tempat tidur gue.." bentakku. Tapi sepertinya Kay tidak memperdulikan ocehanku dan dengan santainya dia menarikku kembali tidur dan tanpa kuduga dia langsung memelukku.
"Kay..lo apa-apaan sih?" kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya tapi pelukannya kuat, semakin aku berusaha semakin dia mengeratkan pelukannya.
"lo bisa diam nggak, Ra? Gue bakal nggak ngelepasin pelukan gue ini, kalau lo memberontak"
Aku diam.
Sekarang Kay merenggangkan pelukannya ke aku, tidak sekuat tadi, dan dengan halus dia mengelus-elus punggungku, sama seperti yang sering dilakukan ibuku waktu aku masih kecil ketika aku akan tidur.
"Kay.." bisikku
"ssstttt...lo diam aja, tutup mata lo dan tenangkan pikiran lo. Tenang aja gue nggak bakal ngapa-ngapain lo kok.." ujarnya setengah berbisik. Aku memukul pelan dadanya, dan bisa kurasakan dia tersenyum.
"tapi Kay..."
"gue bilang tidur aja Ra, cara ini tuh efektif , cewek-cewek gue kalau dipeluk kayak gini biasanya langsung tidur.."
"tapi gue nggak sama ama cewek-cewek lo.." bantahku langsung.
"kita coba aja dulu, oke?" lalu dia memelukku lagi. Aku tidak berkata-kata lagi dan mencoba mengikuti apa yang Kay bilang. Menutup mata dan menenangkan pikiranku. Entah berapa lama aku menutup mataku sampai aku tidak merasakan apa-apa lagi dan masuk ke alam mimpi tapi tetap merasakan pelukan hangat dari sahabatku Kay.
***************************
Pelan-pelan kubuka mataku, kulirik jendela di samping tidurku, masih gelap. Apakah ini masih subuh? Tapi rasa-rasanya aku sudah tidur sangat lama, dan kuakui ini tidur ternyenyakku selama dua minggu ini. Kugerakkan badanku hendak meraih handphone yang kutaruh di meja samping tempat tidur, tapi aku lalu sadar, sebuah lengan kokoh memelukku dari belakang. Kay. Dia memelukku sepanjang malam. Aku ingin melepaskan pelukan dia, tapi di satu sisi, aku juga tidak ingin melepaskannya. Aku suka cara Kay memelukku. Pelukannya bisa membuatku sedikit tenang. Aneh memang, bagaimana mungkin sebuah pelukan bisa membuatku tenang dan bahkan bisa menjadi obat tidur paling ampuh untukku. Maka kuputuskan aku tetap di posisiku tidak melepaskan pelukannya dan ingin menikmati pelukannya disisa malam ini. Malam? Kembali kulirik jendelaku lalu sayup-sayup kudengar suara-suara hujan, tidak deras hanya berupa gerimis-gerimis kecil, sepertinya semalam hujan lebat dan aku saking nyenyaknya tidur, tidak menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST FRIEND
Romancemau tidak mau Kara harus menerima perhatian ekstra dari sahabatnya sendiri Kay. Sesuatu yang menurutnya sangat asing. Walaupun begitu justru perhatian Kay yang akhirnya bisa membuat Kara tenang. Apakah mereka benar-benar hanya seorang sahabat, atauk...