BAB 11

1.7K 119 29
                                    

KAY POV

Untuk kesekian kalinya gue melihat ke arah jam dinding, sekarang sudah pukul 10 malam, dan seharusnya Karra sudah tiba sejak setengah jam yang lalu, gue mulai parno,dan berulang kali menelpon ke handphonenya dan tidak tersambung sama sekali. Gue mulai takut sesuatu yang buruk terjadi ke Karra. Damn !!! kenapa pikiran gue malah lari kesana sih.

Jantung gue hampir loncat ketika mendengar pintu apartemen terbuka. Tanpa menunggu waktu gue langsung berlari ke pintu dan perasaan lega seketika menghampiri gue begitu melihat sosok Karra muncul dari balik pintu. Gue baru saja akan menghampirinya dan bermaksud memeluknya, untung saja gue langsung sadar kalau gue ngelakuin itu, itu hanya akan membuat Karra curiga ke gue.

“Kay..” suara yang sangat-sangat gue rindukan itu memanggil gue. dia menghampiri gue dan langsung memeluk gue. Thanks God udah mendengar suara hati gue.

“wangi bener lo” ujar Karra sambil melepaskan pelukannya. Gue Cuma bisa nyengir aja mendengarnya, dalam hati gue bersyukur, untungnya sebelum Karra tiba, gue sempat mandi tadi, nggak tahu deh apa yang bakal Karra bilang, kalau dia memeluk gue dalam keadaan gue belum mandi. Karra berjalan menuju dapur dan langsung membuka kulkas mencari air dingin, gue mengikuti dia dari belakang.

“Kok lo tibanya telat, Kar?” tanya gue

Karra tidak langsung menjawab pertanyaan gue, sebaliknya dia malah asyik minum air dingin. Hmm sepertinya dia benar-benar kehausan.

“hmm...mobil jemputan Jan datangnya telat, makanya gue ikutan telat juga..” jawabnya setelah menyeka sisa air di bibirnya.

“Jan..?? “ tanya gue penasaran. Gue penasaran karena baru kali ini gue mendengar nama ini. Okelah gue memang kenal sebagian orang di kantor Karra, karena Karra selalu cerita ke gue, dan beberapa diantaranya gue pernah bertemu mereka.

“oh Jan itu bos baru yang pernah gue ceritain itu Kay..”

Gue mengerutkan kening, “yang minggu lalu bikin lo bete berat itu yah?” tanya gue memastikan sekali lagi.

Karra mengangguk mantap, dan seakan tidak membaca perubahan muka gue, dia berlalu begitu saja masuk ke kamar.

“Gue mandi dulu yah Kay, udah bau banget nih..” katanya nyengir. Gue Cuma terdiam waktu Karra lewat disamping gue dan mengatakan itu. Terdengar suara pintu kamar terbuka lalu tidak lama berselang tertutup lagi, gue lalu membalikkan badan menghadap pintu kamar yang baru  saja tertutup itu dan menatapnya.

“semoga firasat gue nggak benar, Yan” bisik gue dalam hati

                          *********************

12 jam sebelumnya

Waktu istirahat siang ini, bukannya melewatkannya dengan mencari makan untuk mengisi perut gue, yang ada gue malah terdampar di Starbucks, mengisi perut gue dengan kafein. Lapar? Jelas. Tapi gue sama sekali nggak ada ide makan dimana, gue memang kelaparan, tapi nafsu gue untuk makan sama sekali nggak ada. Yang ada gue sendiri bingung ketika gue malah memilih nongkrong disini. Jika mau tau apa penyebab nafsu makan gue hilang, jawabannya Cuma satu, Karra. Iya Karra. Gue merindukan makhluk yang sudah membuat dunia gue jungkir balik itu. Okay, gue mengaku gue kangen dia. Salah, gue kangen banget ama dia. Sekian.

Hari-hari yang gue lewati tanpa dia benar-benar terasa hampa sekarang. Tempat tidur gue rasanya benar-benar nggak nyaman tanpa dia, alhasil gue mengungsi tidur di sofa, karena tidur di kamar cuma menyiksa gue doang. Wangi Karra tertinggal disana, dan itu membuat gue sangat tidak puas, gue nggak menginginkan wanginya saja, gue menginginkan orangnya langsung. Shit! Gue benar-benar terlihat sangat egois sekarang.

JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang