Hari sudah malam, Biru dan para kekasihnya sudah berada dirumah, kelima anak atmajaya menjemput Biru dirumah sakit sambil menjenguk mama Intan, tadinya Biru memohon lagi agar diizinkan menginap dirumah sakit untuk menemani sang mama, namun lagi-lagi abang dan juga para pacarnya tak mengizinkan dengan alasan yang sama, yaitu tak ingin Biru tidur ditempat yang kurang nyaman.
Setelah selesai makan malam, anak-anak atmajaya itu berkumpul diruang tamu seperti biasanya, Biru duduk disofa panjang sambil memangku Lily.
"mas Jero, snack nya Lily habis, tinggal buat besok doang" ujar Biru sambil terus mengelus kepala Lily lembut.
"besok mas beliin ya sayang, makanannya masih ada?" tanya Jero yang juga ikut mengelus Lily.
"kalo makanan masih ada, masih cukup buat semingguan lagi" jawab Biru.
"yaudah jadi mas beliin snacknya dulu aja" Jero tersenyum.
"oh iya sayang, katanya kamu mau ngobrol sama bang Jero soal psikolog, mas udah ada rekomendasi yang bagus kalo emang kamu jadi" ucap Marko tiba-tiba.
"psikolog? untuk apa dek?" tanya Jero sedikit terkejut.
"eumm, tadinya aku pengen cari psikolog buat bantu aku sembuh, adanya masalah sama mama kemarin buat aku stress banget dan jadi susah tidur selama satu minggu terakhit jadi ya aku pikir aku butuh bantuan profesional buat hilangin semua rasa ngga nyaman aku, tapi sekarang kayaknya aku udah ngga butuh, sekarang kan aku udah baikan sama mama" Biru tersenyum manis.
"jadi ini alesan kamu susah tidur waktu itu? kenapa ngga ngomong sama mas sih sayang" Savian menatap Biru dengan rasa bersalah.
"pas itu aku belum sadar sama apa yang aku rasain, tapi karena beberapa hari sesudahnya aku masih susah tidur dan selalu overthinking sendiri, aku jadi obrolin itu sama mas Marko" ujar Biru menjelaskan.
"sekarang kamu beneran udah ngga papa?" Gara menatap Biru khawatir.
"ngga papa kok mas Gara, perasaan aku udah lega banget karena udah bisa tulus maafin mama sama abang, dan aku rasa aku udah ngga perlu psikolog" ujar Biru sambil menatap Gara.
"sayang, perasaan kamu bukan masalah sepele sebisa mungkin kamu kasih tau kita apapun hal yang buat kamu kurang nyaman dan bikin kamu kesusahan sendiri, kita ngga mau kamu ngalamin hal kaya gitu sendirian, padahal udah ada kita yang siap kapan pun kamu butuh" imbuh Bara ikut menasehati.
"iya mas Bara, aku udah ngerasa sekarang banyak beban yang keangkat kok karena bisa tulus maafin mama, mungkin kemarin itu masalahnya cuma karena aku denial dan ngga nerima semua cerita yang mama ceritakan sama aku, jadi berakhir buat aku stress sendiri, tapi sekarang aku beneran udah oke, aku ngga papa" Biru tersenyum, berusaha meyakinkan Bara dan juga yang lain.
Semuanya mengangguk mendengar ucapan Biru, mereka benar-benar berharap Biru sudah tak akan lagi merasakan yang namanya sedih, karena Biru sendiri yang meyakinkan mereka, bahwa sekarang Biru sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Biru berdiri lalu menaruh Lily pada kasur kecil karena Lily sudah tertidur, kemudian Biru berjalan kearah sofa lagi dan kembali duduk disana.
"setelah ini apa rencana kamu sayang, maksudnya kan sekarang kamu udah mau nerima abang sama mama kamu" tanya Savian penasaran.
"tadi aku, abang sama mama udah banyak ngobrol sih, mama minta aku buat pindah kerumah beliau, tapi aku belum nge iyain, karena aku maunya mama tetep dirumah sakit buat kemoterapi, tapi belum ada keputusan akhir soalnya mama juga kaya masih mau mikirin ini dulu" jawab Biru pelan.
"masa harus sampai pindah sih sayang" protea Gara pada kekasihnya.
"Gar, biarin ini jadi keputusan Biru, kita harus dukung apapun yang mau Biru lakuin setelah ini" ucap Jero menasehati Gara.
"tapi kan bang...." ujar Gara namun terpotong oleh Marko yang tiba-tiba ikut menasehatinya.
"Gar, Biru juga pasti bakalan mikirin hal ini dulu kok, kita percaya aja sama Biru" Marko menatap Gara lekat.
"iya mas Gara, aku masih mau mikirin ini dulu kok, jangan sedih, aku pasti usahain cari jalan terbaiknya" Biru lagi-lagi tersenyum pada para kekasihnya.
"tapi emang kamu perlu pikirin ini dulu deh sayang, maksudnya kan kamu masih bisa tetep jagain dan habisin waktu kamu sama mama walaupun ngga pindah dari sini, tapi ya itu sih terserah kamu baiknya gimana" ucap Savian pada Biru.
Biru terdiam, menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, Biru menggigiti bibirnya karena dirinya merasa harus segera mengambil keputusan, sebenarnya Biru juga tidak ingin meninggalkan rumah ini, tapi karena mamanya yang meminta, Biru sedikit tak tega untuk menolaknya, makanya Biru akan memikirkan ini lagi nanti.
"cantik, udah jangan terlalu difikirin, nanti kamu sama mama obrolin lagi gimana baiknya, sekarang bobo yuk, besok kamu ada kuliah pagi kan?" ajak Bara pada Biru.
"iya mas Bara" jawab Biru lalu berdiri dari duduknya.
"goodnight sayang, tidur yang nyenyak yaa" Jero tersenyum pada Biru.
"goodnight mas Jero, mas Jero juga yang nyenyak ya bobonya" jawab Biru pada si sulung atmajaya.
"goodnight sayang, I love you" ujar Marko memberi ucapan selamat malam.
"I love you too mas Marko" jawab Biru lalu tersenyum.
"sleep wel sayangku, see you besok pagi cantik" Gara turut mengucapkan salam perpisahan.
"see you mas Gara" Biru tertawa pelan.
"mimpi indah sayangnya mas Vian, dadahhh" Savian terkekeh melihat Biru yang terus tersenyum.
"dadahhhh mas Vian, dadahhh semuanyaaa" ucap Biru pada Para kekasihnya.
Semua pria dominan yang berada diruangan itu tersenyum lembut kearah Biru, lalu mereka bergantian memberikan pelukan dan juga kecupan kecil pada bibir sicantik untuk tanda perpisahan malam ini.
Kemudian setelahnya Biru digendong oleh Bara menuju kamarnya, karena hari ini adalah jadwal Bara menemani Biru tidur.
TBC!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/380077591-288-k852157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Season 2
FanfictionCerita tentang si cantik Biru dan kelima pacar gantengnya 🤭❤