Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, Biru dan juga yang lainnya sudah sampai dipantai pagi ini untuk menuruti keinginan sang mama, begitu sampai disana mereka semua, terkecuali Intan, memilih untuk melepas sendal karena mereka ingin bermain air dan juga pasir.
Eca mengajak Intan untuk duduk disebuah ayunan yang berada didekat pantai, karena memang Jonas tak mengizinkan mamanya untuk melakukan hal-hal yang kemungkinan akan membuat mamanya itu kelelahan.
Biru duduk dipasir yang sangat dekat dengan pantai, sambil sesekali tertawa saat air laut menyapa kakinya, sedangkan para kekasihnya memilih untuk bermain air.
Biru menatap kelima pacar dan juga abangnya yang terlihat sedang tertawa-tawa karena mereka menjahili satu sama lain, Biru tersenyum saat melihat Jero datang mendekatinya dan ikut duduk disebelahnya.
"kok duduk disini sayang?, ayo ikut main air" ajak Jero sambil mengelus belakang kepala kekasihnya.
"entar deh mas, masih agak mager hehe" Biru menyengir.
"mas pengen naik jetski deh, adek mau ikut?" tanya Jero lagi.
"tapi aku takut" Biru menatap Jero lekat.
"kan nanti pegangan sama mas, mas ngga cepet cepet kok bawanya, kita keliling pantai, seru loh, ayoo" Jero berdiri lalu menarik tangan Biru pelan.
"yaudah aku izin mama dulu, mas Jero ajakin yang lain juga biar bareng-bareng naik jetski-nya" ujar Biru yang diangguki oleh Jero.
"oke sayang"
Jero berjalan kearah dimana saudara-saudaranya berada, mengajak mereka dan juga Jonas untuk menaiki jetski, dan mereka pun bersedia, terkecuali Marko yang memang tak terlalu suka pada permainan itu pun memilih untuk tidak ikut dan akan menemani Intan, agar Eca bisa ikut naik jetski bersama dengan Jonas.
Biru sendiri berjalan kearah sang mama dan juga Eca yang terlihat sedang mengobrol, Intan pun tersenyum begitu melihat anak bungsunya mendekat kearahnya dengan wajah yang sumringah.
"mama adek mau naik jetski sama mas Jero dan yang lain, mama tunggu disini ngga papa?" izin Biru pada sang mama.
"ngga papa sayang, ini kak Eca-nya diajakin" ujar Intan sambil tersenyum.
"Eca disini aja temenin tante" Eca tersenyum sambil mengelus tangan calon mertuanya itu.
"tante Intan biar gue yang nemenin kak, lo ikut aja biar bang Jonas ada temennya" ujar Marko yang baru datang.
"ngga papa tante?" tanya Eca tak enak.
"ya ngga papa dong nak, sana seneng-seneng, tante juga seneng kok lihatin kalian main, have fun yaa semuanya" Intan tersenyum teduh.
Mereka tersenyum lalu mulai pergi menuju tempat penyewaan jetski, Sedangkan Marko ikut duduk disebelah ayunan yang Intan tempati, Marko tersenyum kearah Intan dan Intan pun membalas senyuman itu.
Intan menggerakan ayunan yang ia naiki perlahan, sambil melihat sekeliling pantai dimana banyak orang-orang yang sedang bermain dan juga bersenang-senang, Intan sendiri merasa senang walaupun hanya bisa memperhatikan anak-anaknya dan juga orang yang ia sayang bermain dan bersenang-senang disana.
"tante seneng bisa main kepantai?" tanya Marko memulai obrolan.
"tantu seneng dong nak Marko, lihat kallan main dan ketawa-ketawa kaya tadi aja udah cukup buat tante, tante kan agga bisa main kaya kalian, tau sendiri sepulang liburan ini tante harus kemoterapi, tante ngga boleh kecapean" Intan berujar pelan.
"Marko boleh tanya satu hal tante?" Marko menatap mama dari kekasihnya itu lekat.
"kamu mau tanya apa?" Intan tersenyum ramah.
"mengenai hubungan Marko dan saudara-saudara Marko sama Biru, apa tante bahagia?, maksudnya, apa tante dukung sepenuhnya untuk hubungan kami?" Marko bertanya dengan ekspresi serius diwajahnya.
"kebahagiaan anak-anak tante adalah segalanya, tante ngga pernah pilih-pilih pendamping hidup untuk anak tante, sama seperti Jonas, tante serahkan sepenuhnya masalah pendamping sama Jonas sendiri karena yang akan jalanin hubungan kedepannya kan bukan tante, sejauh ini tante bisa lihat kamu dan juga keempat saudara kamu itu cinta dan begitu menyayangi Biru, buat tante itu sudah lebih dari cukup, kalau Biru nyanman dan bahagia, kenapa tante engga, tante dukung sepenuhnya hubungan anak tante sama kalian" ucap Intan menjelaskan.
"menurut tante, kalau kita mau lebih serius samna Biru, itu ngga papa?" tanya Marko lagi.
"lanjut hubungan yang lebih serius harus di pikirin baik-baik, kalau nak Marko dan yang lain punya prinsip dan komitmen yang bagus kenapa engga, tante yakin kalian bisa bahagiakan anak tante nantinya, tante cuma bisa dukung kalian" lagi-lagi intan tersenyum.
"sebenarnya dimoment liburan ini Marko dan yang lain merencanakan untuk melamar Biru, tentunya dengan izin tante dan juga bang Jonas, Marko omongin ini semua sama tante terlebih dahulu karena menurut Marko tante harus tau hal ini lebih dulu" ujar Marko yang diangguki oleh Intan.
"rasanya bahagia sekali denger kalian punya niat yang sangat baik sama anak tante, tante menyetujui hubungan Biru sama kalian, tolong jaga Biru dan bahagiakan Biru selalu ya nak Marko" ucap Intan menitip pesan.
"pasti tante, kebahagiaan Biru itu prioritas untuk Marko dan juga keempat saudara Marko, terimakasih karena tante menerima kami dengan sangat baik, kita janji akan jaga Biru sampai waktu yang sangat lama" Marko tersenyum bahagia.
"tante bahagia karena anak tante sudah punya calon pendamping yang layak, jadi kapan rencananya kalian akan lamar Biru?" tanya Intan sambil menatap Marko.
"Marko baru akan omongin hal ini lagi sama bang Jero dan yang lain, yang pasti sebelum kita pulang liburan, anak tante sudah pakai cincin dari kami" Marko tersenyum lagi.
"tante percayakan Biru pada kamu dan juga saudara-saudara kamu, kamu tau sendiri selama bertahun-tahun tante ngga jagain Biru dan ngga bisa kasih rasa cinta tante sama Biru, tante berharap kalian selalu utamakan Biru diatas segalanya, karena kalau tante udah ngga ada nanti, tante yakin Biru akan jadi orang yang paling terpuruk, tolong jaga amanat tante ya Marko, tante ingin sekali lihat Biru bahagia, walaupun nanti tante cuma bisa lihat dari atas sana" ujar Intan yang mambuat Marko merasa sedih tiba-tiba.
"tante bisa percayakan Biru sama Marko dan yang lain, Marko selalu berdoa untuk kesembuhan tante karena Marko tau Biru akan selalu bahagia selama tante masih ada disini, tapi Marko juga ngga bisa paksa kalo memang nantinya tante berakhir menyerah sama penyakit yang selama ini tante derita, Marko tau tante kuat, tapi Marko juga ngga mau lihat tante menderita lebih lama lagi" Marko menghela nafasnya panjang, rasanya begitu berat mengatakan hal itu.
"sekali lagi tante mau ucapin terimakasih, semoga kebaikan kamu dan keluarga kamu selama ini dapet balasan yang lebih baik" ujar Intan pelan.
"terimakasih juga buat tante karena sudah memiliki anak secantik dan sebaik Biru, Marko dan saudara saudara Mako akan selalu jaga dan mencintai Biru segenap jiwa raga kami, sekali lagi terimakasih tante Intan" ucap Marko sambil menatap Intan sendu.
Intan menatap Marko dengan mata berkaca-kacanya, Intan tersenyum setulus mungkin para kekasih dari anak bungsunya itu, lega rasanya karena Intan bisa mengungkapkan apa harapannya untuk Biru nanti, tak ada hal yang membahagiakan selain kebahagiaan kedua anak yang begitu ia cintai, dan mungkin setelah ini Intan bisa pergi dengan tenang.
Marko sendiri memilih untuk mengedarkan pandangannya agar tak lagi menatap mama dari kekasihnya itu, ada satu feeling yang Marko rasakan namun entah perasaan apa itu, Marko hanya bisa berharap kepercayaan dari tante Intan ini bisa ia dan saudaranya jaga sampai waktu yang sangat lama.
TBC!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Season 2
FanfictionCerita tentang si cantik Biru dan kelima pacar gantengnya 🤭❤