6

2.4K 154 1
                                        

Biru yang baru selesai memakai skincare rutin sebelum tidurnya berjalan menuju nakas untuk minum, namun tumbler itu kosong, sepertinya dirinya lupa mengisi, Biru melihat jam didinding dan waktu menunjukkan pukul 10 malam.

Biru memakai sendal rumahannya lalu pergi menuju dapur untuk mengisi air pada tumblernya, begitu sampai dapur, atensinya mengarah pada bi Ranti yang sedang berdiri didepan kompor, Biru mengernyit lalu bertanya, dan ternyata bi Ranti sedang membuatkan kopi untuk Jero karena tadi katanya Jero meminta tolong, namun Biru mengatakan pada bi Ranti untuk tidak usah membuatkan kopi, dan mempersilahkan bi Ranti beristirahat, Biru yang akan mengurus semuanya sendiri.

Biru taruh tumbler-nya pada meja makan lalu mengambil segelas air putih, baru setelah itu Biru berjalan menuju ruang kerja Jero karena Biru yakin kekasihnya itu sedang lembur sekarang ini, makanya meminta dibuatkan kopi.

Jero selalu tau, Biru tidak mengizinkannya meminum kopi lebih dari satu kali dalam sehari, dan Biru merasa sedikit kesal karena Jero melanggar janjinya, Biru buka pintu ruangan kerja Jero dan mendapati Jero sedang sibuk dengan laptopnya, Biru menghela nafas lalu berjalan mendekat.

"loh, kok air putih bi? saya kan minta ko.." ucapan Jero berhenti saat melihat yang datang bukanlah bi Ranti melainkan kekasih kecilnya.

"ngga ada ya ngopi malem-malem begini, tadi siang pasti udah ngopi kan dikantor?mau bandel lagi?, diingkarin janjinya?" Biru berkacak pinggang, menatap kesal kearah Jero.

"mas lagi butuh sayang, biar ngga ngantuk" jawab Jero yang belum sadar akan kesalahannya.

"aku selalu bilang kamu boleh lembur tapi ngga harus diforsis kaya gini mas, kalo udah capek ya udah, istirahat" ujar Biru lagi, masih menatap Jero kesal.

"maaf sayang" ujar Jero memelas.

"tutup laptopnya, sini ikut aku" ucap Biru memasang wajah garangnya.

Jero memilih menurut agar Biru tak semakin marah padanya, Jero mematikan laptop itu lalu membereskan berkas-berkas yang berada diatas meja, lalu berdiri dari duduknya.

Biru menarik tangan Jero kekamarnya, mengajak Jero untuk naik kekasur, Biru menepuk pahanya agar Jero merebahkan kepalanya disana dan lagi-lagi Jero hanya menurut.

Biru usapi kepala Jero sambil memijatnya pelan, hal itu membuat Jero memejamkan matanya karena merasa sangat rileks. Jero membuka matanya kembali lalu menatap wajah Biru sambil tersenyum.

Biru menatap Jero malas, mengingat tadi kekasihnya itu hampir mengingkari janjinya untuk tidak meminum kopi lebih dari satu kali, tentu Jero yang mendapatkan tatapan seperti itu pun memanyunkan bibirnya karena sedih.

"aku ngga akan bawel ingetin ini itu kalo aku ngga sayang sama mas, kesel banget rasanya pas tau mas diem-diem minta kopi sama bi Ranti, padahal udah jam 10 malem" ujar Biru masih menatap Jero kesal.

"mas ngga akan gitu lagi sayang, jangan marah" Jero berusaha menggenggam tangan Biru, tapi Biru menghindarinya.

"tadi kalo aku ngga lihat bi Ranti, pasti kamu berakhir minum kopinya, gunanya janji itu buat apa sih mas?" Biru sebenarnya tak mau mengomel seperti ini, tapi ada kalanya dia harus tegas pada semua kekasihnya tanpa terkecuali, kalau memang mereka membuat kesalahan.

"kerjaan mas tadi tanggung banget sayang, tapi mas agak ngantuk, makanya minta buatin bi Ranti, mas lupa kalo udah ngopi hari ini" Jero menatap Biru sendu.

"mas selalu nasihatin adek-adeknya kalo mereka ngga bisa ngatur waktunya dengan baik, sekarang mas lembur kaya gini dan mikir tanggung padahal udah capek, itu karena mas ngga bisa ngatur waktu mas sendiri kan?" oceh Biru lagi yang membuat Jero merasa sangat sedih sekarang.

"kalo aku jadi mas, aku malu karena bisa nasehatin orang, tapi kita sendiri masih belum bisa ngelakuin apa yang kita omongin" ucap Biru menohok.

"maafin mas sayang" hanya itu kata yang bisa Jero ucapkan, karena dirinya juga merasa dirinya salah disini.

Biru menghela nafasnya panjang, kemudian mengangkat kepala Jero yang berada pada pahanya, Jero memperhatikan Biru yang merubah posisinya untuk merebahkan diri dikasur, Jero yang melihat itu pun merasa Biru akan tidur sekarang dan tak ingin berdebat lagi.

Jero masih melengkungkan bibirnya karena sedih telah membuat Biru marah seperti ini, Jero memilih turun dari kasur lalu berjalan kearah pintu, Biru yang melihat itu pun segera memanggil Jero, Biru pikir Jero akan ikut merebahkan dirinya dan tidur bersamanya, makanya Biru bingung ketika melihat Jero akan pergi dari sana.

"mas mau kemana?" tanya Biru bingung.

"kekamar mas, maaf karena udah buat kamu marah" Jero menatap Biru sedih.

"ohh, jadi ngga mau dipeluk?" tanya Biru lagi.

"kan kamu lagi marah" jawab Jero seadanya.

"ngga ada yang marah, aku cuma coba buat ingetin lagi semua janji mas Jero sama aku, udah sini bobo sama aku" Biru menepuk kasur agar Jero naik kekasur itu lagi.

Jero tersenyum lalu kembali keatas kasur itu, Jero memiringkan tubuhnya dan menyangganya dengan tangan kananya untuk menatap Biru lekat.

Biru ulurkan tangannya lalu mengelus pipi Jero dengan penuh kasih sayang, membuat Jero memejamkan matanya lalu menggenggam tangan Biru yang berada di pipinya untuk ia kecup.

"boleh cium ngga sayang?" tanya Jero seakan ragu.

"mauu?" Biru bertanya balik.

"mauu, mau banget" angguk Jero begitu sumringah.

Biru terkekeh karena Jero menjawab pertanyaannya dengan semangat, kemudian setelahnya Biru mendekat kearah Jero lalu menyatukan bibir mereka, Jero tersenyum dalam sesi ciuman mereka lalu menarik pinggang Biru agar semakin dekat.

Jero terus memimpin cumbuan itu dengan lembut namun sedikit tergesa, Biru selalu merasa Jero itu seperti akan memakan dirinya ketika mereka sedang ciuman, makanya Biru sesekali mendorong dada bidang Jero agar ciuman mereka tak terlalu menggairahkan.

"makasih sayang, capek mas jadi hilang" Jero tersenyum kearah Biru.

"haha bisa aja kamu" Biru mencubit pipi Jero gemas.

"tapi beneran loh yang, mas lupa kalo hari ini udah minum kopi, makanya main minta aja sama bi Ranti, mas ngga sengaja buat ingkarin janji mas kok" ujar Jero berusaha menjelaskan lagi.

"iya yaudah, yang penting harus diinget-inget lagi, aku cuma ngga mau gerd-nya mas kambuh kaya waktu itu" Biru mengusap surai lembut milik Jero.

"mas paham kok kalo semua larangan kamu itu pasti ada baiknya buat mas dan yang lain, terimakasih sayang" ujar Jero yang di angguki oleh sicantik.

Jero memberikan banyak kecupan pada wajah Biru, membuat Biru tertawa karena Jero menciuminya tanpa henti, setelah itu keduanya berpelukan untuk beristirahat karena besok akan beraktivitas lagi seperti biasanya.

Wajah Biru terbenam pada dada bidang sang kekasih, tentu Jero memeluk Biru dengan cukup erat hingga tak ada jarak apapun antara keduanya, Jero hanya merasa tidurnya selalu terasa lebih nyenyak saat berpelukan dengan kekasih cantiknya seperti ini.




TBC!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC!!!

ATMAJAYA'S  (Haechan Harem) Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang