Tiga hari sudah keluarga Atmajaya dan juga keluarga Biru berlibur, malam ini adalah malam terakhir mereka berada di sana dan akan pulang besok pagi, selama tiga hari ini mereka semua menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, seperti mendatangi tempat wisata, berbelanja oleh-oleh dan juga berkuliner.
Selama berlibur semuanya memastikan Intan merasa senang dan juga puas pada setiap agenda yang mereka lakukan disetiap harinya.
Malam ini adalah waktu dimana rencana besar anak-anak Atmajaya akan dilaksanakan, kelima kekasih dari Biru itu sudah mengajak Jonas dan juga Eca untuk bekerja sama agar acara malam ini akan menjadi malam yang membahagiakan dan sempurna.
Sedangkan Biru tak tau sama sekali akan ada apa nanti malam, yang jelas dengan permintaan sisulung Atmajaya, nanti malam Biru akan diarahkan kepantai dimana sudah ada yang membuat dekorasi dan juga persiapan oleh Eca dengan dalih untuk memberikan kejutan bagi sang mama dimalam liburan terakhir ini.
Kini waktu menunjukkan pukul 6 sore, Eca sedang berada dikamar dimana Biru beristirahat, Eca membawa satu stel pakaian untuk Biru pakai sebagai dresscode acara kejutan malam ini, tanpa menaruh rasa curiga Biru menerima pakaian itu sambil tersenyum manis.
Biru menggantungkan pakaian itu dilemari, lalu Biru kembali duduk disamping Eca ditepi kasur.
"jadinya mau buat kejutan apa buat, mama kak?" tanya Biru semangat.
"paling cuma bikin pesta kecil-kecilan di pantai, ya biar berkesan aja gitu malam liburan terakhir kita" ujar Eca berbohong.
"aku pengen deh kasih hadiah buat mama" Biru tersenyum tipis.
"tapi waktunya ngga keburu dek, hadiahnya nyusul aja kan ngga papa" Eca mengelus rambut calon adik iparnya itu.
"hemm iya deh gitu aja" ujar Biru lalu menyengir.
"yaudah sekarang adek mandi terus siap siap, nanti jam setengah 7 kita berangkat" ucap Eca pelan.
Biru mengangguk lalu tersenyum, Eca pergi dari kamar itu agar Biru bisa segera bersiap-siap, Eca berjalan kearah kamar paling besar divilla itu dimana semua orang sedang berkumpul disana untuk menentukan rencananya agar Biru tidak curiga.
Eca duduk disebelah calon mertuanya lalu mengatakan bahwa dirinya sudah memberikan pakaiannya pada Biru untuk dipakai malam ini.
"ntar kita berangkatnya bareng-bareng?" tanya Jonas pelan.
"oh engga, entar Eca sama Biru berangkat duluan, nanti ajak Biru mampir dulu pakai alasan mau beli apa gitu ya ca, biar nanti gue sama yang lain yang bakalan sampai dipantai lebih dulu" ucap Jero yang diangguki oleh Eca.
"ok dehh, semoga lancar ya, gue seneng banget adik kecil mau dilamar" Eca tertawa bahagia.
"kita juga seneng kok kak bisa sampai dititik ini, semoga Biru nerima kita yaa, yaudah kalo gitu kita siap-siap juga deh biar ngga buru-buru nanti" ujar Bara pelan.
Semuanya mengangguk setuju, setelah itu satu persatu dari mereka mulai pergi dari kamar itu untuk segera bersiap-siap.
#Skip
Eca dan juga Biru sudah selesai berdandan, keduanya lebih dulu pergi meninggalkan villa karena seperti yang Jero sudah perintahkan tadi, Eca akan mencari alasan supaya Biru bisa berangkat terlebih dahulu agar tak merasa curiga.
Setelah hampir 15 menit Eca mengajak Biru membeli lilin dengan alasan dekorasi lilin yang dibutuhkan kurang, setelah dirasa mungkin keluarga Atmajaya, sang calon mertua dan juga tuanangannya sudah sampai dipantai, Eca segera mengajak Biru untuk segera pergi menyusul.
Sesampainya dipantai, Eca menggandeng tangan Biru untuk menuju spot yang sudah tersedia dekorasi disana, banyak bunga mawar dan juga lilin yang membuat tempat itu terlihat sangat indah, keadaan masih sepi, Eca segera mengajak Biru untuk pura-pura menata lilin yang mereka beli tadi, setelah melihat Biru mulai menata lilin-lilin itu, Eca memberikan kode pada yang lain untuk segera datang kesana, namun sebelum itu petasan-petasan yang sudah disiapkan sudah mulai dinyalakan, Biru yang kaget pun langsung melihat kearah langit-langit dan mendapati petasan itu bertuliskan "will you merry me?" pun segera menoleh kebelakang dimana Eca berada namun Biru malah mendapati para kekasihnya, mama dan juga abangnya sudah berdiri dibelakangnya sambil tersenyum kearahnya.
"Hai anak cantik" sapa Jero pada kekasihnya.
"mas, ini maksudnya apa?" tanya Biru lirih.
"kamu udah baca tulisan dari ledakan petasan tadi kan?" Marko tersenyum teduh.
"ini kalian serius? katanya kita kesini buat kasih kejutan buat mama" tanya Biru dengan raut wajah kebingungan.
"heii, kok malah bengong" peringat Gara pada sicantik.
"bentar dulu, aku masih ngga ngerti" cicit Biru pelan.
"sebenarnya kita yang bikin kejutan ini, bukan kejutan untuk tante lntan, tapi kejutan untuk lamar kamu" Bara tersenyum tipis.
"maaf karena ini kaya mendadak banget buat kamu, tapi kita udah rencanain ini dari lama, kita pengen cari waktu yang tepat untuk lamar kamu, dan kita rasa malam ini adalah waktu yang sangat tepat" kini giliran Savian yang berbicara.
"mama sama abang juga udah tau?" tanya Biru sambil menatap mama dan juga abangnya.
"udah sayang, maaf ya karena udah bohongin adek" Jonas tersenyum sambil menatap Biru lekat.
Intan berjalan mendekat kearah Biru berdiri, Intan menggenggam kedua tangan milik anak bungsunya itu, Intan tersenyum manis dan menatap sang anak dengan tatapan teduhnya, hal itu membuat Biru tiba-tiba merasa sedih bukan main, matanya berkaca-kaca namun Biru berusaha untuk tersenyum.
Intan menoleh kebelakang dimana para kekasih dari anaknya dan juga Jonas bersama Eca dengan senyum bahagianya, kemudian Intan menoleh kearah Biru lagi.
"Jer sebaiknya kita mulai acara makan dulu, kasian Biru belun makan dari siang, dilanjutin nanti lagi buat acara tuker cincinya" ujar Eca yang membuat Jero sadar bahwa moment tadi sangatlah kurang pas, mungkin karena mereka kurang persiapan.
"yaudah kalo gitu, makananya udah siap semua kan?" tanya Jero pada akhirnya.
"udah kok, tadi gue udah cek" ujar Jonas pelan.
"tolong ajak Biru sama tante Intan ke meja makan ya Ca, kalo gue yang ajak takutnya Biru canggung, karena pasti masih agak kaget anaknya" ucap Jero meminta tolong pada Eca.
"yaudah kalian kemeja duluan" ujar Eca pada yang lain.
Eca berjalan mendekati keduanya, lalu mengajak mereka untuk dibawa ke sebuah meja panjang yang sudah berisi banyak makanan, mereka akan makan terlebih dahulu agar sesi selanjutnya tak terganggu.
Dan selama sesi makan berlangsung, Biru sama sekali tak mau menatap kelima kekasihnya karena merasa malu dan juga gugup, kelima anak Atmajaya yang paham pun memilih untuk tak menanyakan apapun lebih dulu agar Biru bisa makan dengan lahap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.